/0/20583/coverbig.jpg?v=20241015165057)
Seorang pria yang sudah menikah kembali bertemu dengan cinta pertamanya yang belum pernah ia lupakan. Hubungan ini membuatnya meragukan pernikahannya dan mempertanyakan apa itu cinta sejati.
Suasana reuni sekolah menengah atas yang diadakan di sebuah hotel mewah terasa penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Lampu-lampu berkilau, menghiasi ballroom yang ramai dengan kerumunan wajah-wajah yang pernah dikenal. Di antara kerumunan itu, Arman berdiri, berusaha mencari teman-temannya di masa lalu.
Sejak tiba di acara tersebut, Arman merasakan ketegangan yang tak biasa. Ia mengenakan jas hitam yang terlihat rapi, namun jiwanya dipenuhi oleh rasa cemas. Mengapa ia merasa seperti ini? Apakah karena kenangan-kenangan yang tersimpan dalam sanubarinya? Dia mencoba menepis perasaan itu, tetapi bayangan masa lalu tak pernah sepenuhnya hilang.
Saat berjalan menyusuri ruangan, ia mendengar suara tawa yang familiar. Dengan ragu, ia berbalik dan melihat sekelompok orang yang sedang berbincang. Di tengah-tengah mereka, seorang wanita berdiri dengan senyuman yang tak pernah bisa dilupakan-Alya. Cinta pertamanya. Perasaannya seolah menghangat dan bergetar saat melihatnya.
Alya terlihat berbeda. Rambutnya yang panjang tergerai dengan anggun, dan matanya bersinar dengan kebahagiaan. Tiba-tiba, Arman merasa seperti waktu mundur. Semua kenangan indah semasa SMA menyerbu pikirannya: tawa di kantin, janji-janji di bawah pohon beringin, dan malam-malam ketika mereka berbagi impian dan harapan.
Dengan langkah mantap, Arman mendekatinya. Alya menyadari kehadirannya, dan matanya melebar. Senyumnya lebar ketika mereka saling bertatap muka.
"Arman!" serunya, suaranya penuh keceriaan. "Tak kusangka bisa bertemu denganmu di sini!"
"Ya, sama-sama. Sudah lama sekali," Arman menjawab, suaranya agak tersekat. Ia merasa jantungnya berdegup lebih cepat.
Mereka berdua tertawa, berusaha menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba muncul. Alya mulai menceritakan kehidupannya-bagaimana dia sekarang menjadi seorang seniman terkenal dan mendapatkan banyak penghargaan atas karyanya. Arman mendengarkan dengan penuh kekaguman, bangga dengan pencapaian mantan kekasihnya. Namun, di balik senyumannya, ada rasa sakit yang menghinggapi hatinya.
"Bagaimana denganmu? Apa kabar?" tanya Alya, mengamati Arman dengan penuh perhatian.
"Baik, saya sekarang bekerja di perusahaan keluarga. Menikah, punya anak," jawabnya, meskipun hatinya terasa berat. Dia tidak bisa mengungkapkan rasa tidak puas yang menyelubungi hidupnya saat ini.
Mereka berbagi cerita dan tawa, tetapi seiring berjalannya waktu, perasaan yang lebih dalam mulai muncul kembali. Setiap tawa, setiap sentuhan, seolah menghidupkan kembali kenangan yang terpendam. Arman merasa bingung; ia mencintai istrinya, tetapi ada sesuatu yang membuatnya terikat pada Alya.
Ketika malam mulai larut, mereka berdiri di balkon, menikmati pemandangan kota yang berkilauan. Keheningan mengisi ruang di antara mereka, dan Arman bisa merasakan getaran emosi yang mengalir di antara mereka.
"Aku tidak pernah benar-benar melupakanmu, Arman," Alya akhirnya berkata, suaranya lembut. "Aku selalu berharap yang terbaik untukmu."
Arman menatapnya, hati dan pikirannya berperang. Apakah ini sebuah kesempatan kedua? Sebuah petunjuk dari takdir bahwa mereka seharusnya bersama?
Dengan rasa yang begitu mendalam, Arman menyadari bahwa pertemuan ini telah membuka kembali luka lama dan menghidupkan harapan yang sudah lama dia kubur. Dalam sekejap, ia berada di persimpangan antara masa lalu dan masa depan, meragukan jalan yang telah ia pilih dan mempertanyakan apa arti cinta sejati sebenarnya.
Ketika mereka berpisah malam itu, Arman tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Kenangan indah dan pahit bersatu, menciptakan gejolak yang tidak bisa ia abaikan. Cinta yang terpendam ini, apakah akan membawanya pada kebahagiaan, atau justru menghancurkan segala yang telah ia bangun?
Ketika Arman meninggalkan hotel, langkahnya terasa berat. Pikiran dan perasaannya berputar seperti badai. Ia duduk di dalam mobilnya, berusaha menenangkan diri. Setiap sudut matanya, setiap detak jantungnya mengingatkannya pada Alya, yang kini kembali muncul dalam hidupnya setelah sekian lama. Kenangan masa lalu yang menyentuh dan manis itu tiba-tiba mengalir deras dalam ingatannya.
Dia teringat momen-momen di mana mereka merencanakan masa depan bersama, impian-impian yang sempat tertunda. Namun, semua itu pupus ketika kehidupan memisahkan mereka. Sekarang, di balik senyuman Alya, ada harapan yang seolah tak kunjung padam. Arman merasakan konflik antara rasa setia terhadap istri dan kecintaannya yang tak kunjung pudar terhadap Alya.
Beberapa hari berlalu sejak reuni, namun pertemuan itu terus menghantui pikirannya. Di tempat kerjanya, ia berusaha berkonsentrasi, tetapi wajah Alya selalu muncul. Tidak jarang ia terjebak dalam lamunan, memikirkan apa yang akan terjadi jika ia memilih untuk mengejar kembali cintanya yang telah hilang.
Suatu sore, saat di rumah, Arman berbaring di sofa, menatap langit senja melalui jendela. Suara tawa anak-anaknya yang bermain di luar terdengar jelas, tetapi hatinya terasa kosong. Istrinya, Maya, datang dan duduk di sampingnya, menyentuh bahunya.
"Sayang, kamu baik-baik saja? Sepertinya kamu tidak fokus belakangan ini," tanya Maya, penuh perhatian.
Arman tersenyum tipis. "Iya, hanya sedikit lelah. Banyak pekerjaan."
Maya mengangguk, tetapi Arman bisa melihat keraguan di matanya. Istrinya adalah wanita yang selalu mendukungnya, tetapi Arman tidak ingin membebani Maya dengan masalah yang kini menghantuinya.
Namun, malam itu, saat anak-anak sudah tidur, Arman tak bisa tidur. Dia meraih ponselnya dan membuka pesan yang pernah ia tukar dengan Alya. Pesan-pesan itu masih ada, penuh dengan candaan dan kenangan. Rasa rindu menyelimutinya saat melihat foto-foto lama mereka berdua. Dalam gelap, ia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Alya.
"Hey, bagaimana kabarmu? Aku masih memikirkan reuni itu," tulisnya, jari-jarinya bergetar saat menekan tombol kirim.
Hanya beberapa menit kemudian, balasan datang. "Aku baik, Arman. Reuni itu benar-benar menyenangkan. Aku juga memikirkanmu. Mari kita bertemu lagi?"
Jantung Arman berdebar kencang. "Tentu, kapan? Mungkin kita bisa makan siang?"
"Bagaimana dengan akhir pekan ini? Di tempat favorit kita?" jawab Alya.
Saat membaca pesan itu, Arman merasakan campuran kegembiraan dan ketakutan. Dia tahu bahwa pertemuan itu bisa mengguncang hidupnya, tetapi ia tidak bisa menolak panggilan hatinya.
Akhir pekan itu tiba lebih cepat dari yang ia duga. Arman bersiap-siap dengan penuh kecemasan, mengenakan kaos favoritnya dan celana jeans. Dia mengemudikan mobilnya menuju kafe yang sering mereka kunjungi saat masih sekolah. Setiap detak jantungnya terasa seperti ketukan yang menantang, mengingatkan akan masa-masa indah yang pernah ada.
Saat sampai di kafe, Arman melihat Alya sudah menunggu. Dia mengenakan gaun sederhana berwarna biru, rambutnya tergerai indah. Senyumnya menawan, tetapi ada sesuatu yang membuatnya tampak lebih dewasa, lebih bijak.
"Hey!" sapa Alya ceria saat melihatnya.
"Hey," jawab Arman, mencoba terdengar santai meskipun hatinya berdebar.
Mereka duduk, dan suasana terasa akrab, meski ada kerinduan yang mendalam. Pembicaraan mengalir dengan lancar, membahas kenangan masa lalu dan pencapaian masing-masing. Arman menyadari bahwa meskipun waktu telah berlalu, koneksi di antara mereka masih kuat.
Namun, saat Alya mulai berbicara tentang kehidupannya, Arman merasakan ketegangan di dadanya. Ada kebahagiaan dalam cerita-cerita Alya, tetapi di balik itu, ia merasakan kesedihan yang mendalam. "Aku masih sendiri, Arman," ungkap Alya, menatapnya dengan mata yang penuh makna.
Kata-kata itu menghantam Arman seperti petir. Ia merasa terpukul, sekaligus merasa bersalah. Di saat yang sama, di dalam hatinya, ada dorongan untuk meraih kembali kesempatan itu, untuk menjalin kembali hubungan yang terputus.
"Mungkin kita bisa memberikan kesempatan kedua pada diri kita?" Alya bertanya, seolah dapat membaca pikirannya.
Arman merasa lidahnya kelu. Dia ingin mengatakan ya, tetapi wajah Maya dan anak-anaknya muncul dalam pikirannya. Semua kebahagiaan yang telah ia bangun terasa begitu berharga, tetapi apakah cinta itu akan pernah memudar?
Dalam momen hening itu, Arman tahu satu hal: keputusan yang ia buat sekarang akan menentukan arah hidupnya selanjutnya. Dan dengan itu, rasa hati yang terbelah semakin dalam, menanti jawaban dari semua pertanyaan yang mengelilingi jiwa mereka berdua.
Bersambung...
Seorang pria yang merasa tertekan oleh kehidupan rumah tangganya terlibat perselingkuhan dengan seseorang dari masa lalunya. Ketika kebohongan ini terungkap, ia harus memilih antara keluarga yang ia bangun atau cinta yang tak pernah benar-benar hilang.
Seorang wanita yang merasa hampa dalam pernikahannya memulai hubungan dengan mantan kekasihnya. Namun, ia tak menyadari bahwa kebahagiaan sesaat itu dapat membawa bencana bagi hidupnya yang sudah stabil.
Seorang pria yang merasa terabaikan oleh istrinya karena kesibukan pekerjaan, mulai mencari kenyamanan dari wanita lain. Perselingkuhan ini membuatnya harus memilih antara keluarga yang ia cintai atau perasaan egoisnya sendiri.
Seorang wanita menemukan bahwa suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya. Sambil mencoba mencari tahu alasan di balik perselingkuhan tersebut, ia dihadapkan pada rahasia gelap suaminya yang jauh lebih besar.
Seorang istri yang selalu setia menemukan suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Saat kebenaran terungkap, ia harus memutuskan apakah akan memperjuangkan pernikahannya atau melepaskan semuanya.
Dua siswa yang dulu sahabat sejak kecil, namun menjauh karena waktu, dipertemukan kembali dalam sebuah proyek sekolah. Mereka mulai mengingat janji-janji yang pernah mereka buat di bawah langit senja dan perasaan yang tak pernah hilang.
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Menikah untuk sebagian orang adalah suatu kebahagian namun, berbeda dengan Ayudia. Gadis cantik itu, dipaksa untuk menikahi kakak iparnya sendiri. Pernikahan yang terjadi nyatanya, membuat hidup Ayudia menderita. Aidan memperlakukan Ayudia bukan seperti seorang suami kepada istrinya. Pria itu dengan sangat tega menyiksa istri barunya begitu kejam. Aidan melakukan hal itu karena ingin membalas dendam, akibat kepergian sang istri pertama yang tak lain adalah kakak Ayudia. Pernikahan yang terjadi seperti neraka bagi Ayudia, dirinya dipaksa untuk melakukan apapun oleh Aidan. Bahkan perbuatan yang dilakukan oleh Aidan, menimbulkan sebuah trauma mendalam pada Ayudia. Mampukah Ayudia bertahan dengan pernikahan ini? Ada kebahagiaan yang datang pada hubungan mereka?
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!