/0/18439/coverbig.jpg?v=20240729175543)
Kim Nara tak berdaya, ia harus menyaksikan kekasihnya, Axel, saling melenguh mesra dengan atasan Kim Nara, Vallerie. Bukannya mendapatkan permintaan maaf, ia malah mendapatkan caci maki dan dibunuh kekasihnya sendiri. Di saat kesadarannya semakin gelap, ia mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam dengan sebuah syarat; ia harus menuntaskan sebuah tugas. Tugas yang diemban Kim Nara terlihat mudah, ia beralih pada tubuh seorang wanita cantik yang dipersunting seorang kaisar. Tetapi, belum sempat kegembiraan itu selesai hinggap, Kim Nara mengetahui sebuah fakta gelap. Setiap permaisuri yang dipersunting kaisar akan mati setelah hari ke 99 pernikahannya. Dan, Kim Nara adalah korban selanjutnya! More info: IG: @yoruakira FB: Yoru Akira
"Ya, begitu, Sayang. Kamu sangat lihai bergoyang. Ah ... ini benar-benar nikmat seperti yang kubayangkan."
Lenguhan suara yang bercampur antara pria dan wanita dewasa itu membuat seorang perempuan berkaca mata tebal dan berpenampilan culun itu bergetar hebat.
Lalu, dengan keberanian yang ia kumpulkan dengan susah payah, pintu apartemen itu ia buka dengan kencang.
Brak!
"Apa yang kalian lakukan?!"
Mata perempuan itu seketika memerah. Bingkisan berupa kue ulang tahun yang ia beli terjatuh dan isinya berserak keluar.
Di hadapannya, sepasang pria dan wanita yang sangat ia kenal tengah saling mereguk kenikmatan masing-masing. Bahkan, keduanya kini sedang tanpa busana!
"Kim Nara! Apa yang kau lakukan di sini!" ucap Axel terkejut. Ia tak menyangka, Kim Nara tiba-tiba muncul di apartemennya.
"Axel, kenapa kau tega melakukan semua ini! Kenapa harus dengan Vallerie?!"
Mata Kim Nara sembab, pengkhianatan di depannya benar-benar membuatnya hancur.
Ia awalnya berniat untuk memberikan surprise pada Axel dengan membawa kue untuk merayakan ulang tahunnya.
Namun justru, Kim Nara lah yang mendapat kejutan. Kejutan yang sangat menyakitkan. Axel justru tengah bergulat mesra di ranjang dengan perempuan lain. Dan, sialnya, perempuan itu adalah Valerrie, atasan Kim Nara sendiri!
Valerrie tengah bersandar di dada Axel dengan manja. Ia menatap Kim Nara seolah-olah menantangnya.
"Tempatmu memang seharusnya berada di bawahku, Nara. Bagaimana bisa perempuan jelek sepertimu, berusaha berada di atasku? Itu, tak akan pernah terjadi," ucap wanita itu penuh dendam.
Selama ini, Kim Nara selalu mendapatkan beban pekerjaan yang benar-benar tidak manusiawi dari Vallerie. Bahkan, ia kerap lembur karena pekerjaan-pekerjaan yang harusnya bukan merupakan tanggung jawabnya.
Namun demi bisa bertahan hidup, Kim Nara tak pernah bisa membantah, apalagi menolak perintah atasannya itu. Termasuk malam ini, ia dengan tergesa-gesa menuju apartemen Axel dari kantornya setelah mengerjakan kerjaan tambahan dari Vallerie.
Tetapi, justru Vallerie yang lebih dulu tiba. Bahkan, ia tengah berpeluh mesra dengan pacarnya itu!
"Jalang! Hentikan omong kosong itu dan enyah dari hadapannya!"
Kim Nara tak tinggal diam. Perempuan itu menarik Vallerie dari tubuh Axel hingga menyebabkan kerusuhan di antara mereka tak bisa dihindarkan.
Aksi saling dorong, jambak, hingga saling cakar mewarnai pertarungan kedua perempuan itu. Mengoyak mantel dan pakaian yang digunakan Kim Nara, serta meninggalkan bekas cakaran di tubuh telanjang Vallerie.
Sementara Axel berusaha menghentikan Kim Nara yang sangat brutal menyerang Vallerie dengan seluruh tenaga yang masih tersisa.
"Hentikan bodoh! Harusnya kamu cukup sadar diri dengan apa yang terjadi! Dibandingkan kamu, Vallerie yang lebih pantas menjadi kekasihku!" teriak Axel semakin melukai perasaan perempuan itu.
Ia tak percaya lelaki yang sudah satu tahun ini menjadi kekasihnya dan selalu bersikap manis dengan penuh cinta, mengatakan kalimat yang begitu menyakitkan.
"Jadi ini sifat aslimu? Jadi ini alasan kenapa kamu selalu datang ke kantor sejak enam bulan terakhir? Diam-diam kamu berhubungan dengan wanita busuk ini?!" teriak Nara semakin tak terkendalikan.
Plak!
Sebuah tamparan menghentikan kalimat Kim Nara. Ia tak hanya merasakan perih di wajahnya, tapi juga di bagian organ paling dalam di tubuhnya.
Kalimat yang terucap dari Axel selanjutnya membuat perempuan itu benar-benar hancur.
"Dibandingkan kamu, Vallerie lebih memiliki segalanya. Kau seharusnya ngaca! Penampilanmu yang tak pernah berubah itu membuatku malu! Jangan bicara busuk jika kamu lebih busuk dibandingkan dia!"
Tangan Kim Nara mengepal. Ia tak mau diperlakukan seperti sampah oleh orang-orang yang lebih sampah dibandingkan dirinya.
"Kalian pantas mendapatkan ini!" jerit Kim Nara frustrasi sambil mengacungkan vas bunga yang berada di sampingnya.
Namun, gerakan perempuan itu kalah cepat dengan Axel yang lebih dulu menghantam kepala Nara dengan benda tumpul yang tak sengaja ditemukan dalam kamar.
Bruk!!
Tubuh si perempuan terkulai lemas di atas lantai kamar. Darah merembes dari bekas luka di kepala. Napasnya tersengal. Sementara air mata yang rebas membasahi pipi tak juga mengering.
"Axel! Apa yang kau lakukan!" ucap Vallerie dengan panik.
"Tentu saja menyelamatkanmu dari wanita buruk rupa ini! Sudah, bantu aku mengangkat tubuhnya!" Axel dengan gemetar menyeret tubuh Kim Nara bersama Vallerie yang tak kuasa menahan ketakutannya.
"Gadis yang malang. Seharusnya ia tak perlu mati sia-sia jika tahu di mana tempatnya!"
Sementara itu, kesadaran Kim Nara benar-benar semakin tipis. Hidupnya benar-benar hancur tak bersisa.
Sebelumnya, Kim Nara selalu mendapatkan cacian serta makian dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Setelah ditinggal ibu dan ayahnya, Kim Nara harus bekerja dengan keras demi menghidupi adiknya dan mengiriminya uang untuk sekolah dan kebutuhan hidup.
Saking kerasnya ia bekerja, ia sampai tak sempat untuk merawat tubuh dan penampilannya. Karena itu, tak pernah ada pria yang mendekatinya dan hal itu membuatnya berpikir ia merupakan wanita terjelek di dunia.
Sampai akhirnya, pria itu datang dan memberikan kesempatan Kim Nara untuk bahagia. Sayangnya, Axel hanya memanfaatkan kedekatan Kim Nara dengan Vallerie untuk lebih dekat dengan wanita itu. Kekecewaan itu membuat Kim Nara benar-benar menganggap dirinya menyedihkan!
"Aku ingin mati saja! Hidupku di dunia ini benar-benar tidak ada artinya!"
Sebelum mata Kim Nara terpejam, ia masih sempat melihat jam. Pukul 09.00 PM.
Tiba-tiba sebuah suara muncul diiringi cahaya yang membutakan mata.
"Uhuk ...."
Perempuan itu terbatuk. Ia tersedak oleh napasnya sendiri yang kembali secara tiba-tiba. Setelah sebelumnya ia merasa sesak seakan paru-parunya hendak meledak.
"Hah!"
Napasnya tersengal. Dengan rakus ia menghirup begitu banyak udara melalui hidung untuk mengisi kembali paru-parunya yang kosong.
Pelan-pelan, ia menyadari ada yang tidak biasa dari dirinya. Ia melihat sekeliling, dan mencoba menggerak-gerakkan tangannya.
"A-aku masih hidup?"
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Rumornya, Laskar menikah dengan wanita tidak menarik yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Selama tiga tahun mereka bersama, dia tetap bersikap dingin dan menjauhi Bella, yang bertahan dalam diam. Cintanya pada Laskar memaksanya untuk mengorbankan harga diri dan mimpinya. Ketika cinta sejati Laskar muncul kembali, Bella menyadari bahwa pernikahan mereka sejak awal hanyalah tipuan, sebuah taktik untuk menyelamatkan nyawa wanita lain. Dia menandatangani surat perjanjian perceraian dan pergi. Tiga tahun kemudian, Bella kembali sebagai ahli bedah dan maestro piano. Merasa menyesal, Laskar mengejarnya di tengah hujan dan memeluknya dengan erat. "Kamu milikku, Bella."
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……