/0/2239/coverbig.jpg?v=b99294e7ec4b44e95a77ae49bf4cf577)
Beberapa gadis secara misterius menghilang dari kota , dan kini Hani adalah gadis berikutnya untuk ditumbalkan oleh sebuah keluarga misterius yang ternyata berkaitan dengan masa lalu Hani
Lukisan itu berhasil menyembunyikan sosoknya. Gadis manis yang malang itu terperangkap selamanya dengan mudah untuk ditumbalkan. Bibir gadis itu mencoba berteriak namun hanya kedua matanya saja yang bisa berkedip,terhimpit diantara belasan mata milik orang lain yang juga ditumbalkan.
" Tak akan ada jalan keluar" pria itu berbisik lalu mencengkram lukisan itu dengan kedua tangan keriputnya
Gadis itu mencoba menyeruak ke permukaan lukisan,namun sia-sia
Pria itu menatapnya dengan senyum dan mengangkat kedua tangannya,tanda penyesalan
Pintu di ujung lorong terbuka perlahan seeorang wanita yang sama tua dengan usianya berdiri seperti siluet di depan pintu. Menyerukan sesuatu yang hanya bisa dimengerti pria itu saja
Pria tua itu bergegas mundur dan berbalik pergi dengan senyuman.Pintu ditutup,gerendel dipasang dan kunci diputar.
Ruangan pun kembali gelap
Flashback
Beberapa hari sebelumnya
Gadis manis itu bernama Hani,seorang perempuan muda yang sedang mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. Di dalam kereta yang melaju,Hani mencoba tertidur karena rasa letih yang menjalar di sekujur tubuhnya. Seharian ini ia mengikuti tes wawancara di dua perusahaan yang berbeda namun berakhir mengecewakan. Hanya ada beberapa penumpang yang duduk berjauhan di gerbong kereta yang ditumpanginya sekarang,maklum ini adalah kereta terakhir menuju stasiun akhir di kotanya
Hani menghela nafas,menggeser tubuh,merosot hingga kepalanya mendapatkan sandaran empuk di bahu belakang bangku penumpang yang memanjang. Ia sedikit menggigil karena hawa dingin yang keluar dari embusan pendingin kereta di atas kepalanya. Ia merapatkan jaketnya dan mencoba tidur. Masih ada waktu 10 menit untuk bermimpi,guraunya pada dirinya sendiri
Ia memejamkan matanya, mimpinya mengambil alih kesadarannya. Ia jatuh terguling-guling dari anak tangga yang sangat banyak lalu bangkit secepatnya karena beberapa kepala tanpa tubuh mengejarnya. Kepala-kepala manusia itu nampak basah berdarah-darah. Gadis itu membuat gerakan menangkis dengan tangannya sebisanya dan berhasil. Kepala-kepala itu berjatuhan,menggelinding lalu menghilang di ujung anak tangga yang tak berujung.
Ia sadar ia berada di alam mimpi, ia memutuskan untuk membuka kedua matanya secepatnya namun sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang. Ia berbalik dan menjerit melihat jari-jemari manusia yang tak utuh melayang berterbangan di wajahnya. Darah menetes di setiap tangan yang terpotong. Dikorbankan. Sepasang tangan menuju ke arahnya,ia melihat sekilas ada dua sayatan di punggung tangan-tangan itu. Terasa nyata, berwarna ungu, basah belum mengering. Tangan-tangan itu meraih lehernya. Membuat Hani ketakutan
Ia ingin mimpi yang sedang dialaminya berakhir
Tiba-tiba anak tangga yang menjadi pijakan kedua kakinya ambruk berjatuhan ke bawah. Tak mau terjatuh ia meraih puing-puing anak tangga yang hancur menjadi pijakan tangan kanannya. Ia melihat jauh ke bawah yang gelap. Hanya beberapa detik saja tubuhnya menggantung sebelum ia terjatuh ke bawah.
Kesadarannya kembali, seluruh tubuhnya bergetar. Ia membuka kedua matanya,mengakhiri mimpi buruknya dengan nafas tersengal
Mimpi yang menakutkan,mimpi sialan ,gerutunya dalam hati
Ia mengibas-ngibaskan pakaiannya dari debu lantai kereta yang menempel dengan tangan kanannya. Ia bersyukur melihat punggung tangannya yang halus tanpa ada hal menakutkan seperti mimpi yang dialaminya barusan.
Sebuah tangan keriput terjulur di hadapannya. Hani mendongakan wajahnya ke atas. Tangan itu sungguhan. Tangan milik seorang perempuan tua yang berusaha membantunya berdiri
"Terima kasih ya nek" Hani membungkukkan kepala sedikit sambil membenahi duduknya
" Mimpi buruk?" Perempuan tua itu bertanya seolah mengetahui apa yang dialami Hani
" Ya begitulah nek,mungkin lagi banyak pikiran aja" Hani berusaha tersenyum. Ia mengamati pakaian yang dikenakan perempuan tua yang duduk di sampingnya. Mantel bulu berwarna cokelat seperti milik almarhum neneknya dulu.
"Jangan ceritakan mimpi burukmu kepada siapapun" perempuan tua itu menasehatinya
"Kenapa?" Hani melirik kantong plastik hitam besar yang di letakkan di depan lututnya. Entah apa isinya
" Karena mimpi burukmu bisa menjadi kenyataan" seusai berkata demikian , perempuan itu mengambil jinjingan kantung plastik miliknya lalu berjalan ke gerbong lain di belakang menyisakan Hani sendirian disana
Mana mungkin ada kepala dan tangan melayang-layang di kehidupan nyata,ucap Hani pada dirinya sendiri
Keretapun berhenti di stasiun akhir, Hani bergegas keluar saat pintu gerbong kereta terbuka. Ia melihat sekelilingnya,bulu kuduknya meremang seketika. Ia sadar rupanya hanya ia saja penumpang kereta terakhir yang turun dan berdiri di peron sendirian sekarang.
seusai menukar tiket perjalanannya dengan uang 10 ribu di loket yang hampir tutup, ia berjalan terhuyung-huyung keluar dari stasiun . Ia mengambil dompet dari saku depan tasnya yang nampak pudar,memasukkan uang kembalian tadi ke dalamnya. Hani menarik nafas melihat isi dompetnya.
"Aku harus secepatnya dapat pekerjaan" tempurung kepalanya mendadak sakit mengingat masalah yang bertubi-tubi menghampirinya. Namanya tak semanis kehidupannya . Hutang yang diwarisi kedua orangtuanya, adik perempuan satu-satunya yang kawin lari dengan suami orang, kadang-kadang ia merasa gila namun tak pernah terlintas untuk mengakhiri hidupnya segera.
Ia memutuskan berjalan kaki sampai rumah demi menghemat uang. Kepalang pegel nih kaki, ucapnya pada diri sendiri
Jalanan nampak sepi dan remang karena banyaknya lampu jalan yang rusak. Hani berjalan di atas trotoar. Ia melirik jam tangannya, sudah pukul 11 malam rupanya
Seseorang membisikan namanya berulang-ulang dari arah belakang
Hani... Hani... Hani....Hani.....
Ia membalik tubuhnya. Tak ada siapapun di sekitarnya.
Ia bergidik ngeri, merapatkan kembali jaketnya lalu melanjutkan perjalananya pura-pura tak mendengar meski ia sendiri ketakutan . Detak jantungnya berdegup keras dalam rongga dadanya.
Lalu suara itu menghilang berubah menjadi kesunyian yang tiba-tiba.
Ia berlari tersendat-sendat, bahunya terasa berat seperti ada yang mendudukinya. Ia hampir menangis lalu terjatuh menyandung batu sebesar kepala manusia di depannya.
Ia jatuh terduduk lalu mendongak menatap satu sosok gelap di depannya, bagian tubuh atasnya tersembunyi dalam gelap. Ia memaksakan untuk melihat bagian bawah tubuh sosok di depannya dengan tangan gemetaran .
Sepasang kaki yang menapak di tanah, seperti hani ia juga seorang manusia . Ia merasa lega
Sosok itu membungkuk, menjulurkan kedua tangannya untuk membantu Hani berdiri. Hani melihat punggung tangan sosok itu sebelum ia menyambut dengan telapak tangannya sendiri. Kulit putih yang pucat dengan tonjolan alur pembuluh darah berwarna biru seakan membentuk peta aliran sungai.
Dingin itulah yang dirasakan Hani saat tangan mereka bersentuhan
"Terima kasih sudah membantu" hani melepaskan tangannya
"Ya , sama-sama" sosok itu rupanya seorang pria
"Kamu lapar?" Pria itu bertanya,menatapnya lekat-lekat
Hani merasa gelisah ia ingin segera pulang ke rumahnya
"Jangan curiga, aku hanya menawarkan daganganku saja. Lihat di seberang jalan sana. Aku baru saja buka kedai bakso seminggu yang lalu "
.🌕🌕🌕🌕
laki-laki itu tidak berbohong, sekarang Hani sedang berada di sebuah kedai bakso. tidak ada pembeli lain selain dirinya sekarang ini. bulu kuduknya meremang,bergidik di sekitar lengannya. ingatannya tak mungkin salah setiap hari ia melewati jalan ini dan belum pernah melihat ada kedai bakso
"namaku Dion, duduklah sebentar , akan kubuatkan pesanannya" laki-laki itu mengenalkan namanya
hani mengambil tempat di meja ujung dekat pintu masuk. untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu , ia akan lari secepatnya
seperti kedai bakso pada umumnya yang biasa Hani singgahi. kursi kayu panjang dan meja kayu panjang berwarna cokelat senada . Hani merasa gugup, ia mengambil minuman dari dalam tasnya
sruput....sruput....
"sudah hampir tengah malam, ko masih buka , apa enggak takut?" Hani mengajukan pertanyaan yang seharusnya pertanyaan itu lebih tepat untuk dirinya sendiri
"takut apa?" Dion bertanya
" yah ...hantu mungkin"
"ha ha ha ha ...." laki-laki itu tertawa, membuat Hani tersedak karena sedikit takut
"bagaimana kalau aku hantunya" Dion mendekatkan wajahnya persis ke depan wajah Hani
...
......
Rencana pernikahan Luna kandas begitu saja karena sang kekasih memutuskannya secara sepihak. Sang kekasih mengatakan ia tak sengaja menghamili gadis lain di kantor tempatnya bekerja. Luna yang terpukul dan bersedih memutuskan minum sampai mabuk malam itu dan tak sengaja bertemu seorang pria tampan. Luna meminta pria yang tak dikenalnya itu untuk menghamilinya....
Mengisahkan tentang Daniah yang secara ajaib masuk ke dalam sebuah buku yang sedang di bacanya di perpustakaan kampusnya. Dia bertemu tak sengaja dengan pangeran Edyh yang langsung membawanya ke istana nya yang megah. Pesona Daniah yang cantik dan lucu begitu memikat hati Edyh hingga memaksa Daniah agar mau menjadi selir dan melahirkan anak untuknya meskipun Edyh sudah mempunyai permasuri Natasha
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka