Unduh Aplikasi panas
Beranda / SF / Ipar Pemalas Perusak Rumah Tangga
Ipar Pemalas Perusak Rumah Tangga

Ipar Pemalas Perusak Rumah Tangga

5.0
2 Bab
1 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Pernikahan George dan Gisella membuat kehidupan rumah tangga Giant dan Frenda berada di ujung tanduk. George yang numpang hidup dirumah Giant, tidak mau bekerja dan hanya mengandalkan biaya dari kakak kandungnya Giant. Ibu Kandung Giant dan George yaitu Jesika Dorothy selalu membela George dan Gisella sang menantu. Frenda selalu menjadi korban eksploitasi Ibu mertua dan adik iparnya. Bukannya tegas dengan adiknya, Giant justru tak kuasa menolak setiap permintaan Maminya meskipun ia juga tak menyukai sikap adiknya yang pemalas dan senang berfoya-foya. Karena sikap Giant yang tak bisa tegas, membuat hari-harinya selalu bertengkar dengan Frenda. Bagaimana mereka akan menjalani hari-hari pernikahan mereka? Apakah Frenda akan tetap bertahan di tengah toksiknya keluarga sang suami? Atau justru Frenda akan meninggalkan keluarga itu? Tunggu jawaban di setiap babnya.

Bab 1 Rasa Rindu

Sudah seminggu lamanya Jesika Dorothy sering termenung sendiri sambil menatap foto putra bungsunya yang baru saja menikah seminggu yang lalu. Ia merasa sedih karena putra bungsunya memutuskan untuk tinggal di rumah istrinya, Gisella Aurora Almero.

"Mami..." panggil Giant Axelo Dorothy, putra pertamanya.

Jesika menoleh dan tersenyum tipis.

"Mami kenapa? Akhir-akhir ini Giant lihat Mami lebih banyak merenung di taman. Ada sesuatu yang terjadi? Mami ingat rumah lama Mami?" Cecar Giant khawatir.

Karena pernikahan putra bungsunya, George Abner Dorothy yang ingin pesta besar dan mewah, Jesika terpaksa menjual rumah peninggalan suaminya yang menyimpan banyak sekali kenangan. Mesikupun Giant tidak setuju, tapi ia tak bisa apa-apa karena Jesika sangat menyayangi George.

"Giant janji akan mengumpulkan banyak uang untuk menebus rumah itu. Giant tau Mami sedih karena rumah itu kan?"

Jesika menggelengkan kepalanya. Ia memberikan bingkai foto George pada Giant. "Mami rindu sekali dengan adik kamu. Kenapa dia tidak ikut tinggal dengan kita saja? Kenapa dia harus tinggal dirumah Gisella? Bukan kah seharunya Gisella yang ikut dengan kita? Mama tidak bisa jauh dari adik kamu" wajah Jesika terlihat sangat sedih, matanya berkaca-kaca dan itu membuat Giant tidak tega.

"Mami, George itu sudah menikah. Dia sudah 25 tahun, sudah seharusnya bertanggung jawab dengan dirinya dan istrinya juga. George bukan anak kecil yang harus selalu berada di dekat Mami terus. Kan disini ada aku dan Frenda, sesekali George bisa datang kesini untuk menginap"

Jesika menggelengkan kepalanya. "Mami tetap mau George tinggal dengan kita. Kalau kamu tidak bisa membujuk adik kamu, biar Mami yang bicara sama dia dan Gisella. Tapi, kalau mereka mau, kamu mau kan mereka ikut tinggal dirumah kamu ini? Rumah ini besar, cukup untuk kita semua. Kamu setuju kan?"

Giant terdiam nampak tengah memikirkan semuanya.

"Giant, kamu mau kan?" Tanya Jesika tak sabaran

"Terserah Mami saja" jawab Giant pasrah di ikuti dengan helaan napas panjang.

Jesika berdiri dari duduknya. "Baiklah, Mami siap-siap dulu, Mami mau ke rumah Gisella. Mami akan minta mereka untuk pindah kesini"

Giant hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

"Mas... Ngapain disitu?" Frenda mendatangi suaminya. Ia baru saja pulang dari bekerja. Frenda merupakan seorang dokter senior disebuah rumah sakit terkenal di kota Guinza, tempat mereka tinggal.

"Tidak, tadi habis ngobrol sama Mami"

"Mami mana sekarang?"

"Lagi ke kamar siap-siap"

"Mau keluar sama Mami?"

Giant menggelengkan kepalanya. "Mami mau ke rumah Gisella, katanya rindu dengan Giant"

Frenda membentuk mulutnya seperti huruf o, ia sudah tidak heran lagi karena memang ia sendiri yang menjadi saksi bagaimana mertuanya itu sangat menyayangi anak bungsunya.

"Kamu mau balik kantor lagi, Mas?"

"Tidak sayang, pekerjaan ku sudah selesai"

"Mau aku masakkan makan malam apa?"

Giant nampak berpikir sambil mengusap pipi istrinya. "Kita makan diluar saja bagaimana?"

Frenda mengerutkan dahinya, "Tumben, kamu ada maunya ya?" godanya pada sang suami.

"Tidak sayang, kita sudah terlalu sibuk bekerja dan sudah jarang punya waktu berdua. Jadi, khusus malam ini aku tidak mau kamu bekerja di dapur, aku mau mengajak kamu makan malam spesial"

"Oke, baiklah. Aku akan mengenakan gaun apa malam ini?" Frenda hendal beranjak dari tempat tidur, namun Giant dengan sigap menarik istrinya untuk kembali ke dalam pelukannya.

"Kamu begitu tidak sabaran tuan putri, sebelum mencari gaun, kamu harus melayani suami kamu dulu. Aku sudah menunggu waktu ini cukup lama"

Wajah Frenda seketika memerah menahan malu. "Apaan sih, Mas. Malu..."

"Kita sudah lama menikah, masih saja kamu malu"

"Kalau anak-anak masuk gimana?"

"Tenang saja, anak-anak lagi main di taman kompeks. Kita aman sekarang" ucap Giant menutup tubuh mereka menggunakan selimut.

**

Ding.. Dong..

Jesika membunyikan bel saat tiba di depan rumah Gisella. Tak lama pintu terbuka dan menampakkan seorang asisten rumah tangga.

"Dimana Giant?" Tanya Jesika tanpa basa basi

"Ada di taman belakang, Bu. Silahkan masuk"

Dengan angkuhnya Jesika berjalan masuk ke dalam rumah orang tua Gisella, dan berpapasan dengan Brigitta Almero, Mama dari Gisella.

"Selamat sore, besan" sapa Jesika

Brigitta menatap Jesika dengan sinis. "Mau apa Anda kerumah saya? Siapa yang izinkan Anda masuk?"

"Sa... Saya, Nyonya. Ibu Jesika mau bertemu dengan Tuan George" jawab sang asisten rumah tangga.

"Kembali ke dapur sana!" titah Brigitta.

"Kamu mau ketemu anak kamu yang tidak berguna itu?" Tanya Brigitta.

"Apa maksud Anda mengatai anak saya seperti itu?"

Brigitta tersenyum sinis. "Itu kenyataannya, Anda buta? Lihat anak Anda, bekerja saja tidak, bagaimana dia bisa membiayai kehidupan mewah anak saya? Seharusnya mereka tidak menikah!"

Jesika menahan diri untuk tidak mencabik bibir dari besannya itu. "George akan segea bekerja di perusahaan milik Papanya, Anda tenang saja. Biaya hidup Gisella saya pun sanggup untuk membiayainya"

"Oh ya? Baguslah, saya mau lihat kesombongan Anda itu menjadi nyata!" Brigitta pergi begitu saja, entah kemana meninggalkan Jesika.

Jesika mengumpat kesal, untung saja Gisella anak orang kaya raya, dan keluaganya salah satu yang paling berpengaruh di Kota

"George!" panggil Jesika dengan wajah kesal

"Mami... Kenapa ga ngomong dulu mau kesini?"

"Kamu pindah saja ke rumah ikut sama Mami, ga usah tinggal disini lagi"

"Lah, kenapa begitu Mam? Aku nyaman disini, lagian aku dan Gisella sudah menikah"

Gisella yang tengah berenang pun segera naik ke atas untuk menemui mertuanya. "Ada apa sih, Mami?" Tanya Gisella heran

"Kamu ikut tinggal dirumah Mami saja ya?"

"Rumah?"

"Memangnya Mami punya rumah sekarang?" Tanya Gisella

"sayang..." lirih George menatap istrinya

"Maaf, maksud aku dirumah yang mana? Kan rumah Mami sudah di jual kemarin" jelas Gisella.

"Rumah Giant maksudnya, dia setuju kalau kalian juga ikut tinggal sama Mami. Kalian mau ya?" mohon Jesika

George menatap istrinya, "gimana sayang?"

"Aku pikir-pikir dulu deh, aku harus bicara juga sama Mami dan Papi, kalau mereka setuju aku sih ga masalah. Asalkan disana kamar kita besar kan?"

"Tentu saja, kalian akan tidur di kamar utama"

"Bukannya itu kamar Mas Giant, Mi? Memangnya dia dan kak Frenda mau pindah?"

"Mau, itu biar Mami yang urus yang jelas kalian pindah kesana. Mami tunggu kedatangan kalian, kalau begitu Mami pulang dulu"

"Ga makan malam disini saja, Mi?"

Jesika kembali berbalik. "Memangnya boleh?" Tanya Jesika

"Tentu saja boleh" jawab George. "Iya kan sayang?" Tanyanya menatap istrinya.

Gisella hanya mengangguk saja.

"Tapi, besan Mami sepertinya ga suka dengan kedatangan Mami disini. Lebih baik Mami pulang saja"

"Mami Brigitta berangkat ke Singapore, Mi. Tenang saja, hanya ada aku dan Gisella dirumah"

"Oh ya? Ya sudah, Mami makan malam disini saja. Pusing juga kalau makan malam dirumah Giant terus"

**

@Ruang Makan Keluarga Almero

"Kapan Mami kamu pulang?" Tanya Jesika menatap Gisella

"Besok sih kayaknya, Mami hanya acara arisan aja sama teman-temannya di Singapore"

"Hanya acara arisan sampe ke Singapore?"

"Iya, memangnya Mami ga pernah acara arisan keluar negeri?"

"Belum pernah si. Nanti kamu bawa Mami kesana ya?"

"Oke.." jawab Gisella singkat.

Perjamuan makan malam di Keluarga Almero memang tidak perlu diragukan lagi. Banyak sekali makanan lezat yang terhidangkan, membuat Jesika kalap mata.

"pelan-pelan saja makannya, Mi. Tidak akan ada yang bisa habiskan juga" tegur George merasa malu dengan tingkah Maminya. Padahal mereka pun berasal dari keluarga Kaya juga, tapi kenapa Maminya bisa bersikap begitu di depan Gisella.

"Biarkan saja, mungkin Mami sudah lama tidak makan makanan seperti ini" ucap Gisella tersenyum mengejek

"benar sekali menantu ku, semenjak Papinya mereka meninggal Mami memang kesulitan untuk mengelola keuangan dan ga bisa makan makanan mewah terus"

"Aku paham sih. Tapi, dirumah Mas Giant apa ga disediakan makanan lezat?" Tanya Gisella.

"Semuanya masakan Frenda, dan Mami juga bosan"

"Bagaimana aku bisa tinggal disana? Sedangkan disini saja Mami Brigitta menyiapkan koki profesional untuk masak"

"Semua bisa Mami atur, kalian tenang saja"

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 2 Rencana Pindah   02-15 15:06
img
1 Bab 1 Rasa Rindu
07/02/2025
2 Bab 2 Rencana Pindah
15/02/2025
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY