/0/17428/coverbig.jpg?v=2cc6f1713c4b54b04a5081d42c17c767)
Di usianya yang sudah matang, Elena mulai diteror oleh sang Bunda tentang pernikahan membuat wanita itu akhirnya memantapkan hati untuk menerima pinangan dari sang kekasih. Namun, di saat ia sudah memutuskan untuk menikah, ia justru menemukan perselingkuhan kekasihnya dengan wanita lain. Kejadian ini tentu saja membuat Elena trauma untuk jatuh cinta. Berniat untuk berhenti berurusan dengan cinta, Elena justru dipertemukan lagi dengan Rasky, pria yang sangat ia benci. Lebih parahnya lagi, kali ini Elena tidak bisa menghindar dari pria yang terus saja menempel dengannya dan menebarkan pesonanya untuk merebut hati Elena. Sikap Rasky yang terus maju tanpa kenal mundur akhirnya menimbulkan getaran di hati Elena. Pertahanan Elena mulai goyah dengan sikap manis pria itu dan keberadaannya di saat Elena berada dalam posisi terpuruk tentu saja membuat ia akhirnya menerima cinta pria itu. Rasky yang pada akhirnya berhasil mengambil hati Elena begitu bahagia, seakan lupa jika hubungan yang dimulai sebelum Elena selesai dengan dirinya sendiri tentu tidak akan berjalan mudah. Apalagi secara tiba-tiba Elena meminta mereka berpisah di saat ia sedang sayang-sayangnya. Kalau sudah begini, apakah Rasky akan menyerah? Terlebih ketika ia tahu ada rahasia besar yang selama ini Elena simpan rapat-rapat tentang dirinya dan masa lalu wanita itu. Jika sudah begini apakah Rasky akan mundur atau tetap mencintai Elena tanpa ampun? Dan bagaimana dengan Elena? Apakah ia akan tetap pada pendiriannya untuk tidak lagi mau jatuh cinta atau justru goyah karena Rasky ternyata lebih dari yang ia duga?
Suasana terasa panas di ruang kerja Elena. Malam itu ia kembali harus bertengkar dengan Damar, sang kekasih. Lagi-lagi masalah tentang Elena yang ketahuan bekerja hingga larut malam. Namun, dibandingkan pertengkaran sebelumnya, pertengkaran kali ini jauh lebih panas dibanding sebelumnya.
"Apa sih yang kamu kejar dengan kerja sampai larut malam gini? Kasih tau aku supaya aku paham apa yang kamu mau. Berapa kali aku bilang untuk kamu gak terlalu hectic ke kerjaan?" ucap Damar dengan wajah memerah.
"Dam, kita udah sepakat. Kita bahkan sudah sering bahas hal ini. Kamu tau sendiri kalau apa yang aku lakukan ini semua karena memang tanggung jawab aku," balas Elena yang mencoba menekan amarahnya agar tidak meledak. Melawan Damar yang sedang marah dengan kemarahan tidak alam berujung baik.
"Sepakat apa? Aku setuju kamu kerja asal kenal waktu. Kamu sadar gak sih kesibukan kamu itu membuat kita makin berjarak? Sebenarnya apa yang kamu cari, Len? Uang? Aku bisa kasih."
Elena menggeleng pelan. Bukan. Bukan itu alasan Elena bekerja saat ini. Ia hanya ingin hidup mandiri tanpa bergantung pada siapapun.
"Kalau kita nikah kamu gak perlu sibuk kayak gini. Apa pun yang kamu minta akan aku kasih. Aku punya banyak uang kalau kamu lupa. Kamu tinggal bilang dan aku akan kasih dengan sukarela. Kamu pernah pikirin itu gak, sih?" tanya Damar dengan emosi yang sudah meluap.
"Dam. Jangan kayak gini. Aku tau kamu kesal. Aku minta maaf. Tapi jangan merembet kemana-mana gini."
"Ini bukan masalah maaf, Len. Aku sedang bertanya apa yang kamu kejar sampai kerja kayak gini. Kamu tinggal bilang kamu mau apa. Kamu tinggal jadi istriku dan duduk dengan manis, semua yang kamu inginkan bisa aku kasih," lanjut Damar kembali meluapkan kekesalannya.
"Kamu hanya cukup jawab iya. Sekarang aku tanya. Semua akan mudah kalau kamu gak mempersulitnya dengan menggantungkan hubungan kita. Bahkan sampai saat ini lamarku pun belum kamu jawab, Len. Aku butuh kepastian, Len. Bunda bahkan sudah gak sabar supaya kita cepat menikah. Tetapi apa? Kamu sampai saat ini bahkan belum memperkenalkan aku pada keluargamu. Kamu anggap aku apa? Kamu anggap hubungan kita apa?"
Elena menelan salivanya susah payah. Damar lagi-lagi membahas masalah itu. Masalahnya sampai saat ini Elena belum bisa menjawab lamaran Damar.
"Kenapa kamu diam? Jangan bilang memang kamu gak mau jawab? Atau... ada pria lain yang kamu sukai?" tuduh Damar karena sedari tadi Elena memilih bungkam.
"Gak seperti itu. Aku hanya... belum siap," balas Elena dengan nada pelan di akhir kalimat. Sejujurnya ia bukan tidak mau. Hanya saja ia merasa belum begitu yakin untuk menikah. Ia belum begitu yakin bisa menjalani pernikahan saat ini.
Kekehan mengejek terdengar di telinga Elena. Pasti Damar saat ini tengah mencemooh jawabannya. "Belum siap? Butuh berapa tahun lagi hubungan kita supaya kamu siap?" tanya pria itu dengan nada dingin.
"Jujur sama aku. Apa yang buat kamu gak siap menikah denganku?" tanya Damar dengan nada mengintinidasi. Membuat Elena takut karena masalahnya ada di dalam dirinya sendiri. Maaf, Dam. Aku gak bisa bilang. Aku malu. Aku juga takut kalau kamu tahu hal ini akan buat kamu pergi tinggalkan aku.
"Kasih aku waktu," pinta Elena akhirnya.
"Waktu? Berapa lama lagi? Berapa tahun lagi? Kadang aku penasaran, sebenarnya kamu cinta gak sih sama aku?" tanya Damar dengan tatapan menyelidik yang membuat bibir Elena kembali mengatup.
Sebelah bibir Damar tampak naik. Pria itu tampaknya tidak suka dengan pembicaraan mereka kali ini. "Aku kasih kamu waktu untuk merenungkan hubungan kita. Coba kamu pikirkan mau dibawa kemana hubungan ini. Apa kurangnya aku sampai kamu gak yakin untuk jalani hubungan ke jenjang selanjutnya sama aku." Kalimat terakhir yang diucapkan Damar seakan menjadi penutup pertengkaran mereka malam itu. Karena sesudahnya, pria itu menutup panggilannya.
"Berengsek!" umpat Damar sambil melempar ponselnya untuk melampiaskan kekesalannya kepada Elena. Di saat yang bersamaan, seorang wanita masuk ke dalam kamar yang Damar tempati. Mata mereka bertemu dan wanita itu melemparkan senyuman kepadanya.
"Kenapa? Udah gak tahan, yah?" tanyanya dengan nada menggoda.
"Sabar, yah. Aku mandi dulu. Biar nanti enak mainnya," lanjut wanita itu sambil melenggang genit melewati Damar.
Merasa tengah membutuhkan pelampiasan akan kekesalannya, Damar pun langsung mencekal pergelangan tangan Janeta. Tanpa banyak kata pria itu langsung menyerang sang wanita dan menjatuhkannya di atas ranjang. "Gak perlu. Toh, nanti juga lo keringetan lagi," ucapnya sebelum melumat habis bibir Janeta dan menghabiskan malam bersama dengan wanita itu seperti malam-malam sebelumnya.
Entah sudah berapa lama waktu yang mereka habiskan untuk saling memuaskan. Hingga akhirnya tubuh keduanya terlepas dengan peluh yang sudah membanjiri tubuh.
Tuhuh Damar berguling ke samping Janeta. Pria itu menutup mata menggunakan lengannya. Mencoba mengatur napasnya yang masih terengah.
Tidak jauh berbeda dengannya, Janeta yang berbaring di samping Damar tampak kelelahan dengan napas yang memburu. Wanita itu menatap Damar dalam. "Ada masalah lagi? Lo gak capek berantem terus?" tanya wanita itu. Sebenarnya Janeta sempat mendengar yang marah kepada kekasihnya sebelum Janeta masuk ke dalam kamar dan benar saja, begitu masuk ke dalam kamar Janeta menemukan Damar yang tampak emosi.
"Kalau udah gak bahagia ngapain masih lo lanjutin sih hubungan kalian? Mending putusin aja," lanjut Janeta karena Damar tidak merespon ocehannya.
Damar yang menatap Janeta sinis. Pria itu tidak suka mendengar ocehan dari Janeta. "Lo kalau gak tau apa-apa mending diem. Gue cinta sama pacar gue. Gue juga gak akan putusin dia."
Janeta berdecak. Wanita itu memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Damar. "Percuma cinta kalau lo gak bahagia. Buktinya, lo jadi lebih sering hubungi gue buat bikin lo seneng, kan?"
Damar menatap Janeta tajam, ia tersenyum sinis ke arah wanita itu. "Jangan pernah sekalipun lo bandingin diri lo sama pacar gue. Dia wanita baik-baik yang bakalan gue nikahin. Sementara lo, lo itu cuma cewek yang gue temui kalau gue butuh," ucap Damar membuat Janeta kesal.
"Oh, yah? Lo yakin dia masih mau nikah sama lo kalau tau kelakuan lo di belakang dia kayak gini?" tanya Janeta sambil menaikkan ujung bibirnya mengejek Damar.
"Gue peringati lo. Supaya jangan melewati batas. Hubungan lo sama gue cuma sebatas senang-senang aja sesuai omongan lo di awal. Dan hubungan kita ini gak akan diketahui sama pacar gue. Dia gak boleh tau," ucap Damar penuh penekanan kepada Janeta sebelum akhirnya pria itu meninggalkan Janeta.
***
Jantung Elena berdegup kencang kala mendapati ruang tamu rumahnya tampak terang. Kaki wanita itu mendadak kau begitu memasuki pekarangan rumahnya. Seingatnya malam ini ia seharusnya sendirian. Elang, adiknya mengatakan akan menginap dan juga... tidak biasanya pria itu menyalakan lampu ruang tamu seperti ini.
Dengan memberanikan diri, Elena mencoba menghubungi Elang, tetapi panggilannya tidak juga dijawab oleh pria itu. Dengan perasaan tidak tenang, Elena mencoba berpikir dan menimbang-nimbang akan masuk ke dalam rumah atau tidak mengingat malam sudah sangat larut.
Merasa tidak ada pilihan lain, dengan keberanian yang tersisa, Elena memaksa kakinya untuk berjalan menuju pintu. Sambil menguatkan hati ia membuka pintu rumahnya, berharap jika mungkin saja Elang ada di rumah dan menunggunya di sana.
Perasaan Elena makin tidak karuan ketika mendapati seseorang tengah berada di dalam rumahnya itu menatapnya tajam. Membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya malam itu.
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Sepatah Kata, Jangan pernah bengong dan tertegun-tegun jika belum selesai membaca kisah yang sangat AGAK LAEN dan super unik dalam novel ini. Mungkin banyak yang tidak terpcaya jika cerita ini lebih dari 58,83% merupakan KISAH NYATA, 24,49% Modifikasi Alur dan 16,68% tambahan halu sebagai variasi semata. Buktikan saja keunikan kisah dalam novel ini. Jangan mengatakan gak masuk akal jika belum tahu bahwa hal itu bisa terjadi kapan dan dimanapun juga
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !