/0/2610/coverbig.jpg?v=53069fa122679ab9c915102f74f2c567)
⚠️Mature content! Enigma berasal dari bahasa Latin berarti Teka-teki, Misterius, Taksa, Kabur, Bias, Ambigu. Perjodohan antara Numa dan Afkar memang penuh teka-teki untuk menutupi banyak rahasia di antara mereka. Ikuti kisah NumAf hingga akhir agar bisa menguak misteri besar dalam keluarga mereka. "Selain perjanjian tutup mulut soal rahasia-rahasia ini, kita enggak perlu bikin kontrak lain buat membahas soal batasan tentang beberapa hal seperti di film atau novel, 'kan? Misalnya hanya berinteraksi mesra di depan orang lain, ngurusin hidup masing-masing aja atau semacamnya?" -Qinana Solanuma Fagales "Yang benar aja! Apa hidup kita belum seperti cerita novel bagimu? Lagi pula, apa untungnya bikin kontrak berisi peraturan yang bisa bocor bahkan dilanggar kapan aja? Kita cuma harus kerja sama sampai akhir kalau pengen hidup tenang tanpa intervensi siapa pun." -Afkar Rasendriya Aryasatya Kalau tidak rumit, bukan ENIGMA namanya. KARENA WANITA SELALU INGIN DIPERJUANGKAN DENGAN CARA YANG MANIS, walaupun suka cari perhatian dengan cara berlebihan.
Awas! Jebakan konten-konten dewasa.
Suasana di penthouse The Magnífico View sangat mengintimidasi setelah pintu utama kembali tertutup dan semua orang meninggalkan Elle seorang diri bersama Ardan.
"Kemarilah, kita lihat dulu bekas suntikanmu," ucap Ardan tenang sambil mengulurkan tangan ke arah Elle. Tanpa sempat Elle tolak, Ardan mengarahkannya untuk duduk di pangkuan pria adonis yang menggenggam tangannya dan sesekali memberikan remasan pengantar gelenyar asing pada tubuh Elle.
Elle terkesiap saat tangan besar dan hangat milik Ardan menelusuri bekas suntikan yang sudah tak membengkak, tapi masih terdapat memar samar di siku dalamnya. Ia diam saja bukan karena menurut, tapi karena ia berusaha mencerna apa saja yang sudah terjadi selama satu bulan ini. Semuanya, tanpa terkecuali. Termasuk cara pria ini menemukannya di London sebulan lalu dan bagaimana bisa Ardan berada di tempat ini sekarang.
Beberapa menit berlalu. Ardan terus mengunci pandangannya ke arah Elle sambil mempelajari bahasa tubuh gadisnya. Membuat Elle semakin salah tingkah dan merasa tegang hanya karena tatapan yang tak bisa ia prediksi apa artinya. Ardan sedikit mencondongkan tubuhnya, "Kenapa bisa memar? Mereka bilang ini juga sempat membengkak. Apa yang coba kau lakukan, hm?" lirih Ardan tepat di telinga Elle.
"A-aku tak melakukan apa pun. Bisa aku duduk sendiri sekarang?" Sial! Rasa terintimidasi ini tak kunjung hilang dari dirinya. Sebenarnya sejak tadi ia tak nyaman berada sedekat ini dengan Ardan, tapi ia tahu pria ini tak bisa ditolak karena dia sudah tertangkap basah menipunya mentah-mentah satu bulan yang lalu.
"Nanti dulu, Nona Lieben. Bukankah ada satu suntikan lagi? Kita juga harus memastikan tak ada bengkak atau memar, 'kan? Tunjukkan di mana bekas suntikan yang satu lagi," ucap Ardan dengan intonasi tak ingin dibantah.
Elle terkesiap, ia memandang ke arah Ardan dengan wajah pias. Bagaimana bisa ia menunjukkan bekas suntikannya yang kedua? Dia tak ingin sembarangan pria melihat bagian tubuhnya yang seharusnya tertutup dan tak boleh mudah dijamah orang lain. Terutama pria, terlebih lagi jika dia adalah pria asing. Ardan masih tak mengalihkan pandangan menuntutnya, membuat darah Elle surut dari wajahnya seketika.
"Bukannya aku tak mau bekerja sama, tapi aku yakin bekas suntikannya pasti tak akan berbekas seperti yang ada di tanganku," elak Elle mencoba mencari alasan. Yang jelas ia tak akan mau dimanfaatkan siapa pun lagi mulai sekarang.
"Bagaimana kau bisa yakin? Apa kau mencoba membodohiku lagi?" tukas Ardan kembali menyudutkan Elle.
"Bukan, aku tak bisa menunjukkannya karena memang itu ada di bagian yang tak seharusnya dilihat sembarang orang. Lagi pula aku ingin bertanya satu hal padamu. Perjanjian kita sepenuhnya tentang NDA, 'kan? Bukan tentang nikah kontrak seperti yang kau bilang sebelumnya, lalu untuk apa tuan Aloui dan dokter Wilson mengajukan banyak pertanyaan membingungkan padaku? Oke, aku bisa paham jika dia mengambil darahku untuk memastikan kesehatanku karena aku sekarang sudah resmi menjadi tawananmu, tapi suntikan aneh dan pertanyaan panjang tentang latar belakangku dan keyakinan yang kuanut itu ...." Keberanian Elle untuk bicara lagi-lagi padam saat ia menyadari tatapan tak suka dari Ardan, "Satu bulan lalu kau sudah bilang tak akan marah, dan menyuruhku mengatakan apa pun yang ingin kutanyakan. Kenapa sekarang kau menatapku seperti ini?" cicit Elle takut-takut.
Ardan memejamkan kedua matanya sambil mendengus kasar, "Dengar, satu bulan lalu aku sudah bilang padamu untuk membaca dokumennya dengan benar dari halaman pertama sampai akhir, tapi sepertinya kau tak peduli dan langsung menandatangani dokumen tebal itu. Aku selalu memberimu kesempatan, 'kan? Lagi pula, saat kau menjawab pertanyaan dokter Wilson atau tuan Aloui apakah ada paksaan dan harus sesuai dengan keinginanku? Aku hanya memintamu mengganti gaunmu sebagai isyarat jika kau setuju dengan semuanya, dan tentu saja tidak akan ada pernikahan kontrak di antara kita karena itu bukan gayaku selain memang dilarang dalam keyakinanku. Well, sekarang itu juga sudah menjadi keyakinanmu. Kau punya banyak kesempatan untuk menolak bahkan lari dariku selama satu bulan ini, tapi kau memilih tetap mengikuti semua prosedurnya dan tinggal sampai detik ini. Malahan kau sampai menghampiriku ke sini, apa kau serindu itu padaku? Satu hal lagi, harus berapa kali aku bilang kalau kau bukan tawananku. Jadi, jangan membuatku marah, Elle!" bentak Ardan di akhir kalimat, membuat napas Elle menjadi pendek-pendek seketika. Sepertinya semua kalimat Ardan terdengar sangat ambigu. Pasti ada saja bagian yang tak ia pahami.
Sudah cukup! Habis sudah kesabaran Ardan. Saat ini dia seperti menghadapi Marseille Levanchois dan Mirele Lieben secara bersamaan, "Kau sudah tahu untuk apa fungsi suntikan yang diberikan dokter Wilson waktu itu, 'kan?" Ardan memastikan sesuatu sebelum memutuskan nasib Elle malam ini.
Elle terkesiap, ragu. Satu bulan lalu otaknya dipaksa bekerja keras mencari jalan keluar sebelum masalah ini bertambah besar dan rumit sampai dia lupa bertanya untuk apa saja obat dan suntikan yang diberikan padanya. Dia tahu soal multivitamin yang selama satu bulan ini ia minum setelah sempat mendapat perawatan karena ditemukan dalam keadaan pingsan, tapi untuk suntikan yang terakhir itu? Ia benar-benar melewatkan kesempatan untuk bertanya pada dokter Altheda Wilson. Ia berdehem pelan, "Aku tak sempat bertanya, karena kau juga tahu aku baru saja siuman saat itu. Aku hanya paham tentang perjanjian tutup mulut yang kutanda tangani denganmu, dan tentu saja aku tak punya pikiran untuk lari karena lebih fokus mencari keberadaan adikku yagn masih menghilang sampai saat ini. Jadi, menurutku selama harus tinggal denganmu itu sama saja seperti menjadi tawananmu, 'kan?" jawab Elle lagi.
Ardan mengeluarkan seringaian berbahaya dengan tatapan gelapnya, suaranya menjadi lebih berat, "Sadarkah kau karena kau selalu berhasil memancingku, Nona Lieben? Kau tetap bersikeras menggunakan istilah tawanan denganku, itu artinya aku berhak melakukan apa pun padamu sebagai TUANMU. Itu maksudmu, 'kan?" ulang Ardan mengantisipasi jawaban Elle dengan aura mengintimidasi yang terlampau kuat.
Tentu saja Elle bergeming, ia jadi tak yakin dengan kesimpulannya sendiri saat ini. Sebenarnya apa yang sedang coba dikatakan Ardan? Dia menatap dalam pada iris cokelat milik Ardan yang semakin menggelap, benarkah? Kenapa bisa berubah warna sampai seperti ini?
"Kalau begitu akan kucari sendiri bekas suntikan keduamu, karena sekarang aku adalah TUANMU!" gertak Ardan, lalu beranjak setelah menyelusupkan kedua tangannya pada tubuh Elle.
Petir tiba-tiba menggelegar di kegelapan langit Britania, membuat Elle terperanjat karena dua hal, ancaman Ardan sekaligus efek suara gelegar yang kembali memekakan telinganya. Tanpa banyak kata Ardan membopongnya ke dalam kamar dengan langkah lebar.
"Tu-tunggu! Kita belum selesai bicara, please jangan menakutiku seperti ini, kumohon," pinta Elle mulai menyadari jika dirinya berada dalam bahaya.
Sia-sia, Ardan malah menutup pintu kamar menggunakan kakinya hingga suara bantingan pintu kembali membuat Elle tersengal. Terlalu mencekam, terlalu berbahaya. Dia harus membuat Ardan mengurungkan apa pun niatnya saat ini sebelum semuanya terlambat!
Ketika dua orang yang sama-sama dipermainkan nasib akhirnya harus bertemu di persimpangan takdir bernama,
Enigma: Teka-teki
--DanElle--
⚠️Mature content! Sudah bosan dengan cerita nikah paksa yang tipikal? Coba deh baca kisah satu ini. Masukkan ke rak buku aja dulu sebelum ketinggalan kisah khilaf-khilaf bikin baper sekaligus pemicu halu ini lebih jauh. Alexandria Serenata Atmadya tidak pernah menyangka bahwa keputusannya untuk pindah dari kota metropolitan ke kota megapolitan untuk menerima tawaran pekerjaan sekaligus melarikan diri malah membawanya pada banyak tantangan dan kejadian yang mengubah jalan hidupnya. Padahal niat awalnya hanya untuk membantu karena dia memiliki satu kelemahan, terlalu mudah berempati sampai sulit berkata tidak. Ujung-ujungnya malah semakin terjebak hingga tak kuasa menolak. “Tadi aku ngikutin alur aja biar kamu tetap punya muka di depan orang-orang yang kita kenal. Ngomong-ngomong, emang kapan kita ngadep penghulunya? Kok main ngaku udah sah aja?!” —Alexandria Serenata Atmadya “Anggap aja tadi tahap persiapan mental sebelum ijab kabul kita sebentar lagi. Kalau udah gini kamu gak bakalan bisa nolak lagi, ‘kan?” —Ragnala Firaz Himawan Apa jadinya kalau si Pintar harus selalu berurusan dengan si Cerdik? Bagaimana jadinya kalau si Tricky ketemu si Manipulative? Mungkinkah ada sebuah perjanjian rahasia di balik paksaan untuk mengubah status di kesempatan kedua? Terutama ketika kini sudah ada malaikat mungil berwajah mirip dengan keduanya yang baru diketahui keberadaannya oleh dunia setelah ia berusia empat tahun. KARENA WANITA SELALU INGIN DIPERJUANGKAN DENGAN CARA YANG MANIS, walaupun dia sudah terbiasa menghadapi pahitnya hidup.
⚠️Mature content! Amata berasal dari bahasa Latin, artinya Dia yang Tercinta atau Tersayang. Sudah nyaris tiga tahun Hwan tidak pernah berkunjung ke kampung halamannya. Saat dia berencana memberikan kejutan untuk ibu dan adik perempuan satu-satunya yang sangat dia sayangi, ternyata sang ayah juga ikut memberikannya kejutan yang mati-matian dia hindari. “Sepertinya sia-sia aja usahaku buat berkelit dari bahasan pernikahan sampai sekarang. Akhirnya akulah yang harus dijadikan tumbal dari tingkah konyolmu sejak dulu. Apa mereka lupa siapa yang sudah membuatku gak percaya cinta selama ini? Benar-benar gak masuk akal!” —Lee Hwanhee “Sudah kuduga! Kalian sengaja menggunakan rahasiaku sebagai alasan agar aku mau menerimamu sebagai suamiku dan berharap aku selalu bergantung padamu? Alasan tak masuk akal! Aku tak peduli alasan konyol apa yang membuat kita harus menikah, tapi jangan harap aku akan tinggal diam saat kalian menjadikanku sebagai menantu boneka. Teruslah menguji kesabaranku maka kau akan terkejut saat tahu siapa aku yang sebenarnya.” —Ayda Hannah Elsworth Kesabaran dan kedewasaan Hwanhee seolah terus saja diuji saat harus berhadapan dengan seorang Ayda Hannah Elsworth. Memanfaatkan kedatangan mereka berdua saat kembali ke Seoul, kedua kepala keluarga Lee dan Elsworth yang sejak dulu ingin mengikat tali kekerabatan segera mengundang mereka dalam acara pernikahan mereka sendiri. Masalahnya, Hannah memiliki segala perpaduan yang bisa membuat seluruh rambut di tubuh Hwan rontok seketika. Tentu saja ini bukan hiperbola sebab pengantinnya Hwan merupakan perpaduan dari Khailina, ditambah Jenna, dilengkapi Marsha dan Healin. Mereka berempat adalah para bungsu yang membuat Hwan selalu bergantung pada sepatu larinya agar bisa melarikan diri kapan pun dia butuhkan. Namun, sisi baiknya wanita mandiri satu ini juga memiliki sifat seperti Numa, Naya dipadukan dengan Rasheika karena selalu bisa diandalkan ketika dibutuhkan. Well, setidaknya selama wanita itu tidak dilanda kebosanan hingga membuatnya kembali melakukan aksi konyol atas nama keadilan. KARENA WANITA SELALU INGIN DIPERJUANGKAN DENGAN CARA YANG MANIS, walaupun mereka adalah makhluk paling rumit untuk dipahami. —Love and Trick— Amata: Beloved HwanNah
⚠️Mature content! Sandhya Sheina Aninditha sangat membenci Bosnya hingga ke tulang. Intinya, dia membenci siapa pun yang memiliki nama belakang Levanchois. Ia terpaksa bertahan menjadi karyawan di tempatnya bekerja hanya demi menyelesaikan misi rahasia, meskipun rekan kerjanya terus saja menyeret Sheina dalam permainan politik kantor yang sudah mengakar di salah satu perusahaan milik keluarga Levanchois. Well, enough is enough! Dia memutuskan untuk membalas dendam kepada mereka semua sebelum melemparkan surat pengunduran diri pada orang-orang yang selalu berusaha merusak kewarasannya sebagai karyawan berdedikasi. Sampai takdir membuatnya bertemu dengan pria paling berkuasa yang sialnya adalah salah satu anggota keluarga Levanchois. Kekuasaannya bahkan melampaui mantan Bosnya yang terkutuk. Oh, tidaaaak!! Bisakah dia membebaskan diri dari bayangan nama besar keluarga Levanchois? Kalian harus membantunya untuk segera mencari jalan keluar sebelum Sheina terperangkap semakin jauh dalam permainan konyol dan usaha saling mendominasi tak berujung ala mereka berdua. "Cepat tandatangani surat persetujuan ini jika tidak ingin melihat saya berulah lagi dan membuat nama perusahaan Anda kembali terancam, Pak. Saya juga tak akan sudi terjebak lebih lama di perusahaan terkutuk itu!" —Sandhya Sheina Aninditha "Kalau begitu tandatangani dulu penawaran kontrak baru denganku. Bukankah ini yang disebut simbiosis mutualisme dalam bisnis? Kau akan mendapatkan yang kau inginkan dengan terbebas dari sepupuku, begitu juga denganku." —Samuel Clark Levanchois Tandatangani Kontrak Cintamu Denganku dan aku pasti akan mendapatkanmu dengan cara yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya! KARENA WANITA SELALU INGIN DIPERJUANGKAN DENGAN CARA YANG MANIS, sekalipun dia tak percaya dengan komitmen.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……