Beberapa gadis secara misterius menghilang dari kota , dan kini Hani adalah gadis berikutnya untuk ditumbalkan oleh sebuah keluarga misterius yang ternyata berkaitan dengan masa lalu Hani
Lukisan itu berhasil menyembunyikan sosoknya. Gadis manis yang malang itu terperangkap selamanya dengan mudah untuk ditumbalkan. Bibir gadis itu mencoba berteriak namun hanya kedua matanya saja yang bisa berkedip,terhimpit diantara belasan mata milik orang lain yang juga ditumbalkan.
" Tak akan ada jalan keluar" pria itu berbisik lalu mencengkram lukisan itu dengan kedua tangan keriputnya
Gadis itu mencoba menyeruak ke permukaan lukisan,namun sia-sia
Pria itu menatapnya dengan senyum dan mengangkat kedua tangannya,tanda penyesalan
Pintu di ujung lorong terbuka perlahan seeorang wanita yang sama tua dengan usianya berdiri seperti siluet di depan pintu. Menyerukan sesuatu yang hanya bisa dimengerti pria itu saja
Pria tua itu bergegas mundur dan berbalik pergi dengan senyuman.Pintu ditutup,gerendel dipasang dan kunci diputar.
Ruangan pun kembali gelap
Flashback
Beberapa hari sebelumnya
Gadis manis itu bernama Hani,seorang perempuan muda yang sedang mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. Di dalam kereta yang melaju,Hani mencoba tertidur karena rasa letih yang menjalar di sekujur tubuhnya. Seharian ini ia mengikuti tes wawancara di dua perusahaan yang berbeda namun berakhir mengecewakan. Hanya ada beberapa penumpang yang duduk berjauhan di gerbong kereta yang ditumpanginya sekarang,maklum ini adalah kereta terakhir menuju stasiun akhir di kotanya
Hani menghela nafas,menggeser tubuh,merosot hingga kepalanya mendapatkan sandaran empuk di bahu belakang bangku penumpang yang memanjang. Ia sedikit menggigil karena hawa dingin yang keluar dari embusan pendingin kereta di atas kepalanya. Ia merapatkan jaketnya dan mencoba tidur. Masih ada waktu 10 menit untuk bermimpi,guraunya pada dirinya sendiri
Ia memejamkan matanya, mimpinya mengambil alih kesadarannya. Ia jatuh terguling-guling dari anak tangga yang sangat banyak lalu bangkit secepatnya karena beberapa kepala tanpa tubuh mengejarnya. Kepala-kepala manusia itu nampak basah berdarah-darah. Gadis itu membuat gerakan menangkis dengan tangannya sebisanya dan berhasil. Kepala-kepala itu berjatuhan,menggelinding lalu menghilang di ujung anak tangga yang tak berujung.
Ia sadar ia berada di alam mimpi, ia memutuskan untuk membuka kedua matanya secepatnya namun sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang. Ia berbalik dan menjerit melihat jari-jemari manusia yang tak utuh melayang berterbangan di wajahnya. Darah menetes di setiap tangan yang terpotong. Dikorbankan. Sepasang tangan menuju ke arahnya,ia melihat sekilas ada dua sayatan di punggung tangan-tangan itu. Terasa nyata, berwarna ungu, basah belum mengering. Tangan-tangan itu meraih lehernya. Membuat Hani ketakutan
Ia ingin mimpi yang sedang dialaminya berakhir
Tiba-tiba anak tangga yang menjadi pijakan kedua kakinya ambruk berjatuhan ke bawah. Tak mau terjatuh ia meraih puing-puing anak tangga yang hancur menjadi pijakan tangan kanannya. Ia melihat jauh ke bawah yang gelap. Hanya beberapa detik saja tubuhnya menggantung sebelum ia terjatuh ke bawah.
Kesadarannya kembali, seluruh tubuhnya bergetar. Ia membuka kedua matanya,mengakhiri mimpi buruknya dengan nafas tersengal
Mimpi yang menakutkan,mimpi sialan ,gerutunya dalam hati
Ia mengibas-ngibaskan pakaiannya dari debu lantai kereta yang menempel dengan tangan kanannya. Ia bersyukur melihat punggung tangannya yang halus tanpa ada hal menakutkan seperti mimpi yang dialaminya barusan.
Sebuah tangan keriput terjulur di hadapannya. Hani mendongakan wajahnya ke atas. Tangan itu sungguhan. Tangan milik seorang perempuan tua yang berusaha membantunya berdiri
"Terima kasih ya nek" Hani membungkukkan kepala sedikit sambil membenahi duduknya
" Mimpi buruk?" Perempuan tua itu bertanya seolah mengetahui apa yang dialami Hani
" Ya begitulah nek,mungkin lagi banyak pikiran aja" Hani berusaha tersenyum. Ia mengamati pakaian yang dikenakan perempuan tua yang duduk di sampingnya. Mantel bulu berwarna cokelat seperti milik almarhum neneknya dulu.
"Jangan ceritakan mimpi burukmu kepada siapapun" perempuan tua itu menasehatinya
"Kenapa?" Hani melirik kantong plastik hitam besar yang di letakkan di depan lututnya. Entah apa isinya
" Karena mimpi burukmu bisa menjadi kenyataan" seusai berkata demikian , perempuan itu mengambil jinjingan kantung plastik miliknya lalu berjalan ke gerbong lain di belakang menyisakan Hani sendirian disana
Mana mungkin ada kepala dan tangan melayang-layang di kehidupan nyata,ucap Hani pada dirinya sendiri
Keretapun berhenti di stasiun akhir, Hani bergegas keluar saat pintu gerbong kereta terbuka. Ia melihat sekelilingnya,bulu kuduknya meremang seketika. Ia sadar rupanya hanya ia saja penumpang kereta terakhir yang turun dan berdiri di peron sendirian sekarang.
seusai menukar tiket perjalanannya dengan uang 10 ribu di loket yang hampir tutup, ia berjalan terhuyung-huyung keluar dari stasiun . Ia mengambil dompet dari saku depan tasnya yang nampak pudar,memasukkan uang kembalian tadi ke dalamnya. Hani menarik nafas melihat isi dompetnya.
"Aku harus secepatnya dapat pekerjaan" tempurung kepalanya mendadak sakit mengingat masalah yang bertubi-tubi menghampirinya. Namanya tak semanis kehidupannya . Hutang yang diwarisi kedua orangtuanya, adik perempuan satu-satunya yang kawin lari dengan suami orang, kadang-kadang ia merasa gila namun tak pernah terlintas untuk mengakhiri hidupnya segera.
Ia memutuskan berjalan kaki sampai rumah demi menghemat uang. Kepalang pegel nih kaki, ucapnya pada diri sendiri
Jalanan nampak sepi dan remang karena banyaknya lampu jalan yang rusak. Hani berjalan di atas trotoar. Ia melirik jam tangannya, sudah pukul 11 malam rupanya
Seseorang membisikan namanya berulang-ulang dari arah belakang
Hani... Hani... Hani....Hani.....
Ia membalik tubuhnya. Tak ada siapapun di sekitarnya.
Ia bergidik ngeri, merapatkan kembali jaketnya lalu melanjutkan perjalananya pura-pura tak mendengar meski ia sendiri ketakutan . Detak jantungnya berdegup keras dalam rongga dadanya.
Lalu suara itu menghilang berubah menjadi kesunyian yang tiba-tiba.
Ia berlari tersendat-sendat, bahunya terasa berat seperti ada yang mendudukinya. Ia hampir menangis lalu terjatuh menyandung batu sebesar kepala manusia di depannya.
Ia jatuh terduduk lalu mendongak menatap satu sosok gelap di depannya, bagian tubuh atasnya tersembunyi dalam gelap. Ia memaksakan untuk melihat bagian bawah tubuh sosok di depannya dengan tangan gemetaran .
Sepasang kaki yang menapak di tanah, seperti hani ia juga seorang manusia . Ia merasa lega
Sosok itu membungkuk, menjulurkan kedua tangannya untuk membantu Hani berdiri. Hani melihat punggung tangan sosok itu sebelum ia menyambut dengan telapak tangannya sendiri. Kulit putih yang pucat dengan tonjolan alur pembuluh darah berwarna biru seakan membentuk peta aliran sungai.
Dingin itulah yang dirasakan Hani saat tangan mereka bersentuhan
"Terima kasih sudah membantu" hani melepaskan tangannya
"Ya , sama-sama" sosok itu rupanya seorang pria
"Kamu lapar?" Pria itu bertanya,menatapnya lekat-lekat
Hani merasa gelisah ia ingin segera pulang ke rumahnya
"Jangan curiga, aku hanya menawarkan daganganku saja. Lihat di seberang jalan sana. Aku baru saja buka kedai bakso seminggu yang lalu "
.🌕🌕🌕🌕
laki-laki itu tidak berbohong, sekarang Hani sedang berada di sebuah kedai bakso. tidak ada pembeli lain selain dirinya sekarang ini. bulu kuduknya meremang,bergidik di sekitar lengannya. ingatannya tak mungkin salah setiap hari ia melewati jalan ini dan belum pernah melihat ada kedai bakso
"namaku Dion, duduklah sebentar , akan kubuatkan pesanannya" laki-laki itu mengenalkan namanya
hani mengambil tempat di meja ujung dekat pintu masuk. untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu , ia akan lari secepatnya
seperti kedai bakso pada umumnya yang biasa Hani singgahi. kursi kayu panjang dan meja kayu panjang berwarna cokelat senada . Hani merasa gugup, ia mengambil minuman dari dalam tasnya
sruput....sruput....
"sudah hampir tengah malam, ko masih buka , apa enggak takut?" Hani mengajukan pertanyaan yang seharusnya pertanyaan itu lebih tepat untuk dirinya sendiri
"takut apa?" Dion bertanya
" yah ...hantu mungkin"
"ha ha ha ha ...." laki-laki itu tertawa, membuat Hani tersedak karena sedikit takut
"bagaimana kalau aku hantunya" Dion mendekatkan wajahnya persis ke depan wajah Hani
...
......
Rencana pernikahan Luna kandas begitu saja karena sang kekasih memutuskannya secara sepihak. Sang kekasih mengatakan ia tak sengaja menghamili gadis lain di kantor tempatnya bekerja. Luna yang terpukul dan bersedih memutuskan minum sampai mabuk malam itu dan tak sengaja bertemu seorang pria tampan. Luna meminta pria yang tak dikenalnya itu untuk menghamilinya....
Mengisahkan tentang Daniah yang secara ajaib masuk ke dalam sebuah buku yang sedang di bacanya di perpustakaan kampusnya. Dia bertemu tak sengaja dengan pangeran Edyh yang langsung membawanya ke istana nya yang megah. Pesona Daniah yang cantik dan lucu begitu memikat hati Edyh hingga memaksa Daniah agar mau menjadi selir dan melahirkan anak untuknya meskipun Edyh sudah mempunyai permasuri Natasha
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Memiliki wajak cantik dan tubuh sempurna justru mengundang bencana. Sherly, Livy dan Hanny adalah kakak beradik yang memiliki wajah cantik jelita. Masing-masing dari mereka sudah berkeluarga. Tapi sayangnya pernikahan mereka tak semulus wajah yang dimilikinya. Masalah demi masalah kerap muncul di dalam hubungan mereka. Kecantikan dan kesempurnaan tubuh mereka justru menjadi awal dari semua masalah. Dapatkah mereka melewati masalah itu semua ?
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
"Saya yang akan menikahi Valerie." Demi menutupi dosa adiknya, Keanu rela menikahi Valerie. Seorang gadis remaja berusia delapan belas tahun, yang sudah dihamili oleh Kevin, adiknya sendiri. Padahal Keanu sudah berencana akan melamar Sely, sekretarisnya di kantor yang sudah ia sukai sejak lama. Lalu, bagaimana Keanu dan Valerie menjalani kehidupan rumah tangga? Tanpa saling mengenal dan mencintai satu sama lain.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?