/0/18675/coverbig.jpg?v=ebd195bb6d84a82a231aa8934235fd05)
Seputar cerita horor yang diambil dari kisah nyata dan ditambahi sedikit fiksi.

Pertama kalinya masuk ke dalam rumah dukun, aku dan Linda merasakan langkah kami terhenti oleh aura magis yang mengelilingi ruangan. Udara terasa berbeda, seolah-olah terisi dengan energi yang tak terlihat namun begitu kuat. Cahaya remang-remang menyala redup, menciptakan atmosfer yang penuh misteri dan keajaiban.
Di sudut ruangan, terdapat berbagai macam benda mistis yang dipercayai memiliki kekuatan supranatural. Patung-patung kecil dengan wajah seram, gulungan mantera yang tergantung di dinding, dan dupa yang harum tercium di udara. Suasana ruangan dipenuhi dengan bau harum yang menenangkan namun juga membangkitkan ketegangan.
Kami melihat lukisan-lukisan kuno dengan simbol-simbol magis yang tak dikenal. Cahaya lilin yang temaram menyinari ruangan, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari di dinding. Suara gemerincing dari belanga air suci terdengar samar-samar, menambah kesan mistis dari tempat ini.
Dukun yang duduk di hadapan kami terlihat tenang dan penuh kearifan. Matanya yang tajam seolah-olah bisa menembus hati kami, memahami setiap beban dan kegelisahan yang kami bawa. Suaranya yang lembut dan penuh kebijaksanaan mengalun di ruangan yang penuh dengan energi yang tak terduga.
Saat itu, kami merasakan campuran antara ketegangan dan keingintahuan yang memuncak. Dunia nyata dan dunia gaib tampaknya bertemu dalam satu ruang, menciptakan perasaan yang sulit dijelaskan. Sensasi itu membuat kami merasa seakan-akan terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kami sendiri, dan kami siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi di rumah dukun ini.
"Saya ingin mantan saya sulit menikah," pinta Linda. "Kalau bisa, setiap cewek yang dekat dengannya harus mati!"
Mbah dukun itu mengangguk paham. Lalu ia bertanya, "Siapa namanya?"
Linda melirik ke arahku sekilas, lalu ia menjawab pertanyaannya, "Arya Bima Wicaksono."
Dukun itu tangannya sibuk mengusap jenggotnya sendiri yang sudah lebat, tapi tatapannya tetap ke arah kami. Membuat kami sungkan untuk membalas tatapannya.
"Kamu tidak lupa, dengan barang yang saya minta sebelumnya?"
Aku melihat ke arah Linda, ia terburu-buru mengambil sesuatu di dalam tasnya. Setelah aku selidiki, ternyata ia mengambil sebuah photo Arya yang dicetak dengan ukuran dompetnya. Arya adalah mantannya, dan bukan hanya itu, ia mengambil potongan kuku, rambut yang berbungkus tissue, dan sesuatu seperti air liur dalam wadah kecil, dan setengah tetes darah di dalam botol berukuran kecil, semua di ambil langsung dari tasnya warna putih.
Linda menyerahkan kumpulan benda itu pada si Mbah. "Ini, mbah, saya sudah berhasil mendapatkan ini, walau dengan susah payah, yang penting rencana ini harus berhasil."
"Kamu tenang saja, semua pasti akan beres. Saya akan mengerjakannya malam ini."
Linda melepaskan gelang emas dan cincinnya, lalu amplop yang di ambil dari tasnya, ia menyerahkan itu semua pada si Mbah. "Saya hanya memiliki ini, semoga ini cukup," ucapnya ragu-ragu.
Aku menarik tangan Linda dengan cekatan, aku membawanya untuk keluar dari tempat yang menurutku sangat menyeramkan itu.
Setelah kami berada di luar, Linda menghempaskan tanganku dengan kasar, "Lepasin! Sakit tahu!"
"Lo ngapain sih, ke tempat kayak gitu? Mana ngajak gue lagi!" Aku menggerutu kesal. Di awal aku gak tahu kalau bakal di ajak Linda untuk datang ke tempat itu, karena sebelumnya Linda hanya bicara tempat rahasia. Dia minta diantar olehku. Kalau pun tahu, aku ogah sekalipun dengan cara dipaksa. Tidak kusangka kalau aku akan di ajak ke tempat seram seperti itu. Aku jadi merasa berdosa karena ikut menzholimi orang lain.
Arya yang tak lain adalah mantannya, pernah punya hubungan special dengan Linda. Namun, Arya malah memutuskan hubungannya dengan Linda. Sedangkan Linda masih mencintainya. Hubungan mereka yang baru seumur jagung harus kandas, ketika hadirnya orang ketiga dalam hubungan mereka. Membuat Linda dendaman pada mereka.
Aku tidak menyangka kalau masalah itu akan membawanya ke rumah dukun.
"Gue cuma punya lo, sahabat gue yang bisa bantuin gue, Sel," jawab Linda dengan nada lirih.
"Gue emang bisa bantu lo apapun itu, tapi kalau soal ini, No! Gue kecewa sama lo! Lo ajak gue ke sini gak bilang-bilang dari awal!"
Tiba-tiba, Linda menumpahkan rasa sedih itu di depanku. Ia meluapkan emosionalnya yang selama ini di pendam sendiri.
"Gue sakit hati, Selma. Makanya gue lakuin ini untuk membalasnya. Tidak ada cara lain, hanya Mbah itu yang bisa nolongin gue," ucap Linda sambil terisak.
Aku menggeleng cepat sebagai penolakan. "Gue gak ngerti dengan jalan pikiran lo itu, lo melakukan hal yang penuh dengan resikonya. Maaf, gue gak mau ikutan. Dan tolong, jangan libatin gue lagi dalam hal ini. Gue sama sekali tidak setuju dengan perbuatan lo itu."
Linda menahan tanganku, membuat langkahku terhenti. "Gye mohon sama lo, please .. jangan putuskan tali persahabat kita. Gue masih butuh lo." ucapnya dengan suara sengau. Matanya tampak sembab karena air mata.
"Apa lo tega sama gue, gue baru saja diputusin sama Arya gara-gara Celin. Padahal gue sudah memberikan segalanya buat dia, tapi apa yang gue dapatin, dia tetap memilih Celin." Air mata Linda mengalir lagi.
Sebenarnya aku merasa kasihan padanya, tapi cara dia membalaskan dendamnya yang salah. Ini yang membuatku tak suka, dan ingin memilih menjauh.
"Kalau lo emang ingin gue tetap bersahabat sama lo, batalkan rencana itu, jadi, mana yang akan lo pilih?" Aku memberi pilihan padanya.
Linda tampak terdiam seperti sedang mempertimbangkan tawaranku. Akhirnya setelah tiga detik berlalu, ia baru berkata, "Gue akan tetap pada pendirian. Karena ini soal harga diri, gue tidak rela sudah dirusak, tapi dia malah memilih yang lain."
"Oke, kalau itu memang yang dimau, gue tidak akan menyapa lo lagi, anggap saja kita tidak saling kenal dan tidak pernah ketemu," tutupku. Aku meninggalkannya sendirian. Rasanya kecewa sekali, sudah bersahabat sejak lama, bersama-sama melalui suka duka, sampai aku tidak menyangka dengan kenekatan dia dalam mengambil jalan pintas untuk balas dendam.
Bukannya aku membela Arya, justru aku marah sama Arya karena tingkahnya yang bikin Linda menjadi depresi. Aku malah lebih memihak Linda, hanya saja soal itu yang bikin aku tidak setuju dan memilih untuk menjauh.
Aku sudah memberi nasihat, membawanya ke para ulama atau ahli agama, semua upaya yang sudah dilakukan, dia menolaknya dengan mentah. Karena itulah yang bikin aku akhirnya pasrah. Aku memilih tidak terlibat dengan cara menjauhi dia.
Yang jadi pertanyaan besarku, dari mana ia mendapatkan ide untuk datang ke sana?
Kerika waktu sudah Sore, aku bertemu dengan Arya di sebuah toko roti. Kebetulan kami sama-sama sedang berbelanja dan bertemu secara kebetulan.
Kami ngobrol di tempat duduk yang telah disediakan dari pihak toko tersebut.
"Kamu tahu gak, Celin meninggal satu bulan yang lalu?" Ia menoleh ke arahku. Wajahnya nampak sendu.
Aku terhenyak pertama kali mendengar kabar itu. "Loh, kok bisa?"
Wajah Arya tampak menyedihkan. Dia terlihat kosong tanpa jiwa. Kehilangan Celin ternyata sangat berpengaruh dalam kehidupannya.
"Aku juga gak tahu, tapi orang tuanya yang memberitahuku, katanya meninggalnya secara mendadak dan misterius di dalam kamarnya. Padahal kata mereka, Celin itu sebelumnya sehat-sehat aja, bahkan pada malam sebelum ditemukan tewas, keluarganya sempat melihat Celin tertawa bahagia. Dia juga tidak memiliki riwayat penyakit apapun."
"Apakah ada luka? Sudah di bawa ke dokter?" Aku semakin penasaran dengan jawabannya.
Arya menggeleng dengan muka lesu. "Tubuh Celin malah baik-baik saja, tidak ditemukan apapun di dalam tubuhnya, Sudah di autopsi, dokter bilang malah semua normal."
Mendengar penjelasan itu, aku jadi ingat soal sebelumnya saat bersama Linda. Jangan-jangan, Rencana Linda itu yang berhasil?
Setelah pertemuannya dengan Arya, pada minggu berikutnya aku menemui Linda di taman kota. Dia sedang menjajakan jualannya di kedai miliknya yang baru dirintis.
Ia menyadari kedatanganku sambil mempersilahkan aku untuk duduk di meja yang sudah disediakan. Namun, aku menolak mentah. Apa yang ingin aku utarakan semua dikeluarkan secara to the point.
"Celin sudah meninggal, itu pasti kerjaan lo, iya kan?!" aku langsung menuduhnya, karena kuyakin pasti Lindalah pelaku atas kejadian ini.
"Kalau iya, emang kenapa?" Wajah Linda kini semakin berani menatapku nyalang. Ia mengangkat dagu dengan angkuh di depan wajahku. "Kalau lo gak bisa bantu, setidaknya diam! Jangan berisik! Kalau lo coba-coba mau ikut campur, lo akan tahu akibatnya!" Ancamannya membuatku takut setengah mati. Aku memilih diam, daripada memperkeruh suasana.
"Gue emang udah bikin dia susah buat dapetin cewek! Setiap ada cewek yang mau sama dia dan berpacaran sama dia, sudah kupastikan ceweknya akan langsung mati," Linda menatapku penuh arti. Aku yang melihatnya jadi ngeri sendiri, Linda bukan seperti Linda yang dulu, dia sangat berbeda, apalagi auranya yang bikin bulu kuduk jadi tambah merinding.
"Si Mbah sudah mengirim jin kutukan untuk tubuh si Arya, agar setiap cewek di dekatnya segera lenyap!"
Tidak kaget aku mendengarnya, justru malah seram dengan perkataannya. Suaranya yang berat dan bukan Linda lagi, membuatku yakin kalau dia bukanlah Linda.
Dari sini aku merasa dilema, apa yang harus aku lakukan? Jika aku menolong Arya, apakah kutukannya akan berpindah kepadaku, dan kalau aku memihak Linda, aku takut dengan dosa karena ikut menzholimi.
Selesai ...
Denver merasa istrinya berubah dari sikapnya yang manja dan selalu ceria. Kini tampaknya menjadi sosok pendiam dan lebih senang menyendiri. Tentu ia sangat kebingungan dengan perubahannya itu. Begitu juga dengan Ario, saudara kembarnya melihat istrinya dengan kondisi yang berbeda. Bawel dan so asyik. Padahal sebelumnya istrinya adalah sosok pendiam dan takut padanya karena Ario sendiri memiliki sikap kasar dan temperamental sangat jauh berbeda dengan saudara kembarnya, Denver yang memiliki sikap baik. Ada suatu kejadian dan tanpa mereka sadari, bahwa istri mereka yang sama-sama mengenakan cadar telah tertukar dan menjalani kehidupan rumah tangga tentunya dengan suasana yang cukup berbeda jauh bagi mereka. Bagaimana kisah akhir mereka setelah menyadari kesalahan ini?
Kisah Seorang gadis yang bernama Haura dengan tegas menentang perjodohan. Haura memantapkan diri untuk menolak pernikahan dengan Rainer. Terlebih gadis itu telah memiliki Pria yang dicintainya bernama Ali. Mengetahui itu, Rainer merasa cemburu dan sakit hati. Ia telah melakukan sesuatu untuk membalaskan dendamnya dengan cara menyebar video asusila. Hal itu ia lakukan untuk menghancurkan hubungan Haura bersama Ali.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."
Cerita ini hanya fiksi belaka. Karanga author Semata. Dan yang paling penting, BUKAN UNTUK ANAK2. HANYA UNTUK DEWASA. Cinta memang tak pandang tempat. Itulah yang sedang Clara rasakan. Ia jatuh cinta dengan ayah tirinya sendiri bernama Mark. Mark adalah bule yang ibunya kenal saat ibunya sedang dinas ke Amerika. Dan sekarang, ia justru ingin merebut Mark dari ibunya. Gila? Tentu saja. Anak mana yang mau merebut suami ibunya sendiri. Tapi itulah yang sekarang ia lakukan. Seperti gayung bersambut, Niat Clara yang ingin mendekati Mark diterima baik oleh pria tersebut, apalagi Clara juga bisa memuaskan urusan ranjang Mark. Akankah Clara berhasil menjadikan Mark kekasihnya? Atau lebih dari itu?
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.