Di tengah gemerlap Istana Landbird, Ratu Elea dikenal sebagai simbol kebijaksanaan dan kekuatan. Selama bertahun-tahun, ia setia menjalankan tugasnya sebagai ratu, menjaga kestabilan kerajaan dan mendampingi Raja Flynn. Namun, kehadiran Beatrice, selir yang ambisius, mengguncang tatanan itu. Dengan kehamilannya, Beatrice tidak hanya merebut perhatian Flynn, tetapi juga mulai merongrong posisi Elea sebagai ratu. Ketika Flynn yang dilanda cinta buta melayangkan gugatan cerai pada Elea, dunia sang ratu runtuh. Tuduhan palsu, fitnah tentang kemandulan, hingga penghinaan di depan para bangsawan membuatnya semakin terpojok. Namun, di balik semua itu, Raja Alaric dari Veridion muncul sebagai sekutu yang tak terduga. Dengan perasaan yang tumbuh untuk Elea, ia bersumpah untuk mendukungnya menghadapi cobaan yang mengancam menghancurkan kehormatannya. Di antara cinta, pengkhianatan, dan intrik politik, Elea harus memutuskan apakah ia akan bertahan demi kerajaannya atau mengambil jalan baru untuk membangun kembali hidupnya. Sementara itu, hasrat dan dendam membara di hati Flynn, Beatrice, dan Alaric, menjadikan permainan takhta ini semakin berbahaya. Ketika cinta menjadi senjata dan tahta menjadi medan perang, siapa yang akan keluar sebagai pemenang?
**Bab 1: Tamu Tak Diundang**
Kerajaan Landbird berdiri megah di jantung benua Eropa, dikelilingi hamparan padang hijau yang membentang sejauh mata memandang. Selama bertahun-tahun, rakyatnya hidup dalam kemakmuran di bawah kepemimpinan Raja Flynn Landbird dan Ratu Elea Marre. Namun, di balik megahnya istana dan kebijaksanaan mereka, satu kelemahan menjadi bisikan di lorong-lorong istana: ratu belum juga memberikan seorang pewaris.
Elea duduk di depan cermin besar berbingkai emas di kamarnya. Jemarinya dengan anggun mengoleskan bedak tipis ke wajahnya. Matanya yang biru cerah memantulkan ketegasan, meskipun hati kecilnya terasa hampa. Hari ini, ia akan menyambut Flynn, suaminya yang baru saja kembali dari perang. Namun, kegembiraan itu ternoda oleh kabar yang ia terima dari Daisy, pelayan setianya.
"Jadi benar?" tanya Elea pelan, suaranya nyaris seperti bisikan. "Raja membawa seorang wanita ke istana?"
Daisy, yang berdiri di belakang Elea, menunduk hormat sebelum menjawab. "Benar, Yang Mulia. Wanita itu bernama Beatrice. Baginda menemukannya di hutan ketika perjalanan kembali dari medan perang."
Elea mengangguk kecil, menunjukkan bahwa ia memahami. Tanpa sepatah kata lagi, ia melanjutkan merias wajahnya. Di dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya direncanakan Flynn.
***
Sementara itu, Flynn berada di kamarnya bersama Beatrice. Wanita itu tampak kumuh, dengan pakaian lusuh dan rambut yang acak-acakan. Namun, di balik keadaan itu, kecantikan alaminya terpancar jelas. Flynn duduk di sampingnya, wajahnya menunjukkan campuran rasa iba dan kekaguman.
"Apa yang terjadi padamu, Beatrice?" tanyanya dengan lembut.
Beatrice menunduk, air mata menggantung di sudut matanya. "Saudara-saudara saya mengusir saya, Yang Mulia. Saya tidak punya tempat untuk pergi. Jika bukan karena Baginda, saya mungkin sudah mati di hutan."
Kisah itu menyentuh hati Flynn. Ia menggenggam tangan Beatrice dan berjanji akan melindunginya. Ia memutuskan untuk mengizinkan Beatrice tinggal di Istana Lily, tempat para selir raja tinggal.
Namun, momen itu terganggu oleh ketukan pintu.
"Masuk," ujar Flynn.
Pintu terbuka, dan Elea masuk dengan langkah anggun. Pandangannya jatuh pada Beatrice, yang masih duduk di sofa dengan pakaian kumuh dan tubuh kotor. Elea menatap wanita itu dengan pandangan datar sebelum berkata, "Bawa wanita ini ke Istana Lily. Bersihkan dia. Dia tidak pantas berada di kamar Raja dalam keadaan seperti ini."
Nada suara Elea terdengar dingin, namun tetap anggun. Flynn, yang merasa tersinggung, berdiri. "Jangan berbicara seperti itu, Elea. Tidak semua wanita terlahir sempurna sepertimu. Setidaknya, Beatrice memiliki hati yang lebih baik."
Ucapan itu seperti tamparan bagi Elea. Namun, ia menahan emosinya. Dengan anggun, ia menarik napas panjang dan meninggalkan kamar Flynn tanpa membalas ucapan itu. Namun, di balik ketenangannya, ada luka yang tak terlihat, menggores lebih dalam dari sekadar kata-kata.
***
Di Istana Lily, Elea mengambil peran yang seharusnya tidak perlu ia emban. Ia mempersiapkan pakaian dan perhiasan untuk Beatrice. Pelayan setianya, Daisy, memandang Elea dengan bingung.
"Yang Mulia, mengapa Anda melakukan semua ini? Wanita itu hanya-" Daisy menghentikan ucapannya, mencoba menjaga batas kesopanan.
Elea menatap Daisy dengan senyum kecil. "Raja menyukainya, Daisy. Itu sudah cukup."
"Namun, jika Raja ingin memiliki selir, setidaknya ia harus mengikuti adat yang berlaku," gumam Daisy dengan nada geram.
Elea mengangkat tangannya, menghentikan Daisy sebelum pelayan itu melanjutkan keluhannya. "Hati-hati dengan ucapanmu. Tugas kita adalah melayani, bukan menghakimi."
Daisy menurut, meskipun hatinya masih dipenuhi amarah.
***
Beatrice kini berdiri di hadapan Elea, rambut peraknya tergerai indah, dan gaun satin sederhana menghiasi tubuhnya. Ia tampak jauh lebih anggun setelah dibersihkan. Namun, polosnya ia memanggil Elea, "Kakak."
Daisy yang berdiri di samping Elea langsung bereaksi. "Berhati-hatilah dengan ucapanmu! Yang berdiri di hadapanmu adalah Ratu Landbird. Kau bahkan belum resmi menjadi selir!"
Beatrice terisak mendengar teguran itu. Ia menunduk dan berkata dengan suara gemetar, "Aku hanya ingin lebih dekat dengan Ratu. Sebentar lagi aku akan menjadi bagian dari keluarga ini."
Elea menghembuskan napas panjang. Ia mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Daisy berhenti. "Daisy, kau tidak salah, tapi ucapanmu terlalu kasar. Beatrice, kau harus mengerti bahwa ada tata krama yang harus dijaga. Jangan lupa tempatmu."
Beatrice mengangguk pelan, menyeka air matanya. Melihat sikap polos itu, Elea merasa sedikit iba. Namun, jauh di dalam hatinya, ia juga merasakan sesuatu yang tak bisa ia abaikan.
Ketika Beatrice pergi, Daisy mendekat dan berbisik, "Yang Mulia, maafkan hamba. Tapi wanita itu... dia bukan sekadar gadis terlunta. Aura yang ia bawa bukan aura kebaikan."
Elea tersenyum kecil, mencoba menenangkan pelayannya. Namun, diam-diam ia berpikir, Apakah benar ada bayangan gelap yang mengintai di balik kecantikan Beatrice?
Malam menjelma di Kerajaan Landbird, memeluk istana megah itu dengan selimut keheningan. Namun, di dalam hati Ratu Elea, tak ada keheningan. Ia berbaring di ranjangnya yang luas, menatap langit-langit kamar yang dihiasi ukiran emas. Ingatannya melayang pada sosok Beatrice-gadis dengan rambut perak yang kini tinggal di Istana Lily.
Pikirannya terusik oleh sikap Flynn. Sebagai raja, Flynn memang memiliki hak untuk memiliki selir, tetapi cara ia membawa Beatrice ke istana terasa begitu... ceroboh. Flynn adalah pria bijaksana yang jarang bertindak impulsif. Namun kali ini, ia tampak seperti pria yang dibutakan oleh sesuatu yang lebih dari sekadar simpati.
Elea memejamkan mata, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, dalam bayangannya, ia melihat senyuman Beatrice yang tampak polos namun penuh teka-teki.
***
Jatuh dari keningratan, Zen Luo menjadi budak yang rendahan yang digunakan sebagai karung tinju untuk para mantan sepupunya. Secara tidak sengaja, dia menemukan cara untuk mengasah dirinya menjadi senjata dan sebuah legenda dimulai karena itu. Dengan keyakinan yang kuat untuk tidak pernah menyerah, dia berusaha untuk membalas dendam dan mengejar impian yang besar. Pendekar dari berbagai klan bersaing untuk kekuasaan dan dunia menjadi kacau. Mengandalkan tubuh yang sebanding dengan senjata ampuh, Zen mengalahkan banyak musuh dalam perjalanannya menuju keabadian. Akankah dia berhasil pada akhirnya?
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?