/0/22194/coverbig.jpg?v=0de1d295d92e06f4157c857343a9b5a1)
Edelweiss Hana terjebak oleh pesona mendebarkan Reigan Finley Alfarez, ayah angkatnya. Ia berusaha mengendalikan diri, akan tetapi api gelora di dadanya kian membakar. Akhirnya Hana tak kuasa lagi menahan semua hasrat yang terpendam. Akankah Reigan turut terbakar api gairah?
BUGH!
"Aaargh!"
Reigan tersentak saat tanpa sengaja tubuh kokohnya ditabrak oleh seorang gadis ramping yang tampak kuyu.
Gadis dengan sweater biru muda itu menjerit sesaat, kemudian berlalu begitu saja tanpa ekspresi yang berarti. "Maaf," ucapnya lirih sebelum benar-benar berpaling dan pergi.
'Mirip Suster Arumi!'
"Tunggu!" panggil Reigan refleks.
Mata sembab gadis itu menoleh ke arah Reigan sekali lagi, kemudian melengos pergi tanpa peduli apapun.
'Gue enggak sengaja. Kabur, ah!'
"Gadis bandel, tunggu jangan lari!" Reigan spontan mengejar, sebab wajah si gadis mengingatkannya pada wajah seorang wanita yang selama ini ia cari.
"Sial! Mengapa dia cepat sekali!" rutuk Reigan gusar. Ia tetap mengejar, tak ingin kehilangan jejak.
Kedua asisten dan empat bodyguardnya turut mengejar.
Mereka seketika heran dengan kelakuan Reigan Finley Alfarez, sang putra presdir yang pemalas dan cuek, tiba-tiba saja ia menjadi begitu peduli kepada seorang gadis random tak dikenal.
'Kocak amat Bos, keren-keren malah ngejar cabe-cabean.' Willy menggerutu di dalam hati.
Selama ini Reigan adalah sosok yang dingin dan arogan. Uang, dan kekuasaan adalah nomor satu dalam catatannya, adapun para gadis cantik tidak lebih dari selembar tisu pembersih kotoran baginya. Sebab itu Willy heran melihatnya mengejar seorang gadis random di jalanan.
Meskipun ia malas terjun ke dunia bisnis secara langsung, Reigan turut andil membantu pengawasan kinerja para pegawai perusahaan ayahnya. Ia enggan ambil bagian dalam perusahaan, tapi bersemangat menghitung berapa persen uang yang harus masuk ke rekeningnya setiap bulan.
Beruntung, Reigan putra tunggal, Gunawan Alfarez, Presdir SIGMA Group. Sejak Reigan kecil, kedua orangtuanya yang sibuk terlampau memanjakannya dengan uang.
"Siapa gadis itu, Willy? Apakah kamu dan Tuan Reigan mengenalnya?" tanya Rangga penasaran, sembari mempercepat langkahnya mengejar Bos mereka.
"I don't know. Aku yakin Big Boss mengenalnya, sebab itu ia mengejarnya. Atau mungkin Big Boss sanghe melihatnya." Willy menggendikkan bahu. Ia juga berjalan cepat.
"Sanghe-sanghe! Apaan!" Rangga protes dengan netra memicing.
"Hahahahha.... Big Boss lebih suka menghabiskan waktunya berkuda, dan melakukan berbagai jenis olahraga lainnya, daripada menghabiskan waktunya untuk berkencan." Rangga melanjutkan membela Reigan dari penilaian negatif Willy.
"Aaargh! Aku sering lihat Bos melotot kalau ada cewek seksi yang lewat." Willy bersikeras.
"Dia hanya terpukau sesaat. Awas saja kalau kamu bilang si Bos sanghe lagi, akan kulaporkan kau!" Rangga mengancam.
"Sial, eh! Jangan gitu, please!" Willy menyerah. Rangga tersenyum mengejek.
Sekilas terlihat sosok ramping berambut panjang berjalan cepat menaiki anak tangga, ia menghindari lift dan eskalator yang terdapat di dalam gedung besar pusat perbelanjaan modern itu.
Hana hanya mengulang apa yang dulu kerap dilakukannya bersama sang ibu, berlarian di tangga hingga mencapai rooftop, tempat yang dulu paling disukai mendiang ibunya untuk menyaksikan langit senja.
Edelweis Hana melangkahkan kaki mendekati sisi rooftop tanpa ragu pada awalnya, akan tapi kemudian langkahnya perlahan melambat.
"Akh, ternyata sangat mengerikan...." gumamnya lirih saat wajahnya menunduk ke bawah, orang-orang yang melintas tampak kecil dalam penglihatannya. Bagaimana tidak, ia berada di rooftop gedung delapan lantai.
Sekali lagi Hana bergidik ngeri, dan ia tidak sadar kalau dirinya pun terlihat mengerikan dengan rambut panjang riap-riapan dipermainkan angin malam yang bertiup cukup kencang.
"Aku ingin bebas dari semua penderitaan. Jika raga ini terbujur kaku, maka tak akan ada lagi rasa sakit," sekali lagi bibirnya mendesis, diiringi kakinya maju satu langkah.
"T-t-tap-tapi... aku belum pernah merasakan dicintai dengan hebat oleh siapapun." Hana menyesali kehidupannya yang malang.
Ibu tiri yang kejam dan ayah yang tidak punya kepedulian, membuat hidupnya serasa di neraka. Sungguh, ia masih punya mimpi untuk melanjutkan hidup agar bisa merasakan bagaimana rasanya dicintai seseorang dengan tulus dan dalam.
"Ibu..." Bibir Hana bergetar. "Sebenarnya aku ingin hidup lebih lama, bertemu seorang pria yang akan menjadi pasanganku, menikah, kemudian membesarkan beberapa orang anak bersama. Tapi... hanya ibu yang paling memahami dan menyayangiku. Lebih baik... aku menyusul ibu saja."
Hana memejamkan mata, satu langkah lagi semua akan berakhir baginya. Namun... sebelum itu terjadi, satu lengan kokoh merengkuh pinggang Hana yang ramping, menarik tubuh gadis belia itu ke belakang dengan keras.
Hana terkesiap. "Ugh, lepaskan aku! Biarkan aku terjun." Ia memberontak, akan tetapi lengan Reigan sangat kuat merengkuh tubuhnya.
"Gadis bodoh, apa yang kamu lakukan? Tubuhmu akan hancur menjadi bubur jika terjatuh dari ketinggian gedung ini. Lagipula, aku tidak suka seseorang berbuat bodoh di proverty milik keluargaku, hanya akan menjadi berita buruk di media dan menurunkan reputasi perusahaan ayahku." Reigan membentak keras gadis di dalam kungkungannya. Ia tak habis pikir mengapa gadis semuda ini ingin membebaskan diri dari kehidupan dunia. Sebegitu beratkah bebannya?
"Apa pedulimu? Aku enggak tahu kamu siapa, tolong lepasin!" Hana menjerit lemah. Ia berada di puncak emosinya, pada salah satu titik terendah kehidupannya.
Reigan menatap wajah penuh air mata itu. "Apa kamu tidak kasihan kepada kedua orang tuamu? Mereka bersusah payah membesarkanmu. Dan ibumu pasti sangat sedih memiliki anak serapuh dirimu."
Reigan berusaha mempengaruhi gadis yang berhasil menyita perhatiannya tersebut. Pipi si gadis terlihat lebam, sudut bibirnya sedikit pecah. Reigan jadi kasihan, hal yang tak pernah ia rasakan.
'Gadis ini sangat mirip suster Arumi. Apakah dia putri suster Arumi yang dulu masih balita? Waktu berlalu dengan cepat, dan dia sudah gadis remaja sekarang.'
Reigan tidak pernah melupakan masa-masa kelam itu. Saat ia baru saja lulus Sekolah Dasar, rumah tangga kedua orang tuanya dalam kehancuran, sementara itu ia sedang mengalami cidera cukup serius karena sebuah kecelakaan.
Tidak ada siapapun yang memperhatikan dan memberi kasih sayang padanya, kecuali seorang suster yang ditugaskan untuk merawatnya. Reigan merasa terabaikan saat itu.
Kedua orang tua Reigan hampir tidak punya waktu untuk mengurus putra mereka, menyerahkan putra mereka kepada suster sepenuhnya.
Beruntung, suster bernama Arumi itu sangat baik dan penuh kasih sayang. Ia memperlakukan Reigan seperti putranya sendiri.
Bukan hanya merawatnya, Suster Arumi selalu memberikan nasihat-nasihat yang berharga kepadanya. Puluhan tahun berlalu, Reigan tidak pernah melupakan Suster Arumi.
Sejak lama ia mencari keberadaan suster itu, akan tetapi ia belum pernah menemukan jejaknya sama sekali. Sepulang kuliah dari Amerika, Reigan mulai mencari tahu keberadaan Suster Arumi, akan tetapi ia belum berhasil menemukannya hingga detik ini.
'Benar-benar sangat mirip, tapi bagaimana mungkin wanita itu semakin lama... semakin muda? Aku yakin gadis ini adalah putri atau adiknya,' batin Rei.
"Gadis bodoh, siapa namamu? Katakan apa masalahmu, siapa tahu kami bisa membantu," ujar Willy yang sedari tadi telah menyaksikan apa yang terjadi bersama rekan-rekannya yang lain. Melihat tuannya peduli kepada si gadis, ia pun turut menunjukkan kepeduliannya.
"Namaku Hana. Membantuku? A-aku... aku tidak punya apapun untuk membalas budi. Lepaskan! Biarkan aku melakukan apa yang seharusnya kulakukan." Hana berbicara nyaris berbisik, seakan-akan tidak memiliki energi tersisa.
"Gadis bodoh, suaramu lemah sekali. Sudah berapa lama kamu tidak makan?" Willy bertanya dengan kedua alis bertaut.
"Willy! Jangan memanggilnya seperti itu, sekalipun benar ia seorang gadis yang bodoh, bersikap baiklah padanya." Reigan membentak.
Netra Hana mendelik mendengar ucapan pria yang menolongnya. Terdengar pedas di telinga Hana.
"Oh, iya Bos. Maaf, aku salah bicara." Willy merunduk menahan kesal, sebab ia hanya mengikuti bosnya itu memanggil bodoh kepada si gadis belia.
"Gadis kecil, dunia sangat luas dan indah untuk dijelajahi. Buat apa menyiksa diri sendiri." Rei mulai menegakkan tubuh Hana, tapi ia belum mau melepaskan lengannya dari pinggang ramping gadis itu. Khawatir Hana akan berbuat nekad lagi.
"Aku bukan gadis kecil, usiaku sembilan belas tahun. Aku sadar resiko dari setiap perbuatan yang kuambil. Aku enggak mengenal kalian, tolong le-pas-kan a-ku!" Sekali lagi Hana memberontak, akan tetapi lengan kokoh pria tak dikenalnya itu bergeming. Tiba-tiba Hana merasa alam berubah menjadi gelap dalam sekejap
"Shit! Dia pingsan, sungguh merepotkan!" rutuk Rei kesal.
Berusaha berlari dari kehidupan mafia dengan kabur dari ayahnya, dia tidak sadar semua itu telah mengalir di dalam darahnya. Ia seorang yang dingin, kejam, dengan wajah setampan iblis Lucifer, dan setiap gerakannya sangat mematikan. Namun, semua sikap itu justru menjadi pesona tak terbendung di mata para wanita dan orang-orang di sekitarnya.
Dhafa Akmarul Dzauri baru saja menyelesaikan studinya dari Universitas King Abdul Azis, Arab Saudi. Sang Ayah langsung memberinya tugas sebagai pimpinan tertinggi perusahaan travel bonafid miliknya. Dhafa pun menerima dengan penuh semangat dan senang hati. Namun itu tak berlangsung lama, karena ternyata di kantornya ia harus bertemu setiap hari dengan seorang gadis yang sangat ia benci, Salma Azzahra. Teman sekelasnya pada masa SMA dulu yang terkenal barbar, tukang bully dan seabrek kenakalan remaja lainnya. Dan ia adalah salah satu korban bully-an Salma setiap hari di kelas. Bahkan ia kerap menangis dalam diam akibat perlakuan Salma dan teman-temannya. Ada api dendam yang masih menyala di hati Dhafa. Tapi tunggu! Benarkah ini seorang Salma Azzahra yang pernah Dhafa kenal dulu? Dia begitu berbeda! Namun, dendam tetaplah dendam. Kini giliran Dhafa melampiaskan dan menuntaskan semua rasa sakit yang ia simpan dari masa lalu. ****
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa 21+ Carmen Adelia Giovanni (26) harus menelan pil pahit setelah memergoki kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke kota lain untuk menenangkan diri dan mencari pekerjaan lain. Ia melamar pekerjaan di perusahaan Johnson Corporation dan diterima menjadi sekretaris di sana. Alexander Felix Johnson (31) CEO arogan yang kembali ke kota kelahirannya ketika menemukan gadis yang menarik perhatiannya berada di kantor milik keluarganya. Akankah Alexander Felix Johnson berhasil memiliki Adelia Giovanni untuk menjadi kekasih sekaligus istrinya? Dan bagaimana reaksi Adelia ketika mengetahui bahwa Alexander adalah laki-laki yang membawanya malam itu?
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
Setelah memutuskan hubungan dengan keluarganya yang terjerat kasus korupsi, Magnus bekerja pada keluarga Montgomery, sebuah perusahaan lokomotif terbesar di dunia. Dan dia harus menikah dengan Cressa, putri bungsu Montgomery yang pemarah. Bersama, Magnus dan Cressa punya tujuan masing-masing dalam pernikahan itu. Namun, perlahan-lahan Cressa mengungkap jati diri Magnus yang sebenarnya. Magnus bukan anak koruptor semata, lalu siapa sebenarnya dia?
21++++ Hanya untuk dewasa. Romance comedy dengan unsur dewasa. Penyebar brosur dan pelayanan bar. Dua pekerjaan yang saat ini Kayla lakoni. Di tengah pekerjaannya menyebar brosur makanan, ia bertemu dengan Andreas yang tak tahu wajahnya. Namun cara pertemuan Kayla dengan Andreas dalam kostum badut, bertolak dengan pertemuan Kayla di bar dengan Andreas. Pertemuan di bar berakhir sangat panas dan menggairahkan. Namun karena gairah itulah Andreas menawarkan pekerjaan model pada Kayla. Namun siapa sangka, Andreas ternyata menyukai Kayla dalam kostum badutnya. Dan memusuhi Kayla yang kini menjadi modelnya. Tapi apa yang terjadi saat Andreas tahu, jika Kayla ternyata Rilla yang ada dalam kostum badut tersebut. Kisah panas dan menggairahkan