Kimberly Aldama seorang gadis yang manis, berwajah cantik, memiliki senyuman manis dan memiliki gigi seperti gigi kelinci. Kimberly memiliki empat kakak-kakak laki-laki dan juga kakak-kakak sepupu. Semuanya sangat menyayanginya dan memanjakanya. Kimberly adalah permata keluarga Aldama dan keluarga Fidelyo. Kedua keluarga besarnya itu sangat menjaganya. Mereka tidak ingin terjadi sesuatu terhadapnya terutama keempat kakak-kakaknya.
Suasana di kediaman Fathir Aldama tampak berisik. Dimana dua orang pelayan sedang menyiapkan sarapan pagi untuk majikannya di dapur.
"Bibi. Apa sarapannya sudah siap?" tanya Nashita selaku Nyonya di dalam rumah tersebut yang melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Sebentar lagi, Nyonya. Tinggal menu makanan untuk nona muda Kimberly saja," jawab salah satu pelayan tersebut.
Nashita membantu pelayan tersebut dengan menata makanan yang sudah selesai dimasak di atas meja. Ketika Nashita tengah menata makanan di atas meja, tiba-tiba putri bungsunya datang menghampirinya dalam keadaan masih mengantuk.
"Pagi, Mom." Kimberly menyapa ibunya sembari mendudukkan pantatnya di kursi.
"Pagi juga, sayang." Nashita membalas sapaan dari putri cantiknya itu, lalu tangannya mengusap lembut rambut putrinya. "Masih mengantuk, hum?" tanya Nashita tersenyum.
"Hm." Kimberly menjawab dengan anggukkan kepalanya.
"Kalau masih mengantuk kenapa bangun? Ini kan baru pukul enam pagi, sayang."
"Enggak tahu. Tiba-tiba pengen bangun pagi aja."
Nashita tersenyum gemas mendengar penuturan dari putri bungsunya. Kemudian Nashita beranjak menuju kulkas. Nashita membuka kulkas tersebut dan mengambil dua kotak susu pisang kesukaan putri kesayangannya itu. Setelah itu, Nashita kembali menghampiri sibungsu.
"Ini untuk membuat semangat putri Mama kembali lagi." Nashita berucap sembari meletakkan dua kotak susu pisang di hadapan putrinya.
Mata Kimberly berbinar-binar saat melihat minuman kesukaannya ada di hadapannya. Kimberly mengangkat kepalanya yang sedari tiduran di atas meja dan tangannya sebagai bantalnya.
"Susu pisang kesukaanku!" seru Kimberly dan langsung menyeruput habis susu pisang tersebut. Sementara Nashita tersenyum bahagia melihatnya.
"Pelan-pelan minum, sayang. Tidak akan ada yang memintanya."
Setelah habis satu kotak. Kimberly meninggalkan meja makan dan menuju ruang tengah dengan membawa satu kotak susu pisang yang masih utuh. Nashita yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum melihat kelakuan kesayangannya itu. Dan setelahnya, Nashita kembali dengan tugasnya menyiapkan dan menata makanan di atas meja.
Beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Mereka adalah Fathir Aldama, Jason Aldama, Uggy Aldama, Enda Aldama dan Riyan Aldama.
Saat mereka menuruni anak tangga, mata mereka melihat sosok gadis manis, cantik, imut dan menggemaskan yang sangat amat mereka sayangi sedang tertidur di sofa ruang tengah dengan layar tv yang menyala. Mereka tersenyum bahagia melihat pemandangan indah itu. Lalu mereka pun memutuskan untuk menghampiri kesayangan mereka itu.
Kini mereka telah berada di ruang tengah dan sudah duduk di sofa. Uggy meraih remot yang di pegang oleh Kimberly, lalu mematikan tv tersebut. Mereka memandangi wajah damai Kimberly yang tengah tertidur.
"Kenapa Kimberly tidur disini?" tanya Uggy bingung.
"Kimberly tidak tidur disini dari semalam kan, Kak?" tanya Riyan.
Jason duduk di samping adik perempuannya. Tangannya mengusap lembut rambut adiknya dan mencium keningnya. Detik kemudian Kimberly pun membuka kedua matanya.
"Kakak Jason," ucap Kimberly.
Jason tersenyum melihat wajah cantik adiknya. "Maafkan kakak, ya yang sudah membuat kamu kebangun."
Kimberly tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak apa-apa, Kak!"
"Kenapa kamu tidur disini, hum?" tanya Fathir.
Kimberly menolehkan wajahnya melihat kearah Ayahnya. "Aku tadi kebangun pukul enam pagi, Dad! Lalu aku langsung turun ke bawah dan melihat Mommy yang sedang menyiapkan sarapan pagi. Aku bosan dan juga mengantuk. Makanya aku tidur disini." Kimberly menjawabnya.
Mereka tersenyum mendengar penuturan dari Kimberly, kesayangan mereka.
"Oh iya. Bukannya hari ini adalah hari pertama kamu masuk sekolah kan?" tanya Enda.
"Iya, Kak Enda." Kimberly menjawabnya.
"Apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Uggy.
"Sudah. Sudah lengkap semua, Kak Uggy!"
"Ya, sudah. Hari pertama kamu masuk sekolah. Biar kakak yang antar!" seru Enda.
"Baiklah."
"Kimberly, sayang." Fathir memanggil putrinya.
"Iya, Dad!"
"Daddy sudah belikan mobil baru untukmu. Apa kamu tidak ingin mencobanya?"
"Nanti saja saat pulang dari sekolah, Dad! Hari ini Kak Uggy sudah janji akan mengantarku ke sekolah." Kimberly memperlihatkan senyuman manis di bibirnya. Mereka yang melihatnya tersenyum bahagia.
"Ya, sudah kalau begitu. Sekarang kamu kembali ke kamar dan bersiap-siaplah!" seru Jason.
"Baiklah," jawab Kimberly.
Setelah itu, Kimberly bangkit dari duduknya dan langsung pergi meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya di lantai dua.
Kini semuanya sudah berkumpul di meja makan, termasuk sibungsu kesayangan keluarga Aldama.
"Kimberly sayang. Makan yang banyak ya!" seru Nashita kepada putrinya.
"Aish, Mommy! Kalau aku makan banyak. Nanti badanku bisa jadi gendut. Memangnya Mommy mau punya anak gendut?" Kimberly mempoutkan bibirnya.
Mereka semua tersenyum mendengar aksi protes dari Kimberly.
"Kalau kakak tidak masalah kalau kamu jadi gendut. Gendut kan lucu. Apalagi kalau kedua pipi kamu itu bertambah bulat. Kan bisa diunyel-unyel setiap hari!" seru Riyan.
"Yah. Itu benar, Yan! Kakak setuju banget," ucap Enda menambahkan.
"Ya, udah! Aku gak jadi makannya." Kimberly seketika merajuk dan mendorong piringnya ke depan, lalu menyandarkan punggungnya di kursi. Jangan lupa bibirnya yang masih manyun.
Mereka semua terkejut saat Kimberly yang merajuk. Kalau sudah seperti ini, akan bakal susah menyuruh kesayangan mereka untuk makan kembali. Jason dan Uggy memberikan plototannya pada Enda dan Riyan.
"Tanggung jawab tuh. Bujukin Kimberly untuk kembali makan," ucap Jason.
"Harus berhasil," sela Uggy.
"Iya, iya!" jawab Enda dan Riyan bersamaan.
"Hei, Kim. Makan lagi ya. Maafkan kakak. Kakak kan cuma bercanda." Enda berusaha membujuk adiknya.
"Tidak mau," jawab Kimberly.
"Ayolah, adek kakak yang manis, baik hati dan cantik. Makan lagi ya. Pleaseee!" Riyan berbicara sembari melipat tangan di depan adik perempuannya.
"Tidak mau. Kenapa sih maksa?" sahut Kimberly yang makin mengerucutkan bibirnya.
"Kimberly makan ya sayang. Dikit juga gak apa-apa. Asal perutnya terisi." Fathir ikut membujuk putrinya.
"Tidak mau. Seleraku udah hilang gara-gara Kak Enda dan Kak Iyan."
"Terus kamu mau makan apa sayang? Apa Mommy bikin sereal saja dan ditemani sama susu pisang?" tanya Nashita.
Kimberly menatap wajah ibunya dengan mata yang berbinar. Dengan cepat Kimberly menganggukkan kepalanya. Sedangkan Fathir, Jason, Uggy, Enda dan Riyan tersenyum gemas dan juga bahagia melihatnya.
Walau sibungsu tak menghabiskan sarapan paginya. Padahal sibungsu baru dua sendok menyuapi makanan itu masuk ke dalam perutnya. Tapi mereka bersyukur dengan sibungsu hanya memakan sereal dan susu pisang. Paling tidak ada yang masuk ke dalam perutnya.
"Ini makanlah." Nashita menyodorkan semangkuk sereal dan satu gelas susu pisang pada putru bungsunya.
"Terima kasih, Mom!"
"Sama-sama, sayang!"
Kimberly pun langsung melahap sereal tersebut dengan semangatnya. Mereka semua tersenyum melihatnya.
Saat Kimberly sedang menikmati serealnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
DRTT!
DRTT!
Kimberly mengambil ponselnya di saku jaket sekolahnya. Dan dapat dilihat olehnya nama 'Sinthia' di layar ponselnya. Kimberly pun langsung menjawabnya.
"Hallo, Sin."
"Hallo, Kim. Kamu dimana?"
"Aku masih di rumah. Tepatnya masih sarapan. Ada apa?"
"Buruan datang ke sekolah. Sebentar lagi akan diadakan ospek untuk siswa dan siswi baru. Akan ada hukumannya bagi siswa dan siswi yang datang terlambat."
"Apa?!" teriak Kimberly. "Ya, sudah! Aku akan segera berangkat."
PIP!
Kimberly langsung mematikan panggilan tersebut.
"Kak Enda. Ayo, buruan antar aku ke sekolah. Tadi Sinthia barusan bilang kalau sebentar lagi seluruh siswa dan siswi baru akan segera berkumpul di lapangan. Siapa yang terlambat akan dihukum?" ucap Kimberly.
"Hei, tenang saja! Tidak akan ada yang berani menghukum adik manis kakak ini. Kamu lupa kalau di sekolah itu ada kakak-kakak sepupunya kamu, hum?" hibur Enda
"Kamu gak lupakan Billy, Triny dan Aryan. Mereka sekolah di sana. Mereka tidak akan membiarkan kamu terkena hukuman." Jason ikut menghibur adiknya.
"Mereka semua senior di sana," kata Riyan.
"Lalu bagaimana dengan Sinthia, Santy, Rere dan Cathrine? Aku tidak mau mereka dihukum karena terlambat, Kak!" ucap dan tanya Kimberly.
"Tenanglah. Semua akan baik-baik saja. Percayalah!" Riyan menghibur adiknya sambil mengusap lembut kepalanya.
"Ya, sudah! Kita berangkat sekarang!" seru Enda.
"Mom. Dad! Aku berangkat ke sekolah dulu." Kimberly berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Kimberly, sayang. Tunggu dulu," panggil Nashita.
"Ada apa, Mom?" tanya Kimberly.
"Kamu lupa satu hal," jawab Nashita.
"Lupa?" Kimberly berucap sembari berpikir. "Apa sih, Mom? Aku benar-benar tak tahu."
"Hah!" Nashita menghela nafasnya. "Ini." Nashita menunjuk kedua pipinya.
Kimberly mengerutkan keningnya. "Memang kenapa dengan pipinya Mommy?"
"Ya, Tuhan! Kenapa putri bungsuku menjadi lemot begini, sih?" batin Nashita.
Sementara Fathir, Jason, Uggy, Enda dan Riyan tersenyum geli melihat keduanya.
"Sebelum berangkat sekolah kan biasanya kamu selalu mencium kedua pipi Mommy, sayang." Nashita akhirnya mengatakan hal itu kepada putrinya.
"Hehehehe. Aku lupa, Mom!" Kimberly menjawabnya disertai kekehannya. Setelah itu, Kimberly pun menghampiri sang ibu. dan memberikan mencium ke dua pipi ibunya.
"Kakak juga mau dong," rengek Jason, Uggy dan Riyan pada adiknya.
Kimberly menghampiri kakak pertama, kakak kedua dan kakak keempatnya itu, lalu memberikan kecupan ke dua pipi kakak-kakaknya itu.
"Daddy, bagaimana? Apa Daddy juga kebagian?" Fathir tidak mau kalah.
"Huff." Kimberly menghembuskan nafasnya. Sedangkan mereka hanya tersenyum gemas melihat wajah imut dan cantik sibungsu kesayangan mereka. Kimberly menghampiri ayahnya, lalu mencium ke dua pipi Ayahnya itu.
"Sudahkan? Boleh aku berangkat sekarang?" tanya Kimberly memasang wajah memelas.
"Silahkan, Princess." Nashita, Fathir, Jason, Uggy dan Riyan menjawabnya sembari tersenyum hangat.
Setelah itu, Kimberly pun pergi meninggalkan kelimanya dan disusul oleh Enda di belakang.
"Dad Mom, Kak Jason, Kak Uggy, Riyan. Kami berangkat!" teriak Enda.
"Hati-hati!" teriak Nashita, Fathir, Jason, Uggy dan Riyan.
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!