Citra Disa Anintya. Mereka meneriakiku, memaki dan melempar beberapa benda menjijikan. Tak apa, aku sudah terbiasa. Bahkan aku pernah mendapatkan hal lebih dari ini, sikap kekanak-kanakan mereka tak akan pernah menghentikan tujuanku berada di bangunan ini. "Lonte! Gak pantes sekolah di sini!" "Jablay woy! Berapa tarif lo?" Sengaja kudiamkan semua makian itu. Belum saatnya jati diriku terbongkar, kekuatanku kupameran. Akan ada saatnya ketika mulut mereka kubungkam dengan pukulan mautku, atau suara mereka kuhilangkan dengan tatapan tajamku. Belum saatnya sampai uang itu berada di tanganku. Ada identitas yang harus kujaga, nama baik yang harus kulindungi serta pencapaian yang harus kuraih. Berlagak seperti seorang gadis kutu buku yang pernah tersandung kasus seksual dengan seorang guru, membuatku harus terlihat sabar dan pendiam. Padahal gadis yang sesungguhnya tengah terbaring koma karna mencoba mengakhiri hidupnya sendiri, itu tak akan terasa sulit bagiku.
Daga Kevindra.
Aku pernah menyukainya, bahkan rela berkorban untuknya. Kudapatkan hukuman pertamaku karna membelanya, ketika sebuah keceriaan dan kehalusan masih berada di dalam dirinya.
Namun tragedi mengerikan membuat gadis itu menjauh bahkan pergi dariku. Tidak! mungkin bisa kukatakan diriku yang pergi meninggalkannya. Itu semua bukan keinginanku, diriku yang dulu belum mengetahui arti dari sebuah keperihan seorang gadis yang sendirian.
Dia adalah masa kecilku, penyebab jantungku berdetak lebih kencang untuk pertama kalinya. Ketika semua cahaya seolah terpusat darinya, bayangan seorang bocah kecil yang menemukan gadis pertamannya.
Lima tahun yang lalu, pertama dan terakhir kalinya aku merasakan degupan aneh itu. Bahkan hingga kini, ketika semua gadis tersenyum kepadaku degupan itu tak datang. Yang kurasakan hanyalah kebekuan, jantungku seperti membatu sejak lima tahun yang lalu.
Citra Disa Anintya.
Untuk apa aku dipaksa menempuh pendidikan? Bahkan seorang kriminal yang sudah sering mampir ke kantor polisi sepertiku tak akan memiliki masa depan walaupun menempuh pendidikan hingga jenjang dewa.
Masa depan? Aku pernah memilikinya, bahkan mencoba untuk menatanya bersama dengan kasih sayang dan dukungan yang selalu aku peroleh. Ketika perhatian bahkan kasih sayang seolah memihak padaku.
Itu adalah masa kejayaanku. Setelah menghabisi banyak nyawa demi bertahan hidup seorang diri dan berjuang agar selalu dihormati. Kini tujuan hidupku hanya satu, mendapatkan banyak uang bagaimana dan apapun caranya.
***
Seorang murid yang tengah hangat diperbincangkan tersandung kasus pelecehan dengan seorang guru, namun banyak siswa yang menuding jika muridlah yang terlebih dahulu menggoda si guru.
Bahan perbincangan ini tersebar hingga ke beberapa sekolah. Sang murid yang akhirnya pindah ke sekolah lain tak mendapatkan sambutan hangat karna rumor yang tersebar.
Namun dibalik itu semua, ada sebuah hal yang disebunyikan. Gadis dengan rambut kuncir kuda itu ternyata bukanlah murid yang sesungguhnya. Daga mengenal gadis itu, dan menyadari bahwa identitasnya telah dipalsukan.
Citra Disa Anintya.
Mereka meneriakiku, memaki dan melempar beberapa benda menjijikan. Tak apa, aku sudah terbiasa. Bahkan aku pernah mendapatkan hal lebih dari ini, sikap kekanak-kanakan mereka tak akan pernah menghentikan tujuanku berada di bangunan ini.
"Lonte! Gak pantes sekolah di sini!"
"Jablay woy! Berapa tarif lo?"
Sengaja kudiamkan semua makian itu. Belum saatnya jati diriku terbongkar, kekuatanku kupameran. Akan ada saatnya ketika mulut mereka kubungkam dengan pukulan mautku, atau suara mereka kuhilangkan dengan tatapan tajamku.
Belum saatnya sampai uang itu berada di tanganku. Ada identitas yang harus kujaga, nama baik yang harus kulindungi serta pencapaian yang harus kuraih. Berlagak seperti seorang gadis kutu buku yang pernah tersandung kasus seksual dengan seorang guru, membuatku harus terlihat sabar dan pendiam. Padahal gadis yang sesungguhnya tengah terbaring koma karna mencoba mengakhiri hidupnya sendiri, itu tak akan terasa sulit bagiku.
Setelah mendapatkan nilai yang sempurna. Lima milyar akan menjadi milikku dan mereka akan kehilangan keberanian untuk kembali merundungku.
***
Hanya sebatas dua langkah, lebar gang di salah satu sudut kota. Namun siapa sangka, jika di ujung gang sempit itu terdapat sebuah tempat peristirahatan sekaligus tempat pembantaian milik singa kota. Sebuah singa yang amat sangat manis dan hanya memiliki satu kawanan setia.
Citra Disa Anintya. Singa kota yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan, sosok wanita muda dengan paras cantik namun memiliki jiwa yang sangat beringas. Sekilas penampilannya memang amat sangat anggun, namun keanggunannya itu bisa terlihat menyeraman jika dirinya mulai bekerja.
Rambutnya selalu dicepol tinggi-tinggi, helaian lain melayang dihempas hembusan angin seolah memancarkan kecantikannya. Bahkan jari-jari lentik itu sama sekali tak terduga pernah merobek dan menusuk banyak nyawa.
Di tempat yang penuh barang usang ini, sebuah kelompok berdiri secara tidak resmi. Hanya ada satu alasan yang membuat mereka semua bersatu, pemahaman tentang apa yang menjadi sumber kebahagiaan mereka, yaitu ... selembar uang.
Bagaimana dan apapun caranya, sedikit atau banyak nyawa yang harus hilang. Yang mereka tau hanyalah berapa lembar uang yang akan mereka dapatkan, dan berapa kebahagiaan yang akan mereka dapatkan.
"Cit ...!" Seruan pelan membuat Citra menoleh. Ketika menyadari siapa orang yang memanggilnya, wajahnya berubah penuh senyuman.
"Wouy Tom, dapet berapa duit?" Tomi menyeringai ketika Citra bertanya padanya.
"Lumayan lah, bisa buat bayar les adek gua."
Tomi melemparkan sebungkus plastik hitam, suara dua kaca bertabrakan terdengar nyaring. Ternyata plastik itu berisi dua botol anggur merah yang menantang untuk diteguk habis. Seakan memang paham akan pesta malam ini, Tomi juga memberikan kantung pelastik lain. Kali ini berisi banyak minuman soda di dalamnya.
"Nah ... gitu dong, baru aja gua mau marah. Gua kira lo lupa kalo gua gak bisa minum." Citra langsung membuka satu botol soda dan meneguk setengahnya.
"Mana bisa gua lupa sama cewek cantik kayak lo." Lengan Tomi merangkul pundak Citra akrab, seolah tindakkannya itu adalah hal yang biasa.
Secepat kilat Citra menepis lengan itu. "Gak kapok lo kayaknya, tangan lo ini mau gua patahin lagi?"
Tomi tersenyum kecut, ia meremas lengannya sendiri. Seperti kembali merasakan ngilu yang pernah ia dapatkan.
"Disuruh apa aja tadi lo?" tanya Citra sembari meneguk minuman sodanya.
Tanpa permisi Tomi merebut botol soda milik Citra. "Biasa, ngikutin pejabat lagi. Gila emang ya, bukannya ngurusin rakyat malah ngurusin simpenan mulu."
"Hahaha ... kalo pejabat ngurusin rakyat, gak akan ada namanya orang miskin. Sejahtera semua. Orang pejabatnya tidur mulu makannya rakyatnya juga blangsak mulu."
"Pengalaman lo ya?"
"Bukannya lo yang lebih pengalaman?" Citra kembali merebut botol sodanya.
Tomi kembali bangkit, melangkah menuju sebuah lemari kecil berisi gelas plastik. "Masih siang, gak usah mabok lo." Citra memperingati dengan membantingkan botol sodanya, ia lantas melangkah meninggalkan Tomi.
"Mau kemana lo? Gua gak jadi mabok nih." Tomi mengangkat gelasnya tinggi-tinggi seolah memperlihatkan kepada Citra bahwa dirinya tak akan minum siang ini.
Citra tak menjawab, ia hanya terus berjalan sembari memberikan lambaian dari belakang tubuhnya.
"Nanti malem dateng lo! Kalo gak sodanya gua minum semua." Tomi masih tak menyerah berteriak kepada Citra.
Satu pesan baru saja ia dapatkan, tepat sebelum Tomi datang tadi. Sebuah job baru menantinya, pekerjaan yang akan menghasilkan banyak uang.
Citra kembali berkutik dengan ponselnya, sebuah pesan singkat ia kirimkan setelah melihat jumlah penawaran yang begitu menggiurkan.
"Ok, gua OTW."
Sebuah taksi terhenti tepat dihadapannya, baru saja ia akan membuka pintu taksi tersebut sesaat tubuhnya membeku setelah mendapatkankan sebuah balasan yang cukup detail.
"Gino, berumur 30 tahun. Seorang guru di sekolah Cendiwana. Bunuh hari ini juga!"
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
WARNING AREA 21+ Harap bijak dalam membaca. Berisi kata-kata kasar dan adegan dewasa yang tak cocok dibayangkan oleh anak dibawah umur. Jadi hati-hati ya. ***** Diputuskan sang kekasih hanya karena tak mau memberikan keperawanannya membuat Renata frustasi. Ia sangat mencintai Dinar namun pria itu dengan seenak hati membuangnya. Galaunya Rena dilampiaskan oleh gadis itu mabuk di bar sampai tak sadarkan diri. Beruntung, Ervin teman Rena dari kecil sekaligus musuh bebuyutan Rena diminta oleh papinya Rena untuk mencari gadis itu. Dengan ditemukannya Rena di bar oleh Ervin, papinya Rena meminta Ervin menjadi bodyguardnya dan memantau kemana pun Rena pergi. Hal itu membuat Rena emosi. Ia selalu mencari cara untuk Ervin tak tahan dengannya. Namun waktu berlalu, siapa sangka Sebuah ciuman lembut dari Ervin mampu membuat Rena terbuai, bahkan sejak saat itu kehidupan keduanya berubah menjadi lebih panas.
Alicia adalah istri yang menyedihkan selama tiga tahun. Yang dia dapatkan dari apa yang disebut suaminya hanyalah ketidakpedulian, rasa jijik, dan lebih banyak ketidakpedulian. Sebuah kesempatan bersatu memicu harapan dalam dirinya bahwa Erick akhirnya berubah pikiran. Sayangnya, dia menemukan bahwa niat pria itu yang sebenarnya adalah untuk berdamai dengan cintanya yang hilang. Baik cinta dan kesabaran memiliki tanggal kedaluwarsa. Alicia tidak tahan lagi. Dia melemparkan surat cerai ke wajahnya. Alih-alih segera menandatanganinya, Erick menekannya ke dinding dan meludahi wajahnya, "Kamu ingin menceraikanku? Tidak akan terjadi!" Terlepas dari keengganannya, Alicia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Dia mulai menaiki tangga kesuksesan dan segera menarik banyak pengagum. Erick tidak senang dengan ini. Ketika mereka bertemu satu sama lain suatu hari, Alicia ditemani beberapa anak. Sesuatu yang mendorong Erick untuk bertindak di luar karakter. "Biarkan aku menjadi ayah mereka," tawarnya. Alicia memutar mata ke atas padanya. "Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Ellis. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri." Namun, Erick tidak menerima jawaban tidak ....
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?