/0/2500/coverbig.jpg?v=80108e15f8fab99d1f5f3fe105bf8f5a)
Zee terpesona menyaksikan pemandangan di depannya. seorang laki-laki sedang dianiaya oleh beberapa preman dengan tanpa belas kasihan. Jiwanya meronta menyaksikan betapa lemah dan tidak berdayanya lelaki yang kini sudah bersimbah darah, dang tergeletak begitu saja tanpa bisa melawan. Zee akhirnya menolong korban penganiayaan dengan mengalihkan perhatian dari para preman dengan memposisikan dirinya sebagai seorang pahlawan. Para preman yang melihat gadis berkerudung biru sedang berdiri di hadapan mereka dengan berkacak pinggang akhirnya melepaskan pemuda yang sudah tergeletak tak berdaya. Mereka lebih tertarik untuk menghadapi gadis yang kini tersenyum dengan ramah kepada mereka. Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah laki-laki yang teraniaya bisa diselamatkan dan mengapa mereka melakukan penganiayaan? Ayo kita ikuti kisah selanjutnya.
"Kau masih belum mau mengatakan di mana chip itu, hah? Awas, aku akan mencari chip itu di manapun kamu menyembunyikannya." Seorang laki-laki tampan namun keji, sedang menginjakkan kakinya di kepala seorang laki-laki yang lain dengan dikawal beberapa anak buahnya. tidak ada pergerakan apapun dari laki-laki di bawah sepatu pria itu, membuat Zee, seorang gadis cantik berkerudung ungu segera turun dari motor matik yang dia hentikan di bawah pohon cemara yang berjajar di sepanjang jalan Kusuma.
"Apakah keberanianmu hanya bisa kau tujukan kepada laki-laki lemah seperti yang kau injak saat ini, Tuan? Sungguh sangat memalukan ketika seorang laki-laki gagah sepertimu hanya bisa menindas makhluk lemah tanpa belas kasihan."
Leo, Pria yang sedang sibuk menginterogasi musuhnya terpaksa menoleh ke sumber suara. Meskipun sudah ada anak buah yang ia percaya untuk mengawasi pergerakan dari musuh, namun Leo sama sekali tidak bisa membendung rasa penasarannya mendengar gertakan dari seorang wanita.
"Kau . .. jangan sekali-kali kau mencampuri urusan kami." seru seorang laki-laki yang sejak tadi hanya mengawasi Leo. Ia segera melangkah mendekati Zee dan mencoba untuk memandang Zee dari atas sampai bawah. Bodyguard Leo tersenyum smirk. Ia menjilat bibirnya sambil sesekali melirik Zee yang menatapnya sambil mengepalkan tangannya.
"Kau cantik juga rupanya, Nona. Apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini di jalan sepi? Apakah kau sengaja menyerahkan dirimu untuk menghangatkan malam kami?"
"Ha ha ha," anak buah Leo yang lain tertawa mendengar kalimat temannya, membuat Leo menepukkan tangannya dengan keras. Ia sama sekali tidak menyangka kalau akan bertemu dengan gadis yang selama ini dicarinya. Gadis berkerudung ungu, yang selalu menghiasi mimpi-mimpinya setiap malam. Gadis yang ia lihat di cafe saat sedang meeting dengan klien dari Jepang.
"Hentikan!" Anak buah Leo yang semula tertawa akhirnya menutup mulutnya serentak. Mereka melihat wajah Leo yang tampak berubah melembut. Ia melangkah meninggalkan laki-laki yang kini masih tergeletak di jalan raya tanpa mempedulikannya sama sekali.
"Kau datang ke sini? Siapa yang menyuruh kamu untuk menemuiku, hem?"
Zee terpana mendengar pertanyaan. Ia mengerutkan keningnya, mencoba mengingat-ingat dimana dirinya bertemu dengan Leo. Laki-laki tampan yang sangat arogan dan kini sedang melangkah mendekatinya.
"Siapa kau?"
Leo tersenyum tipis. Teramat tipis sehingga nyaris tak ada yang menyadari kalau Leo sedang tersenyum. wajah tampannya
"Kau tidak mengenalku? Benarkah? Atau kau hanya pura-pura tak mengenalku? Aku tahu semua orang mengenal siapa CEO perusahaan LA. Jangan berpura-pura karena aku sama sekali tak percaya."
"Aku tidak akan pernah berbohong pada apa yang aku tahu dan tidak aku tahu. Katakan kepadaku siapa kamu dan mengapa kamu tega menyakiti laki-laki itu?"
Leo memandang ke arah laki-laki yang masih tergeletak di tempatnya dengan sorot mata tajamnya, bergantian menatap Zee.
"Katakan ada hubungan apa kau dengan laki-laki itu!"
Zee mengedikkan bahunya. Ia memang menolong setiap orang yang membutuhkan. Orang lemah tanpa harus mengenal satu persatu orang yang ditolongnya. Baginya apapun kejahatan di hadapannya, ia merasa memiliki kewajiban untuk memberantasnya termasuk kejahatan yang dilakukan oleh Leo saat ini.
"Apakah aku harus mengenal korban dulu untuk membantu? Ah, aku bukan tipe seperti itu. aku sama sekali tidak tahu siapa laki-laki yang kini sedang kau intimidasi, namun karena kau melakukannya di depanku, aku merasa perlu untuk campur tangan urusanmu."
"Baiklah. Sekarang apa maumu?"
Zee menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan bodoh dari Leo. Ia ingin langsung mengatakan kepada Leo kalau dia ingin laki-laki di hadapannya dilepaskan, namun Zee yakin kalau Leo pasti akan menolak.
"Aku yakin kamu tahu apa mauku."
"Dengan satu syarat." Zee mengerutkan keningnya mendengar Leo mengajukan syarat.
"Tanpa syarat apapun. Aku tidak sudi memberikan apapun kepada laki-laki arogan sepertimu."
Leo menepuk kedua tangannya, membuat semua anak buahnya mendekat. Mereka berlima mengelilingi Leo dan mendekatkan telinga masing-masing ke dekat bibir Leo, mencoba menerima perintah dengan lebih jelas.
"Baik, Tuan. Semua sangat mudah untuk kami. dia hanya gadis ingusan yang hanya mengandalkan kecantikannya untuk menyelamatkan laki-laki kurang ajar itu."
Leo menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari anak buahnya. ia yakin kemampuan Zee pasti di atas rata-rata. Kalau tidak, Zee tidak akan berani mendekati siapapun yang sedang terlibat perkelahian apalagi di tempat sepi tanpa pengguna jalan lain.
"Tugasmu menangkapnya hidup-hidup. Jangan membuat dia lecet sedikitpun."
"Baik, Tuan."
Setelah menyetujui permintaan Leo, anak buahnya yang berjumlah enam orang mengelilingi Zee, membuat gadis itu memejamkan matanya. ia tidak ingin terlalu gegabah dalam bertindak. Salah langkah sedikit keselamatannya akan sangat terancam.
"Ayo majulah!" seru Zee seraya menyiapkan kuda-kudanya. Tubuhnya memutar kesana-kemari mendeteksi serangan lawan, namun beberapa saat, masih belum ada pergerakan dari para bodyguard LEo. Zee semakin waspada kepada keadaan yang sedang dialaminya. Ia tidak ingin terlalu lama menghabiskan waktu apalagi saat ia melihat banyak darah yang keluar dari hidup laki-laki yang tergeletak di jalan.
Ia segera mengepalkan mennyatukan tangannya di depan dada, mencoba mengambil senjata andalannya dan dengan sekali menjentikkan jari, tiba-tiba dua orang anak buah Leo tersungkur di belakangnya.
"Aaa"
"Willy"
"Sandy"
Dari tempatnya Leo mengeratkan giginya. Ia sama sekali tidak mengira kalau gadis yang disukainya sejak pertemuan di cafe itu memiliki kemampuan terselubung. Tangannya sama sekali tidak melakukan apapun namun dua anak buahnya langsung tersungkur dan tak memiliki kekuatan apapun untuk bangun.
"Kau pintar juga rupanya, Jalang. Aku akan membuktikan kepadamu kalau kemampuanmu sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemampuan Tuan Mudaku."
Zee masih fokus kepada satu tujuannya. Ia sama sekali tak ingin menyia-nyiakan ketidaksiapan anak buah Leo yang lain.
"Jangan banyak bicara karena aku sama sekali tidak peduli kepada apapun yang kamu katakan. Lepaskan laki-laki itu dan pergi dari hadapanku."
"Ha ha ha, tentu saja kalau kau mampu mengalahkan kami."
Zee tahu kalau keempat lawannya sudah menyiapkan kemampuannya dengan maksimal. Mereka pasti sudah bersiap untuk menerim senjata ampuhnya yang kini sudah kembali ke tangannya dengan sendirinya. Saat ini, Zee mencoba menggunakan cara lain. ia mengangkat kedua tangannya ke atas lalu ia memutar keduanya dan dengan sekali tebas, seketika empat orang anak buah Leo berdiri menjadi kaku.
Leo yang dibuat terkejut dengan keadaan, akhirnya mendekat ke laki-laki yang kini masih tergeletak dalam keadaan tak berdaya. Ia mencoba menarik tubuh laki-laki itu dan menyeretnya menuju mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya, namun sebelum ia mencapai mobilnya, Zee mengirimkan totokannya ke beberapa bagian tubuhnya.
"Aaaah, kau . . ." Leo tersungkur di tanah dan hanya bisa memandang Zee yang kini sedang berusaha menyeret tubuh laki-laki yang sudah bersimbah darah menuju motor matiknya.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?