Nara, diusia kehamilannya yang memasuki usia 38 minggu harus menelan kenyataan pahit saat ia menemukan testpack yang terjatuh dari tas suaminya Juan. Testpack yang ia temui bukan hanya satu melainkan banyak. "Mas ..." Panggilku mencoba memberi tau Mas Juan jika barangnya ada yang jatuh. Brak ... Pintu tertutup rapat, tanpa menunggu lama akupun memungut benda yang terjatuh dari tas Mas Juan tadi. Dan betapa terkejutnya aku, saat tau jika yang ada digenggamanku saat ini adalah ... "Testpack siapa ini? Kenapa sebanyak ini dan ..." Aku membolak-balikkan Testpack yang terbungkus plastik ditanganku. "Kenapa ada angka yang tertera disetiap testpacknya." "Aku tidak pernah memiliki testpack sebanyak ini," Tak terasa hati ini bergemuruh, gelisah dan kecewa. "Apa mungkin, Mas Juan ada main dibelakang ku?"
"kali ini kamu temenin aku cek kandungan ya, Mas. Masak selama 9 bulan aku sendirian terus sih periksa kandungannya." Ujarku agak merengek pada Mas Juan, laki-laki yang sudah membersamaiku selama 1 tahun lamanya.
Ku lihat pantulan wajahnya pada cermin rias yang saat ini juga memantulkan wajahku, sayangnya pria itu tetap tidak bergeming dan masih sibuk sendiri dengan ponselnya. Satu detik, dua detik berlalu. Mas Juan tetap tidak bergeming dari tempatnya.
"Mas,,," tergurku lagi.
Drrtt ...
"Ya Hallo, Ada apa, Re?" Ucapnya pada seseorang yang tengah melakukan panggilan disebrang sana.
Padahal lebih dulu aku yang ingin bertegur sapa dengan suamiku itu, tapi dia malah lebih tanggap dengan ponselnya dari pada istrinya sendiri.
"Oh, ok deh. Kamu siap-siap aja dulu."
Klik ...
Mas Juan mematikan sambungan telponnya, seraya melihat ke arahku. Dengan gerak cepat ia nampak buru-buru merapikan berlembar-lembar kertas yang ia pangku barusan. Yang katanya ingin mengoreksi UTS para mahasiswanya, tapi yang ku lihat dia sangat sibuk bermain ponsel dari pada mengoreksi lembaran ujian itu.
"Mas, mau kan temenin aku. Kali ini saja," ucapku memohon. Masih berusaha membujuk Mas juan untuk mengantarku, sebagai calon Ayah aku ingin dia bisa melihat dan tau kondisi anaknya didalam perutku ini. Ya, meskinpun hanya sebatas gambar tiga dimensi, setidaknya dia bisa merasakan hadirnya. Seperti aku yang selalu meneteskan air mata, saat mendengar detak jantungnya dan juga melihatnya bergerak-gerak dilayar monitor saat USG.
"Kemana, Ra? Mas sibuk hari ini," lagi dan lagi jawabannya tetap sama. Setiap kali ku ajak kemana pun tetap dengan alasan yang sama, kadang aku berpikir benarkah Mas Juan menikahiku dengan senang hati, atau karena terpaksa??? Karena selama pernikahan kami, dia tidak pernah mau diajak kemana pun olehku, bahkan kami tidak pernah jalan kemana pun bersama kecuali acara keluarga.
Padahal, dulu dia yang tiba-tiba saja langsung mengajak nikah. Hanya karena tidak sengaja bertemu dan kebetulan waktu itu kami tengah bersama Ibu kami masing-masing, dan saat itu pula Ibuku langsung setuju tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dariku.
Aneh memang, tapi ya inilah kisah cinta kami. Aku juga tidak bisa menolak, selain karena usia yang sudah menginjak 25 tahun, sedangkan saat itu teman-temanku rata-rata sudah menikah semua. Mas Juan juga tampan, badannya eksotis. Siapa wanita yang bisa menolak kemolekan badannya itu, aku pun jadi klepek-klepek meski hanya pertama kali bertemu.
Sayangnya, perkenalan yang begitu singkat tanpa berusaha mengenal satu sama lain, aku jadi tidak tau bagaimana karakter sebenarnya suamiku ini. Mas Juan tipikal pria yang baik, dia tidak pernah kasar padaku. Dia selalu mengiyakan apa yang aku pinta, sayangnya dia tidak bisa seperti pria lainnya. Seperti halnya romantis atau merayakan hari special bersamaku.
"Ra, kok malah bengong sih? Mas berangkat dulu ya!" Ujarnya padaku. Saking asiknya melamun aku sampai tidak sadar ternyata priaku ini sudah siap dengan penampilan casualnya.
"Lho, Mas. Mau kemana? Ajakan ku yang tadi gimana?" Tanyaku penuh harap.
"Kan Mas udah bilang kalau hari ini, Mas sibuk." Jawabnya sambil membenarkan lengan baju yang ia lipat ke atas.
"Ini hari minggu loh, Mas. Hari libur, sibuk ngapain sih? Masak nemein istri cek kandungan, gak punya waktu terus." Bujukku padanya, entah kenapa hari ini aku sangat ingin Mas Juan ikut untuk memeriksakan kandunganku. Karena hari perkiraan lahirku semakin dekat, dan lagi aku masih bingung apakah mau melahirkan secara normal atau cesar.
Kebanyakan orang berkata, melahirkan normal itu sakit. Tapi, ada juga yang bilang cesar pemulihannya juga lama. Jadi aku ingin Mas Juan membantuku memilih proses mana yang harus aku pilih.
"Bentar doang kok,"
"Kamu sendiri aja ya! Kan biasanya juga sendiri,"
Hah, tak ada gunanya lagi merengek. Toh jawabannya tetap saja sama.
"Kamu mau kemana sih, Mas? Sibuk apa?" Tak mau lagi menaruh harap, aku hanya ingin tau kesibukan apa yang ingin dilakukan oleh Mas Juan dihari libur begini. Biasanya dia paling enggan kemana-mana dihari libur, lebih suka menghabiskan waktu untuk tidur seharian.
"Rea minta anter buat beli perlengkapan kuliahnya, Ra. Bentar lagi dia kan lulus." Imbuhnya padaku.
"Hah, apa? Nganterin Rea beli perlengkapan kuliah,"
"Ujian nasional aja belum, Mas. Udah mau beli perlengkapan kuliah! Belum juga daftar, iya kalau lulus kalau nggak kan harus ngulang dulu."
"Kamu kok ngomong gitu sih, Ra. Rea itu adik aku, harusnya kamu ngomong yang baik-baik buat dia bukan malah bilang yang jelek-jelek begitu."
"Ya aku gak bermaksud buat ngomong yang jelek-jelek, Mas. Tapikan harusnya Rea lebih ke mempersiapkan diri buat ikut ujian dari pada urusan kuliah dulu,"
Ku lihat Mas Juan menarik nafas pelan, aku harap dia bisa mengerti apa yang aku maksudkan bukan ingin mendoakan yang tidak baik untuk adiknya itu.
"Rea cuma mau beli Hp baru, Ra. Hp nya yang lama udah penuh. Jadi dia minta buat dibeliin Hp baru, sekalian aja aku ajak ke tempatnya biar dia langsung milih, Hp apa yang kiranya bisa dia pakek jangka panjang sampek kuliah."
"Udah ya, Mas berangkat dulu. Kamu hati-hati ke Dokternya, pesen ojol yang udah biasa anter kamu ke Dokter."
Ku rasakan tangan kekar menyentuh pundakku, ada bias wajah Mas Juan pada cermin riasku. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada samping leherku seraya berkata, "Mas udah transfer uang jajan buat kamu, kemarin waktu seminar dikampus, Mas dapet bonus."
Cup ...
Dia mengecup lembut ubun-ubunku. Syukurlah dia tidak lagi mempermasalahkan ucapan ku barusan tentang Rea, aku takut dia tersinggung dan menganggap aku terbebani jika dia memberikan sesuatu pada Rea.
Ya, sejak awal menikah. Mas Juan memang sudah menjelaskan bawah separuh dari gajinya akan ia berikan pada Ibu dan Rea, karena memang Mas Juan adalah tulang punggung keluarga. Bapak mertua meninggal saat Mas Juan masih berusia 6 tahun, jadi aku tidak pernah mempersalahkan soal gaji. Toh aku juga harus mengerti, jika ada Ibu dan Adik yang menjadi tanggung jawab Mas Juan bukan hanya aku istrinya.
"Mas berangkat dulu ya!" Aku hanya mengangguk seraya tersenyum melepas kepergian suamiku itu. Namun, sebelum menutup pintu tiba-tiba ada sesuatu yang terjatuh dari tas yang biasanya Mas Juan pakai.
"Mas ..." Panggilku mencoba memberi tau Mas Juan jika barangnya ada yang jatuh.
Brak ...
Pintu tertutup rapat, tanpa menunggu lama akupun memungut benda yang terjatuh dari tas Mas Juan tadi. Dan betapa terkejutnya aku, saat tau jika yang ada digenggamanku saat ini adalah ...
"Testpack siapa ini? Kenapa sebanyak ini dan ..." Aku membolak-balikkan Testpack yang terbungkus plastik ditanganku.
"Kenapa ada angka yang tertera disetiap testpacknya."
"Aku tidak pernah memiliki testpack sebanyak ini," Tak terasa hati ini bergemuruh, gelisah dan kecewa.
"Apa mungkin, Mas Juan ada main dibelakang ku?"
Mengandung konten 21+ Harap bijak menentukan bacaan... Jangan lupa mampir juga cerita pertama "Mertua Hiperseks" Zakia Ananta Arman, gadis remaja yang masih sangat polos dan tidak pernah mengenal apa itu jatuh cinta sebelumnya. Dia terpesona dengan ketampanan pemuda tampan yang merupakan putra dari kyai pengasuh pesantren dikingkungannya. Malam itu gadis yang cakap dipanggil Kia itu secara sengaja masuk ke dalam kamar pria yang sering di panggil Gus Beren oleh para santri. Kia memasukkan obat perangsang dan alkohol secara bersamaan pada teh yang disajikan oleh Santri dan akan di minum oleh Gus Beren. Alhasil, malam itu tanpa sadar Gus Beren menyetubuhi Kia yang bersembunyi dibalik tirai gorden kamarnya, saat Gus Beren tengah membersihkan badan di kamar mandi setelah acara pengangkatan pengasuh baru di adakan di pesantren yang di miliki abahnya. Hubungan satu malam itu berakhir duka bagi Kia. Ia tidak pernah menyangka bahwa dari hubungan itu ia akan mengandung anak dari Gus Beren, tapi sayangnya Gus Beren tidak mau bertanggung jawab atas anak itu. Karena bagaimana pun anak itu tetap akan bernasab pada ibunya, sebab ia hadir sebelum terjadinya Ijab Qobul pernikahan. Apalagi Kia baru mengetahui, jika Gus Beren sudah memilik istri yang di nikahi secara siri, karena saat ini istri Gus Beren masih melanjutkan pendidikannya di Mesir. Kia teringat akan perbuatan papanya Arman beberapa waktu yang lalu, ia membawa Cantika yang merupakan wanita selingkuhannya ke rumah dan melakukan perbuatan mesum di depan mamanya Arini. Mungkinkah yang terjadi saat ini merupakan balasan atas perbuatan Arman, yang telah menyakiti Arini. Bukan hanya itu, Arman juga sering melampiaskan amarah pada mamanya dan juga kakaknya Zoni saat mereka memberontak kelakuan Arman untuk bermain panas dengan Cantika. Kata-kata Kia terngiang begitu dalam pada ingatan Arman, yang menyiratkan kebencian dari seorang putri yang sangat ia sayangi. Arman tak pernah begitu menyesal atas perlakuannya dan perkataannya yang sering menyakiti Arini dan Zoni, tapi untuk Kia, dia benar-benar menyesal karena telah membuat putri kesayangannya itu kecewa dan berkata kasar padanya. Teringat pada masa lalu kelam tentang Rania yang harus mati akibat ulah Ayah Arman, ia takut hal itu terulang kembali pada Kia. Akankah Kia bisa mendapatkan keadilan serta tanggung jawab dari Gus Beren untuk anak yang dikandung? Sedang usianya saat ini masih belum cukup umur untuk melangsungkan pernikahan karena ia baru 9 SMP. Ataukah ia akan menjalani sisa-sisa hidup dengan karma yang telah papanya perbuat selama ini? Siapakah Rania, yang menyisakan luka begitu dalam bagi Arman?
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
Salah kamar mengakibatkan Claudia terjebak dalam hubungan rumit yang tak seharusnya terjadi. Malam itu, harusnya Christian menghabiskan malam panas dengan calon istrinya. Namun, siapa sangka kalau berujung pada Christian yang malah masuk ke dalam kamar Claudia—yang mana adik dari calon istrinya. Semua bermula dari sini. Claudia dan Christian terjebak dalam sebuah hubungan yang tak seharusnya terjadi. Hal yang membuat semakin rumit adalah Claudia dan Christian harus tinggal satu atap. Mungkinkah skandal ini akan tercium? Lantas, bagaimana akhir dari kisah Claudia dan Christian? Kesalahan satu malam membawa mereka dalam sebuah lingkaran api. *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
"Kau harus membayar utangmu sekarang juga," desis Lucas, matanya dingin seperti es. Flora terpaku, tak bergeming, dadanya sesak. Hutang? Hutang apa? Sebuah perjanjian hutang antara mendiang orang tua Flora dengan Lucas, yang kini berakhir mengikat Flora dengan pria yang baru dikenalnya malam ini di pesta lajang sahabatnya. Menjerumuskannya dalam lingkaran neraka. Flora tak pernah tahu orang tuanya berhutang pada seorang pria kejam, berusia lima belas tahun lebih tua darinya, pemilik Perusahaan Blackwood tempatnya magang sebagai staf marketing. Lucas, pria yang tak kenal ampun, menuntut pembayaran detik itu juga. "Jika kau tidak bisa bayar nominal utangnya, tubuhmu untukku malam ini!" tegas Lucas, menarik tangan Flora masuk ke kamar hotel.
Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa 21+ Carmen Adelia Giovanni (26) harus menelan pil pahit setelah memergoki kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke kota lain untuk menenangkan diri dan mencari pekerjaan lain. Ia melamar pekerjaan di perusahaan Johnson Corporation dan diterima menjadi sekretaris di sana. Alexander Felix Johnson (31) CEO arogan yang kembali ke kota kelahirannya ketika menemukan gadis yang menarik perhatiannya berada di kantor milik keluarganya. Akankah Alexander Felix Johnson berhasil memiliki Adelia Giovanni untuk menjadi kekasih sekaligus istrinya? Dan bagaimana reaksi Adelia ketika mengetahui bahwa Alexander adalah laki-laki yang membawanya malam itu?
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.