Yuan terjebak dalam suatu malam yang tak terlupakan bersama Rafan, kakak iparnya. Mereka berdua berjanji untuk menyembunyikan dan melupakan malam itu, namun kenangan itu terus menghantui mereka. Perlakuan kasar suami Yuan dan pengkhianatannya mendorongnya ke dalam pelukan Rafan. Apa yang terjadi ketika rahasia terungkap dan hati mulai berbicara? Ikuti perjalanan Yuan dalam mencari cinta sejati di tengah intrik dan pengkhianatan.
"Mas, kau pulang?"
Satu pertanyaan ringkas terdengar, suara yang serak, lembut, dan halus itu membuat sakit di kepalanya seketika hilang, tapi hanya untuk beberapa detik saja. Ia berpikir ini hanya halusinasinya semata.
Namun, sekali lagi semesta menegaskan bahwa apa yang Rafan dengar tadi bukanlah sebuah ilusi. Tapi memang ada sesuatu yang hidup di dalam kamarnya, di atas ranjang lebih tepatnya. Hal itu ia yakini setelah sepanjang punggungnya merasakan pelukan hangat dan juga desakan tubuh yang semakin mendekat. Semakin lama semakin mendekat dan seperti tengah memaksa untuk ia dekap.
"Kenapa kau diam saja? Peluk aku supaya aku kembali terlelap. Kau tahu aku susah tidur lagi jika ada yang membangunkan. Ini belum pagi, kan?" Yuan meraba-raba mencari tangan Rafan. Setelah mendapatkan tangan itu, segera ia lingkarkan ke pinggang.
Sedikit aneh saat hidung Yuan tertempel di dada bidang Rafan. Keningnya sedikit mengernyit lantaran bau alkohol yang cukup menyengat. Ia sampai sedikit terbatuk saat menghirupnya dalam.
Yuan hampir melempar pertanyaan, namun kembali tertelan begitu pelukan di pinggangnya semakin erat. Rasa nyaman itu membuat ia melupakan keganjilan pada suaminya.
Sementara itu, Rafan yang tengah tidak sadar sepenuhnya mulai merasakan gelenjar aneh dalam dirinya. Ada sesuatu yang mulai bangkit perlahan. Sudah beberapa bulan terakhir ia tidak merasakan ini, dan sekarang tiba-tiba rasa itu hadir kembali.
"Kau ingin sesuatu, Mas?"
Rafan tak menyahut ia jusru melenguh dengan tangan yang sudah bergerak begitu aktif dan sedikit ganas. Nampaknya ia melupakan kenyataan dan statusnya untuk malam ini.
Gerakan Rafan semakin lama semakin kentara bahwa ia tenggelam dalam hasrat yang sudah lumayan lama tak tertuang. Apalagi mendengar lengkuhan Yuan membuatnya bertambah brutal dan semangat. Untuk kali ini, pusing di kepalanya hilang tak bersisa.
"Mas, bisakah kita mulai sekarang? Ini telalu lama, aku tidak kuat," pinta Yuan dengan melas di tengah kegiatannya.
"Kau ingin mulai sekarang?"
Rafan mulai mengambil ancang-ancang, ia menerobos masuk perlahan. Memberantas apa pun yang menghalanginya. Terus melaju dengan bebas dan ah akhirnya kehangatan ia rasakan saat usahanya yang tak seberapa itu tak berujung sia-sia.
Malam itu akhirnya keduanya tenggelam dalam surga dunia yang sudah lama tak Rafan rasakan. Entah berapa kali Rafan menyemburkan cairan kentalnya, entah berapa jam mereka berjibaku dengan malam panas itu, dan entah mengapa rasanya berbeda dari yang dulu ia rasakan. Tapi persetan dengan pikirannya. Ia hanya butuh menyelesaikan apa yang ia mulai.
"Kau semakin lama semakin memabukkan, kau pandai membuat aku terbang. Kau selalu membuat aku lupa bagaimana cara menapak tanah. Aku sangat lelah. Ayo kita tidur, sebentar lagi pagi."
Mereka kembali berpelukan dengan erat. Meski Yuan merasakan sensasi yang berbeda saat bersenggama, ia berusaha abai dan memaksakan matanya untuk terpejam.
°°°
Sinar matahari yang memaksa masuk melalui celah jendela membuat kedua manusia yang berada di atas ranjang itu membuka mata bersamaan. Sisa rasa pusing semalam rupanya masih ada dan sedikit berdenyut-denyut di kening Rafan.
Sepersekian detik berikutnya, Rafan dan Yuan terhenyak dari tempat berbaringnya. Untuk sesaat mereka saling tukar pandang dalam keheningan. Mereka memikirkan hal yang sama. Bagaimana bisa mereka berada dalam satu tempat yang sama dalam keadaan sama-sama polos pula.
"Mas Rafan bagaimana bisa ada di kamarku, Mas?" Yuan bertanya dengan degupan jantung yang masih jelas terasa menggema.
Rafan memindai seisi kamar. Bola matanya berkeliaran ke setiap sudut dan benar, ini bukan kamarnya. Ini kamar adiknya dan juga adik iparnya. Itu artinya dirinya masuk kamar yang salah? Oh tidak. Bagaimana ini?
"Yuan, aku sepertinya tidak sadar masuk kamarmu. Aku semalam mabuk dan hanya ingin segera istirahat tanpa peduli aku salah masuk kamar atau tidak. Sungguh aku tidak sadar sudah masuk kamar yang salah. Ini bukan sesuatu yang aku sengaja." Rafan mulai panik.
"Kau harusnya sadar kalau kau salah masuk kamar saat ada seseorang di ranjangmu. Bagaimana kau lupa dengan statusmu?"
Yuan bicara dengan kesal. Ia marah dan merasa kecewa dalam satu waktu. Ia marah pada dirinya sendiri dan juga Rafan. Namun, di sisi lain ia juga kecewa karena sudah merasa mengkhianati sang suami. Ia merutuki diri sendiri bagaimana bisa tak mengenali laki-laki yang bersamanya ini suaminya atau bukan. Sungguh ia merasa buruk kali ini.
"Sudah aku katakan aku sedang mabuk, Yuan. Aku sakit kepala berat, mana bisa orang mabuk bisa berpikir dengan jernih. Lagipula kau yang dalam keadaan sadar saja tidak mengenali yang masuk kamarmu suamimu atau bukan. Kau tahu suamimu sedang berada di luar kota kenapa pintu tidak kau kunci?"
Keadaan kini berbanding terbalik. Dari semua sisi sepertinya memang Yuan yang banyak salah dibandingkan dengan Rafan. Pria itu tak sadar, ia sedang mabuk. Sementara dirinya yang sehat jiwa raga, dalam kesadaran yang sepenuhnya seharusnya bisa menahan hasrat.
Dalam keadaan genting begini, Yuan masih sempat-sempatnya teringat kejadian semalam. Erangan, lengkuhan, dan juga suara Rafan yang terdengar lebih seksi dibandingkan suaminya. Ia meraba tengkuknya saat kejadian itu masih saja segar dalam ingatannya.
"Oke baiklah. Memang aku yang terlihat sangat salah. Dibandingkan kau yang hanya punya dua kesalahan, kesalahanku lebih banyak. Ini sudah terlanjur dan kita nggak bisa melakukan apa pun selain melupakan. Bagaimana kalau kita lupakan saja kejadian ini dan anggap saja tidak pernah terjadi dan yang paling penting, jangan sampai ada keluarga kita yang tahu. Aku minta maaf."
"Memang apa lagi yang bisa dilakukan selain ini?" jawab Rafan menyingkap selimut lalu kembali menutupnya saat mendengar teriakan pelan dari Yuan.
"Aku mengakui salah bukan berarti kau tidak salah. Meminta maaf atas sebuah kesalahan tidak menurunkan harga dirimu."
"Iya aku minta maaf. Aku juga salah dalam hal ini. Balik badan, aku mau ambil pakaian."
Rafan bangkit dan memakai pakaiannya dengan cepat saat Yuan memutar tubuhnya.
"Dasar wanita, dia mengatakan ingin melupakan semuanya dan menghakui bahwa dia salah. Tapi dia berharap maafku juga." Rafan bergumam sangat pelan.
"Apa kau bilang?"
Yuan refleks berbalik badan. Sedetik kemudian, wanita itu berteriak dengan kencang.
"Jadi perempuan harus terus bekerja, meskipun kamu nanti sudah menjadi seorang istri dan ibu. Nggak apa-apa dapat receh, asal punya pendapatan dan tidak bergantung dengan suami saja. Kenapa? Karena kita nggak tahu bagaimana takdir Tuhan, belum tentu kita dapat suami yang benar-benar mengerti dengan keuangan rumah tangga. Tidak ada yang menjamin juga semua laki-laki baik, jadi kalau ada apa-apa, kamu nggak kaget dan nggak ragu untuk meninggalkan suamimu." Satu pesan dari salah satu gurunya kala di sekolah itu akhirnya Tias pahami setelah apa yang terjadi dengan rumah tangganya. Rumah tangga yang ia kira berjalan baik-baik saja itu rupanya banyak rahasia kelam yang disembunyikan oleh suaminya. Melakukan perselingkuhan di saat suaminya itu memberi uang pas-pasan, dan yang lebih parahnya lagi, suaminya itu melakukan hal yang di luar nalarnya hingga membuat Tias yang memiliki kesabaran ekstra itu murka sejadi-jadinya. Kesalahan besar apa yang dilakukan suami Tias selain perselingkuhan?
BRUUKKKKK!! Acre berbalik dengan tergesa kemudian menabrak seorang pria berseragam loreng yang sedang menerima telfon di depan toserba itu. Dan naas nya, ponsel merek Iphone 14 yang digenggam pria berseragam loreng itu pun terlempar ke tengah jalan raya kemudian terlindas oleh mobil picanto yang sedang melaju kencang malam itu. "Hp saya!!!" teriak pria berseragam loreng itu. "Arghh!! Picanto sialan!! Dan Kau!!" Pria itu menatap Acre dengan tatapan tajam. ''LAKUKAN APA YANG SAYA PERINTAHKANN!!!" Pria itu berkata dengan mata tajam dan menyala, membuat Acre ketakutan. ****** Amore Acresia, yang sering dipanggil Acre, awalnya menjalani studynya dengan beasiswa di Luar Negeri tepatnya di Los Angeles California barusaja dipulangkan ke Indonesia karena adanya wabah yang menyerang di seluruh belahan dunia yaitu Corona Vyrus. Amore kembali ke kota kelahirannya, Kudus dan terlibat inseden dengan seorang tentara yang sedang bertugas pam atau pengamanan Covid di kota kelahirannya tersebut. Acre harus bertanggungjawab atas insiden tersebut. Sang tentara kemudian sedikit menaruh perasaan pada Acre akibat insiden tersebut, tetapi sang tentara harus kembali ke Semarang karena Covid sudah mereda. Seperti apa kisah mereka selanjutnya? A. Tan mengungkapkan kisah Amore Acresia (Acre) dan Sang tentara bernama Alexander Yudha (Alex), yang terjadi dengan goresan yang memikat!
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Memiliki wajak cantik dan tubuh sempurna justru mengundang bencana. Sherly, Livy dan Hanny adalah kakak beradik yang memiliki wajah cantik jelita. Masing-masing dari mereka sudah berkeluarga. Tapi sayangnya pernikahan mereka tak semulus wajah yang dimilikinya. Masalah demi masalah kerap muncul di dalam hubungan mereka. Kecantikan dan kesempurnaan tubuh mereka justru menjadi awal dari semua masalah. Dapatkah mereka melewati masalah itu semua ?
Andres dikenal sebagai orang yang tidak berperasaan dan kejam sampai dia bertemu Corinna, wanita yang satu tindakan heroiknya mencairkan hatinya yang dingin. Karena tipu muslihat ayah dan ibu tirinya, Corinna hampir kehilangan nyawanya. Untungnya, nasib campur tangan ketika dia menyelamatkan Andres, pewaris keluarga yang paling berpengaruh di Kota Driyver. Ketika insiden itu mendorong mereka untuk bekerja sama, bantuan timbal balik mereka dengan cepat berkembang menjadi romansa yang tak terduga, membuat seluruh kota tidak percaya. Bagaimana mungkin bujangan yang terkenal menyendiri itu berubah menjadi pria yang dilanda cinta ini?
21+ DISCLAIMER! Cerita ini hanya fiktif belaka. Berisi banyak adegan DEWASA. Setiap manusia pasti akan melalui pengalaman indah yang namanya tumbuh dewasa dan jatuh cinta. Begitu pula dengan Ranzo, sederet kisah asmara dan pengalaman mendebarkan sampai pengalaman ranjang banyak ia lalui. Hingga pada akhirnya ia akan menemukan wanita cinta sejatinya. Bagaimana pengalaman kisahnya dengan berbagai macam karakter wanita? Akankah keberuntungan akan selalu berpihak pada si tampan Ranzo? Ikuti selengkapnya di novel ini.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."