/0/19300/coverbig.jpg?v=5b64df787a9f35410ad77322b8fc82cb)
Liontin berusia 22 tahun. Bercerita pada kekasihnya Sandrian,berusia 25 tahun kalau dia sering merasa aneh dengan kelakuan ibunya. Hampir setiap malam dia mendengar suara aneh dalam kamar ibunya. Seperti suara desahan. Tapi setiap kali dia ingin mengecek apa yang terjadi. Kakaknya Wulan selalu marah -marah padanya. Ya. Dirumah itu dia memang selalu diperlakukan tidak baik. Hanya Bi Siti, sang ART dan adiknya Anggun, yang selalu menyayangi dirinya. Ayah mereka sudah meninggal dunia saat dia berusia tiga tahun. Ada apa dengan Ibu mereka. Bu Santy, itulah nama Ibu mereka. Ikuti terus kisah mereka ya beb???
"Ohhh... Hhhhh... shhh..."
Suara itu kembali masuk memenuhi indera pendengar Liontin, saat gadis berusia 22 tahun itu menginjakkan kakinya ke dalam rumah.
Gadis yang baru saja pulang kuliah itu mengerutkan keningnya dan menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar lebih jelas lagi suara aneh itu.
"Dari kamar mama lagi? Sebenarnya apa yang sedang mama lakukan?" gumamnya sambil mendekati pintu kamar sang ibunda.
"Oouh... hhhh... in.. Ini nik... nikmat sekali Sa... yang. Le... lebih keras lag... lagi. Lebih dalam lagi. Hhhh..."
Kini terdengar suara ibunya berbicara dengan suara tersengal -sengal.
Kriet... kriet... kriet...
Suara deritan ranjang bersahut -sahutan dengan suara desahan dan erangan itu.
Karena tak bisa memendam rasa penasaran, Liontin mengangkat tangannya dan mengetuk pintu kamar ibunya.
"Ma! Mama!!!" panggil Liontin dengan nada pelan.
Suara desahan dan deritan ranjang itu pun seketika menghilang. Tapi tak ada jawaban.
"Mama. Ini Liontin Ma. Mama ada di dalam kan?"
Tetap tak ada jawaban.
"Ma. Lion tahu kalau mama ada di dalam. Sebenarnya mama lagi ngapain dan sedang sama siapa di dalam? Kenap..."
"Woi!!! Ngapain kamu berdiri di depan kamar mama?"
Terdengar suara seseorang dari arah belakang membuat Liontin langsung menghentikan ucapannya.
"Kak Wulan. Aku mendengar su..."
"Suara aneh itu lagi? Astaga Liontin. Kamu ini kenapa sih? Kamu selalu bicara yang tidak jelas. Aku tidak mendengar suara apa -apa di dalam. Tapi kamu?"
"Tapi itu memang benar adanya Kak. Bahkan baru saja tadi aku mendengar suara itu lagi. Suara des..."
"Stop Lion. Kamu selalu saja membuat cerita yang tidak benar. Heran deh aku sama kamu. Dia itu ibu kita loh. Tapi kamu ngomongnya nggak pakai mikir dulu."
"Kak Wulan. Ak..."
Wulan mencekal lengan Liontin dengan keras, membuat Liontin merintih kesakitan.
"Aw... sakit kak. Lepasin."
"Ayo. Daripada kamu ngomong nggak jelas. Mendingan kamu siapkan makan siang buat kakak. Kakak baru pulang syuting. Kakak capek. Cepat."
Wulan menarik -narik tangan Liontin dan mendorong tubuhnya ke dapur sehingga gadis itu terjerembab ke lantai dapur.
Bi Situ yang sedang memasak terkejut melihat Liontin terjatuh tak jauh dari kakinya.
Dia lalu berjongkok di hadapan Liontin dan membantu gadis itu untuk berdiri.
"Non Liontin nggak apa -apa kan? Nggak ada yang terluka?"
"Halah. Lebay. Hanya begitu saja luka. Ayo cepat buatkan aku makan siang. Nasi goreng plus telur mata sapi. Jangan lupa. Susu coklat panasnya."
Wulan lalu segera berlalu dari depan pintu dapur.
Bu Siti mengelus lutut Liontin yang terlihat sedikit memerah.
"Sakit ya Non? Kalau begitu Non duduk saja di sini. Biark bibi yang buatkan makan siang Non Wulan."
"Eitsss..."
Wulan kembali menghadap ke dapur.
"Bibi tidak boleh membantunya. Kalau bibi ketahuan membantu Liontin, makan bi Siti akan aku pecat. Paham?"
"I.. Iya Non Wulan. Bibi paham."
Wulan lalu bergegas meninggalkan ruangan.
Bi Siti menatap wajah Liontin dengan raut wajah sedih.
"Maafkan Bi Siti ya Non. Bibi tidak bisa membantu Non."
"Iya Bi. Liontin nggak apa -apa kok. Lion juga tak ingin bibi dipecat. Kalau bibi pergi, lalu siapa yang nanti akan temani Liontin di sini. Oya, di mana bawang merah dan bawang putihnya? Bibi cukup tunjukkan tempatnya biar Lion ambil sendiri."
"Ada di rak yang sebelah kanan Non."
Liontin meletakkan begitu saja tas kuliahnya di atas meja lalu mengambil bawang dan mulai mengupasnya dengan perlahan -lahan.
"Hati -hati kalau motongnya Non. Nanti terluka."
"Iya Bi. Oya, apa bibi pernah mendengar sesuatu dari dalam kamar mama?"
"Suara aneh itu ya Non? Hmmm... bibi nggak dengar apa- apa?"
"Hah? Benar bibi nggak dengar? Yakin?"
"Iya Non. Bibi nggak dengar apa -apa."
"Kalau bibi nggak dengar apa -apa kenapa tadi bibi bisa tahu suara aneh? Padahal Liontin nggak ngomong suara aneh tadi."
"Oh hmmmm itu..."
Bi Siti terlihat salah tingkah.
"Hmmm itu.. Tadi bibi nggak sengaja mendengar pembicaraan Non Liontin sama Non Wulan. Maaf."
"Iya Bi. Nggak apa- apa."
Liontin lalu melanjutkan pekerjaannya, menyiapkan makan siang kakaknya.
Dia yakin Bi Siti pasti juga pasti mendengarnya. Tapi bi Siti tak berani bicara karena setatus dia cuma ART di rumah berlantai dua itu. Bahkan mungkin saja Bi Siti tahu sesuatu tapi tak berani menceritakannya pada Liontin karena mungkin diancam.
Saat mau mengantarkan makanan untuk Wulan, terlihat seorang pemuda seusia Wulan sedang berada di ruang tamu ditemani oleh Wulan dan Mama Santy.
"Nak Bob. Ini putri keduaku namanya Liontin. Dan Liontin. Ini Nak Bobby. Dia yang sudah banyak membantu Wulan hingga bisa mendapatkan peran utama di di film Seksi Girl yang akan segera tayang di bioskop."
Mama Santy bicara panjang lebar.
"Ah ibu bisa saja. Aku hanya sedikit mengarahkan saja. Memang pada dasarnya Wulan memang orangnya cantik dan pandai. Aktingnya memang maksimal banget. Aku yang sudah banyak garam pun rasanya kalah saing deh dengan dia. Aku yakin sebentar lagi Wulan bakal jadi artis terfavorit di tahun ini. Bakal ada banyak fansnya. Apalagi ibu juga pandai ngelobi seperti ini."
Wulan dan Mama Santy terlihat begitu tersanjung dipuja seperti itu.
Sementara itu Liontin merasa sedikit risih melihat mama Santy dan Bobby agak sedikit berbeda cara saling bertatapannya.
"Oya, kalau begitu aku ke kamar dulu Ma. Permisi Kak Bobby. Kak Wulan."
"Iya. Silahkan cantik." jawab Bobby sambil tersenyum ramah.
Liontin langsung bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
Masih terdengar suara tawa Mama Santy, Wulan dan Bobby di bawah sana.
"Pantas saja putri -putri ibu pada cantik -cantik. Ternyata menurun dari sang ibunda sendiri. Sudah cantik, bodi oke, supel pula."
"Ah... nak Bobby bisa saja. Oya, kamu juga belum bertemu putri bungsu ku. Namanya Anggun. Dia bahkan paling cantik dari semua -semuanya. Kalau Liontin mah kecil."
Begitulah suara -suara yang masih tertangkap telinga Liontin sebelum semakin jauh naik ke atas.
*** *** ***
Setelah berganti pakaian Liontin langsung melemparkan diri ke atas ranjang empuknya.
Ingin turun untuk makan siang tapi malas karena kalau turun berarti dia harus bertemu lagi dengan pemuda bernama Bobby itu.
Tok..tok..tok..
"Non Liontin."
Terdengar suara pintu diketuk dari luar disusul suara Bi Siti memanggil namanya.
Kriet...
Liontin bergegas membuka pintu untuk perempuan bertubuh gempal.
"Maaf Non, mengganggu. Bibi hanya mau mengantar tas Non yang ketinggalan di dapur."
Bi Siti menyerahkan tas berwarna tosca itu pada Liontin.
"Oh iya Bi. Makasih."
"Sama -sama Non. Tapi apa Non nggak mau makan siang dulu?"
"Nanti saja Bi. Liontin mau istirahat sebentar."
"Iya Non. Kalau Non mau makan siang, nanti panggil bibi saja. Biar bibi siapkan."
"Iya Bi. Sekali lagi makasih."
Begitu bi Siti pergi, Liontin kembali menutup pintu kamarnya.
Bersambung.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!