/0/16503/coverbig.jpg?v=0a6f06fe1619a44b1ef011902c6cc2eb)
Untuk membalaskan dendam pada Sonny Wilson yang sudah mengkhianati Ayahnya. Seorang Billionaire muda yang tampan dan arogan bernama Evan Halbert. Sengaja menikahi anak Sonny, Caitlyn Wilson. Untuk dijadikan tawanan. Ia terus memperlakukan Caitlyn dengan sangat buruk. Namun, diam-diam ia jatuh cinta pada gadis itu. Apakah cinta Evan bisa menutupi dendamnya?
Seorang lelaki tampan keluar dari sebuah private jet kelas eksklusif di sebuah bandar udara. Ia menggunakan kacamata hitam sambil menatap luasnya hamparan lapangan terbang di hadapannya. Seorang lelaki berjas hitam menyambut kedatangannya dengan wajah gembira.
"Selamat datang kembali, Tuan Muda," ujar lelaki empat puluh tahunan itu. Lelaki itu tidak menjawab. Ia berjalan ke arah mobil mewah yang sudah menunggunya. Luke Anderson sang asisten langsung membukakan pintu dengan cepat.
"Dimana Adam? Kenapa dia tidak ikut menyambut kedatanganku?" tanya Evan Halbert. Anak dari Steven Halbert yang menjadi orang terkaya di negeri ini. Dia pemilik perusahaan Taxon Group yang lebih dikenal sebagai perusahaan pengendali uang disini. Taxon Group adalah sebuah perusahaan pemberian pinjaman terbesar di negara ini. Selain itu ia juga memiliki beberapa supermall, real estate dan showroom kendaraan dari kelas mewah hingga umum. Meskipun bunga yang diberikan cukup besar, tapi orang-orang sering meminjam di tempat ini dengan berbagai alasan. Meskipun pernah mengalami kebangkrutan karena ada salah satu pihak yang berkhianat. Tetapi, di tangan lelaki ini perusahaan itu kembali melambung tinggi melebihi sebelumnya. Ia berhasil mencari investor dari luar negeri. Sehingga usaha sang Papa pun bisa kembali berjalan dan lebih cepat lagi.
"Tuan Adam sudah menunggu Tuan Muda di sebuah tempat. Kita harus kesana sekarang," jawab Luke. Evan hanya mengangguk. Sambil memalingkan wajah ia membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Ia memang sudah diberitahu oleh adik mendiang Papanya itu kemana mereka akan bertemu setelah ia tiba.
Tak butuh waktu lama Evan sudah berdiri di hadapan batu nisan besar bertuliskan Steven Halbert lengkap dengan tanggal kematiannya. Evan menghembuskan nafas beratnya mengingat kejadian sepuluh tahun silam itu. Ia yang baru saja kembali ke rumah sang kakek di Stockhold. Tidak bisa pulang dengan alasan pribadi. Mungkin terdengar egois, tapi semua orang memaklumi itu. Evan menghapus air matanya yang mengalir di balik kacamata hitamnya itu. Sang Paman mengetahui perasaan Evan langsung menepuk pundak lelaki itu dengan lembut.
"Tak perlu menyesali apa yang sudah terjadi, Evan! Kakak juga tau keadaanmu saat itu sedang tidak baik-baik saja," ujar Adam menenangkan ponakannya. Evan berjongkok untuk menatap batu nisan itu dari jarak yang lebih dekat.
"Aku akan membalas setiap sakit hati yang kau rasakan, Dad," gumam Evan mantap.
Di tempat lain. Seorang gadis cantik baru saja lulus kuliah dengan nilai terbaik. Ia keluar dari area kampus dengan mata yang tertutup rapat oleh tangan sahabatnya.
"Kemana lagi kita akan pergi? Apakah ini masih belum sampai?" tanya gadis yang bernama Caitlyn Wilson itu.
"Sabar, Sayang. Lima langkah lagi kau akan mendapatkannya," balas Jenny Theron, sang teman.
"Aku pikir kita sudah terlalu jauh berjalan dari tempat wisuda tadi," protes Caitlyn mengomel.
"Baiklah. Baiklah. Dalam hitungan ketiga. Bersiaplah untuk terkejut. Oke. Satu... dua... tiga!" Jenny membuka mata Caitlyn dan seketika gadis membuka mulutnya lebar-lebar. Meskipun tampak ada guratan ekspresi kecewa di wajahnya, tapi ia tetap berusaha tersenyum.
"Ayah. Bukannya Ayah sudah bersamaku sejak tadi. Kenapa tiba-tiba menjadi hadiah kejutan ku," kata Caitlyn pura-pura kesal.
"Tunggu! Kamu harus lihat ini!" balas Sonny Wilson lalu berjongkok. Seketika tampak sosok lelaki tampan yang menggunakan seragam polisi berdiri di belakangnya
"Kejutan!" ujarnya sambil menggoyangkan buket bunga di tangannya.
"Max," gumam Caitlyn dengan senyum bahagia. Ia berlari kecil ke arah lelaki itu kemudian memeluknya dengan erat.
"Kau jahat! Bukannya kau bilang tidak bisa datang karena sedang bertugas di luar kota?" Caitlyn memarahi Max sambil memukul lengan kekarnya pelan. Lelaki itu hanya tersenyum geli melihat tingkah teman baiknya itu marah.
"Hahaha. Aku pikir kau sudah lebih dewasa dari sebelumnya. Tapi, sepertinya nilai terbaikmu tidak merubah kepribadianmu," ejek Max.
"Hei! Kau mau mengejekku lagi!"
"Sudah. Sudah. Jangan bertengkar. Kita harus simpan energi untuk pesta nanti malam. Oke?" kata Jenny sambil merangkul pundak kedua sahabatnya itu.
"Oke," balas Caitlyn dan Max bersamaan.
Diam-diam Caitlyn mencuri pandang pada Max. Ia sangat senang lelaki itu ada disini sekarang. Sebenarnya ia sudah lama mencintai lelaki itu. Tetapi, ia belum berani mengatakannya secara langsung. Meskipun begitu teman-temannya sudah mengetahui hal itu. Sehingga, mereka menyusun rencana untuk mendekatkan Caitlyn dan Max. Tentu saja atas persetujuan Caitlyn.
Sore harinya Caitlyn datang ke Apartemen Mia. Teman baik Caitlyn juga yang tidak bisa datang ke acara kelulusannya karena sedang sakit. Caitlyn yang cemas membawakannya sup daging spesial agar Mia cepat sembuh. Dia memang lulus lebih cepat dari Jenny dan Mia karena kecerdasannya yang melebihi kedua sahabatnya itu.
Caitlyn memencet bel di samping pintu masuk apartemen Mia. Tetapi, Mia tak kunjung membukakan pintu. Sehingga Caitlyn mengulanginya beberapa kali karena semakin cemas.
"Tunggu! Tunggu!" Mia berteriak sambil membukakan pintu. "Caitlyn!" pekiknya terdengar kaget.
"Hai, Mia! Kudengar kau sedang sakit. Jadi, aku datang untuk memberikanmu sup daging ini agar kau cepat sehat!" ujar Caitlyn sambil menunjukkan tempat makan di tangannya.
"Ehms.... Caitlyn. Kenapa kau tidak memberitahuku dulu sebelum kau kemari?" tanya Mia dengan logat yang aneh. Dia bahkan terkesan gelagapan.
"Aku tidak sempat, Mia. Setelah membuat sup ini aku langsung cepat-cepat membawanya ke sini. Aku benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu sekarang. Aku ingin kau memakannya selagi hangat. Kau tau kan sup ini sangat baik untuk kesehatan," kata Caitlyn sambil berjalan masuk ke dalam. Mia semakin gugup.
"Tapi, Caitlyn. Aku sudah cukup sembuh. Kau tidak perlu terlalu khawatir." Mia berusaha untuk menghalangi Caitlyn masuk lebih dalam apartemen itu. Namun, Caitlyn yang sudah terbiasa ada disana. Tidak begitu mengindahkan tingkah konyol Mia. Ia menyentuh kening sahabatnya itu. Lalu menggeleng pelan.
"Sudahlah, Mia. Jangan banyak bercanda. Tubuhmu masih panas. Kedua pipimu saja masih terlihat merah. Kau harus secepatnya memakan makanan ini. Aku yakin setelah ini pasti kau sembuh." Caitlyn mendorong pelan pundak sahabatnya itu yang masih terasa sedikit panas. Kemudian ia berjalan ke arah dapur. Namun, saat melewati kamar Mia yang terbuka. Tiba-tiba ia terkejut dan menjatuhkan wadah makan itu.
Prangg!
Tentu saja suara bising itu membangunkan lelaki yang sedang tidur di atas ranjang. Reflek lelaki itu beranjak dari tidurnya. Kemudian mereka berdua saling berpandangan untuk beberapa saat. Mata Caitlyn membulat melihat dada bidang lelaki itu hanya ditutupi selimut. Caitlyn reflek balik badan. Air matanya sudah berkumpul di pelupuk mata.
"Max," gumam Caitlyn rak percaya. Tepat saat itu air matanya seketika mengalir deras.
"Caitlyn," ujar Max terkejut juga.
"Caitlyn! Caitlyn! Kau harus mendengarkan penjelasanku!" kata Mia dengan cepat. Caitlyn langsung mengibaskan tangan sahabatnya itu.
"Mia! Bukankah kau sudah tau aku sangat mencintai Max? Kenapa kau bisa melakukan ini padaku? Bukankah selama ini kau mendukung hubunganku dengannya? Tapi, kenapa di belakang kau menghianatiku?" Caitlyn berucap dengan air mata yang mengalir deras.
"Maafkan aku, Caitlyn. Kau harus mendengarkan penjelasanku!" ujar Mia dengan menangis juga.
"Tidak, Mia. Kau jahat! Kau jahat!" Caitlyn berlari keluar dari apartemen itu dengan sakit hati. Ia tidak pernah berpikir jika sahabat yang selalu bisa diandalkan untuk mendekatkan dirinya dengan Max kini menjadi duri dalam perjalanan cintanya.
"Caitlyn tunggu!!" teriak Mia dan Max bersamaan.
"Apa yang kau inginkan dariku?" "Apa yang kau berikan malam itu," jawab Kenan mantap. "Apa kau sudah gila? Kau pikir aku wanita murahan. Aku masih punya pacar dan aku tidak mau mengkhianatinya!" Lia membentak CEO tampan itu. "Lalu apa yang kau lakukan padaku malam itu?" **** Untuk membalaskan dendam kepada saudara tiri dan mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit ibunya. Camelia Wiguna bersedia menjadi wanita simpanan seorang Kenan Putra Abimana, Sang CEO tampan yang memiliki kerajaan bisnis terbesar di negeri ini sekaligus tunangan adik tirinya yang jahat. Kenan menderita penyakit aneh. Dimana dia tak bisa merasakan bergairah dengan seorang wanita. Hingga akhirnya dia merasakan itu pada saat tak sengaja melakukan one night stand bersama Lia. Kenan mau membayar berapapun yang diinginkan gadis itu. Asalkan Lia bersedia membantu Kenan sembuh dari penyakit anehnya sebelum acara pernikahan dengan gadis yang sudah dijodohkan orang tuanya terlaksana. Mungkinkah tidak ada perasaan yang tumbuh diantara mereka berdua? Lalu bagaimana cara mereka menghadapi pasangan masing-masing?
"Lalu apalagi, Claire? Sejak pertama kali melihatmu. Saya sudah jatuh cinta padamu." Nathan semakin mendekati Claire. Bahkan, ia menahan tubuh Claire agar tidak bisa bergeser dengan tangannya yang menempel di dinding lift itu juga. Sehingga membuat gadis itu terlihat ketakutan. "Saya... Saya sudah memiliki suami, Tuan!" kata Claire sambil menunjukkan cincin di jari manisnya. **** Jonathan Nicole, sang Billionaire muda harus memutar otaknya untuk bisa memutuskan hubungan pernikahan dengan Claire demi mantan kekasihnya. Mereka yang tidak bertemu saat pernikahan berlangsung. Membuat Claire tak bisa mengenali suaminya. Jonathan yang mengetahui jika Claire bekerja magang di perusahaannya. Mencoba untuk mendekati Claire dan berusaha mempengaruhinya untuk segera bercerai. Namun, Claire bukanlah gadis yang mudah untuk didekati. Hingga saat rencana Jonathan hampir tercapai. Mendadak sebuah bencana besar datang. Saat Claire memilih untuk pergi. Akankah hati Jonathan benar-benar melepaskannya?
Zee tak pernah menyangka hidupnya akan sesial ini. Setelah berhasil kabur dari lelaki hidung belang yang telah membeli tubuhnya dari sang paman, ia malah terlibat cinta satu malam dengan seorang CEO dingin nan arogan. Nevan, sang putra tunggal dari keluarga Aditama, Miliarder terkenal di Indonesia. Berpikir jika Zee adalah orang suruhan rival bisnis yang dikirim malam itu untuk menjebaknya. Ia pun menugaskan anak buahnya untuk segera menangkap Zee hidup atau mati. Zee yang ketakutan memilih kabur meninggalkan tempat tinggalnya. Namun sayang, Tuhan berkehendak lain. Secara tak terduga mereka bertemu kembali dengan posisi Zee sebagai Asisten pribadi Nevan. Bagaimana cara Zee menghadapi Nevan? Apakah aktingnya berhasil mengelabui lelaki itu?
Bagaimana jadinya jika pembantu rumah tangga seorang lelaki alim adalah seorang model majalah dewasa? Apakah yang akan terjadi setelahnya? Apakah Alfarezi sang cowok alim tetap teguh dalam pendiriannya? Atau justru Aruna si model sexy yang akhirnya tobat? Namun, kenapa hati Alfarezi selalu berdebar setiap kali mereka berdekatan. Bahkan, sedetik pun ia tak bisa melupakan pesona si wanita penggoda iman. Penasaran dengan kelanjutan cerita mereka berdua? Yuk, baca cerita selengkapnya! Tapi, khusus 18+ ya…
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.