Carly Hamilton, seorang lelaki miskin yang terpaksa menikahi gadis kaya raya karena sebuah jebakan. Hinaan dan cacian terus menghampiri Carly yang awalnya hanya sebagai penjaga bar. Ujian satu persatu terus menguji kehidupan Carly. Hingaa pada suatu saat, keberuntungan menghampiri Carly. Ia membalaskan semua hinaan dan cacian hingga semua orang meminta ampunan darinya.
"Tolong antarkan minuman pada meja yang disudut kanan sana!" Perintah seorang lelaki.
"Baik Tuan."
Carly Hamilton, seorang karyawan disebuah bar ternama dikota Rocburn. Dari siang hingga tengah malam, ia mengabdikan semua waktunya untuk mendapatkan gaji 150 dollar setiap harinya.
Dengan nampan ditangan, Carly segera mengantarkan pesanan dari seorang pria tadi.
"Maaf Nyonya, ini ada pesanan minuman dari seorang lelaki yang duduk disana."
"Lelaki yang mana?" Tanya perempuan itu.
"Dia duduk di...." Ucapan Carly terdiam saat ia menyadari lelaki yang memerintahkannya tadi hilang seketika.
"Mana orangnya?" Tanya perempuan itu kembali.
"Maaf Nyonya, sepertinya lelaki itu sudah pergi."
"Jika Nyonya tak menginginkan minuman ini, saya bisa bawa kembali ke dapur."
"Tidak usah! Taruh saja minumannya disini."
"Baik." Carly menaruh minumannya disamping makanan perempuan itu.
Belum sempat berjalan beberapa langkah, perempuan yang ia berikan minuman tadi tiba-tiba saja pingsan.
Teman perempuan itu tampak panik dan segera meminta pertolongan.
"Kamu ingin meracuni teman saya?!" Bentak temannya pada Carly.
"Tidak! Saya tidak meracuni teman kamu!" Ungkap Carly.
"Bohong! Kamu mempunyai niat untuk meracuni teman saya dengan alasan ada seseorang yang ingin memberikan minuman!"
Semua orang terpengaruh dengan ucapan teman perempuan itu.
Carly yang ingin membela diri tak bisa berkata apa-apa karena semua orang menyalahkan dirinya atas kejadian itu.
"Ada apa ini?" Tanya pemilik bar.
"Dia meracuni salah satu pembeli di bar ini Pak." Jawab salah seorang pelanggan.
"Karyawan seperti ini tidak pantas dipekerjakan. Mungkin sa ja, kita yang akan dijadikan korbannya esok nanti." Sambung pelanggan lainnya.
"Jika dia tidak dipecat! Saya tidak akan pernah mendatangi bar ini lagi."
Semua pelanggan memberontak untuk memberhentikan Carly saat itu juga.
"Saya tidak bersalah pak! Saya tidak menaruh apapun diminuman tersebut. Jika bapak tidak percaya, bapak bisa cek cctv-nya!" Carly berusaha mengungkapkan semuanya.
"Maaf Carly! Walaupun kamu tak bersalah, saya tetap tidak bisa memperkerjakan kamu. Saya tak ingin kehilangan pelanggan saya. Jadi, saat ini juga, kamu saya pecat!" Pemilik bar itu memecat Carly tanpa rasa hormat dihadapan semua orang.
Carly tak bisa melakukan apapun. Ia hanya pasrah dan segera pergi meninggalkan bar tempat ia bekerja selama 5 tahun terakhir.
Carly tak tau harus berbuat apa. Ia juga tidak tahu akan bekerja dimana. Apalagi, ia juga mempunyai seorang istri yang harus Carly biayai.
"Bagaimana aktingku?" Tanya perempuan yang ia berikan segelas air tadi.
"Kamu?! Ternyata kamu tidak pingsan?"
"Hahaha... Kamu itu bodoh sekali ya Carly." Terdengar suara seorang wanita dari sebuah mobil yang terparkir.
"Jessica?!"
Carly terkejut jika semua yang terjadi pada hari ini merupakan siasat jahat dari Jessica, kakak ipar Carly.
Istrinya Bianca Abraham, memiliki 2 orang kakak, yaitu Jessica Abraham dan Mattheo Abraham. Mereka semua adalah anak dari Jason Edric Abraham, orang terkaya nomor 5 didaerah Rocburn.
Carly sebenarnya melakukan kesalahan besar karena harus menjadi seorang menantu dari keluarga Abraham. Akan tetapi, semuanya terjadi karena jebakan kedua kakak iparnya yang sengaja memberikan obat tidur pada dirinya dan Bianca.
Dengan sangat cepat, berita miring tentang Bianca bertebaran dimana-mana yang mencoret nama baik Jason Abraham.
Jason pun tak bisa berbuat banyak. Sesegera mungkin, Jason menikahkan Bianca dengan Carly untuk menutupi beritanya.
"Apa kamu sengaja menjebak saya?" Tanya Carly pada kakak iparnya.
"Benar! Saya memang sengaja menjebak kamu agar dipecat. Dan sekarang, semua rencana saya berhasil." Ujar Jessica dengan bangganya.
"Kenapa kamu sangat membenci saya?"
"Aku tidak membencimu! Aku hanya ingin menjadikan kamu sebagai boneka mainanku."
"Hahaha... Sungguh sangat malang nasib lelaki ini." Sambung perempuan yang berpura-pura pingsan tadi.
"Lelaki miskin ini sangat cocok menjadi permainan bagi orang kaya seperti kita." Jessica sangat menganggap rendah Carly.
"Ayo girls! Saatnya kita merayakan kemenanganku ini." Jessica memasuki mobilnya kembali dan meninggalkan Carly yang tengah berdiri kaku ditepian jalan.
Carly tak menyangka, jika Jessica akan berbuat jahat sejauh ini.
Berjalan pelan, Carly telah sampai dirumah yang ia sewa semenjak ia menikahi Bianca.
"Tumben kamu cepat pulang? Bukankah masih ada 3 jam lagi untukmu bekerja?" Tanya Bianca.
"Saya dipecat."
"Apa?! Bagaimana bisa?" Bianca tampak shock mendengarnya.
"Iya. Saya dipecat karena kakakmu yang menjebak dan menuduh saya yang sudah meracuni temannya."
"Tidak bisa dibiarkan! Aku harus pulang sekarang!" Bianca sangat tidak terima jika suaminya diperlakukan jahat oleh kedua kakaknya. Selama ini, Carly hanya diam tak ingin membalaskan semua perbuatan kakaknya.
"Tidak usah! Kita tak perlu melawan mereka. Jika kamu melawannya, semuanya akan memperpanjang masalah ini."
Hanya itu yang bisa dilakukan oleh Carly. Jika ia melawan, mertuanya pasti akan membela anak-anaknya dan akan menyalahkan Bianca.
"Terus kita harus bagaimana? Nyonya yang punya rumah ini sudah menagih uang sewa. Jika kamu tak memiliki pekerjaan, kita bisa saja diusir dari rumah ini." Ungkap Bianca.
"Kamu tenang saja, besok pagi saya akan mencari pekerjaan kembali. Bilang saja pada Nyonya Winston, kasih waktu beberapa hari lagi untuk membayarnya."
"Baiklah."
"Saya mau bebersih dahulu. Kamu istirahat saja dulu, tidak perlu menunggu saya."
Carly tersandar didinding kamar mandi. Ia mempunyai rasa bersalah pada Bianca karena sudah membuat ia hidup dalam kesulitan. Berbeda dengan kehidupannya yang dulu, penuh dengan harta tanpa kekurangan sedikitpun.
**
Keesokan paginya, Carly sudah berangkat dari rumah untuk mencari pekerjaan baru. Ia mengantarkan surat lamaran pekerjaan kesana kemari, berharap diterima disalah satu tempat.
Carly melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 1 siang.
"Udaranya panas banget." Gumam Carly yang duduk disebuah taman kota.
Buliran keringat mulai mengalir diwajah tampan Carly. Ia mengibaskan kertas lamaran yang ia pegang sehingga ia tak menyadari ada selebaran yang terbang.
"Maaf, apakah ini kertas anda?" Ucap seorang lelaki tua dengan jas dan sepatu kulit yang mewah melekat ditubuhnya.
"Oh iya... Itu milik saya. Terimakasih ya pak."
Carly segera mengambil kertas lamaran pekerjaan itu dari tangan lelaki tua.
"Apakah kamu sedang mencari pekerjaan?" Tanya lelaki tua.
"Iya Pak. Sedari pagi saya mengantarkan surat lamaran di setiap tempat yang tengah membuka lowongan pekerjaan. Akan tetapi, tak ada yang menerima saya yang hanya tamatan sekolah menengah atas.
Di perusahaan saya sedang membuka lapangan pekerjaan. Jika kamu berminat, kamu bisa ikut dengan saya.
"Apakah benar pak?" Tanya Carly yang tak percaya.
"Benar."
"Ayo ikut dengan saya."
Carly dengan semangatnya segera mengikuti langkah pak tua itu.
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
BACAAN KHUSUS DEWASA Siapapun tidak akan pernah tahu, apa sesungguhnya yang dipikirkan oleh seseorang tentang sensasi nikmatnya bercinta. Sama seperti Andre dan Nadia istrinya. Banyak yang tidak tahu dan tidak menyadari. Atau memang sengaja tidak pernah mau tahu dan tidak pernah mencari tahu tentang sensasi bercinta dirinya sendiri. Seseorang bukan tidak punya fantasi dan sensasi bercinta. Bahkan yang paling liar sekalipun. Namun norma, aturan dan tata susila yang berlaku di sekitranya dan sudah tertanam sejak lama, telah mengkungkungnya. Padahal sesungguhnya imajinasi bisa tanpa batas. Siapapun bisa menjadi orang lain dan menyembunyikan segala imajinasi dan sensasinya di balik aturan itu. Namun ketika kesempatan untuk mengeksplornya tiba, maka di sana akan terlihat apa sesungguhnya sensasi yang didambanya. Kisah ini akan menceritakan betapa banyak orang-orang yang telah berhasil membebaskan dirinya dari kungkungan dogma yang mengikat dan membatasi ruang imajinasi itu dengan tetap berpegang pada batasan-batasan susila