/0/16323/coverbig.jpg?v=5a1df1aa58a43874b374e49c982419b2)
Damar Kurusetra terjebak menjadi budak sek istri temannya sendiri.
Vera kaget, langsung memekik tertahan, ketika secara tiba tiba dia merasakan ada tangan seseorang yang memeluknya dari belakang disusul dengan dengusan nafas berat menyapu seputar tengkuk dan telinganya. Sementara kedua asset gemoyna sudah dalam kekuasan jemari jemari nakal, meremasnya lembut, " sah... jangan..," Vera mendesia.
Pagi itu, Vera yang hanya berbalut daster, sama sekali tidak menduga jika akan ada serangan gerilya ke tubuhnya secara tiba tiba ketika dia sedang bersibuk ria di meja dapurnya. Tubuhnya menggeliat berusaha menepis perlakuan Damar. Kedua tangannya masih memegang spatula
"Jangan Mas, nanti suamiku lihat," bisik Vera Yuniar berusaha melepaskan pelukan Damar, tatapan matanya nanar menyapu pintu kamar mandi, Penuh kehawatiran.
"Maafkan aku Mbak, aku benar benar gak tahan," bisik suara berat dengan nafas tersengal berhembus pendek-pendek di seputar telinga dan tengkuknya.
"Ta, tapi,.." Vera tak bisa meneruskan ucapannya, dia hanya menelan salivanya, merasakan hasrat yang mulai terbentuk di lembah nafsunya. Kepalanya reflek menggeliat mendongak ketika dia merasakan sentuhan basah dan hangat dari lidah Damar bermain di telinganya, "aku takut,.." desis Vera, menikmati sentuhan sentuhan Damar.
Tanpa menggubris perkataan Vera, Damar terus saja menciumi tengkuk Vera. Bias mentari menerobos masuk menerpa leher jenjang Vera yang terbuka membuat semakin tergugahnya gairah kelelakian Damar.
Vera merasakan gelombang kejut merambati seluruh aliran darahnya, reaksi tubuhnya tak bisa menangkal efek remasan lembut di kedua aset vera yang super gemoy. Aktifitas masaknya sontak berhenti, menyambut badai nafsu yang merambahi dirinya, mengisi ruang ruang dadanya, membuat nafasnya tersengal pendek dan mulai terasa berat.
"sudah mas, please,." Pinta Vera gelisah, kedua manik matanya tetap mengawasi pintu kamar mandi, khawatir suaminya keluar dari sana. "sebentar lagi suamiku keluar dari kamar mandi, sudah, sudah," bisik Vera penuh tekanan. Meski Vera sendiri menikmatnya. Hasrat untuk bercintanya mulai merebak bangkit dengan perlakuan Damar.
Damar yang sudah diliputi nafsu yang menggunung, terpaksa menghentikan serangannya. Dengan cepat dia berjingkat keluar dari dapur menuju ruang tamu. Sementara Vera buru buru merapikan rambut dan dasternya, melanjutkan kembali pekerjaannya seperti tidak pernah terjadi apa apa.
Beberapa detik kemudian, di sebelah kiri beberapa meter dari meja dapur seorang lelaki dengan tampang tambun memakai handuk warna biru tua keluar dari kamar mandi. Dialah Toni Gumulung, suami Vera.
Vera langsung menyibukkan diri dengan aktivitas memasaknya. Bongkahan hasrat yang tadi mulai terbentuk kini tergantung tanpa kepastian.
"Damar mana Ver?" ucap Toni, mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah dengan kedua tangannya, menanyakan kebeeradaan tamunya, Damar.
"Tahu," jawab Vera seolah tidak begitu tertarik dengan pertanyaan suaminya, padahal Vera sedang berusaha meredam hasrat biologisnya yang terbangun liar atas perlakuan Damar yang notabenenya adalah tamu di rumahnya, Perlakuan Damar benar benar tak pernah dipikrkan sebelumnya oleh Vera, Dicumbu seseorang ketika suaminya berada di kamar mandi yang hanya beberapa meter dari tempatnya. Sungguh sesuatu yang enggak bisa dibeli. Was was dan penuh ketegangan. Sungguh mendebarkan.
Damar Kurusetra sudah dua hari menginap di rumah Toni atas permintaan Toni sendiri.
Beberapa minggu lalu Toni mendapat penawaran untuk membeli sebidang tanah yang cukup luas dari seseorang di desa sebelah. Karena uang toni sendiri tidak mencukupi. Timbullah ide untuk menawarkan kepada Damar, seluruh tanah yang akan dibelinya dibagi dua. Toni setengah dan Damar setengah nya lagi.
"Kamu gak mandi dulu, Mar?" tanya Toni kepada Damar Kurusetra yang terlihat mashuk menikmati kicauan burung murai batu bersangkar mewah itu. Sesekali siulan terdengar memancing-mancing si Murai agar bernyanyi.
"Tarlah, masih dingin," jawab Damar tanpa menoleh, mengalihkan perhatiannya ke sangkar burung lainnya.
"Sudahlah, buruan mandi, kita langsung berangkat ke lokasi," seru Toni berjalan meninggalkan Damar yang masih saja pura pura terkesima dengan burung-burung kicauan milik Toni untuk menutupi hasratnya yang masing bergulung gulung.
"Hmm aku harus mencari cara supaya bisa bercinta dengan Vera," gumam Damar dalam hati, berlalu menuju kamar mandi, berjalan melewati Toni yang menyiapkan pakan pakan burung.
Sebelum sampai di kamar mandi, Damar melihat Vera yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi di meja makan. Nafsu Damar yang masih belum terlampiaskan membuat dirinya Tanpa pikir panjang, langsung mendekati Vera, menariknya ke kamar mandi. Vera tersentak tapi dia tidak menolaknya. Dengan sangat terburu buru Damar melucuti underwear Vera yang sudah lembab karena lembah kenikmatan Vera sudah siap untuk menerima berkah kenikmatan.
Lidah Damar yang terasa hangat dan kasar menyapu permukaan lembah kenikmatan Vera menghisap dan menggelitik kacang ajaib Vera, membuat Vera mengejang dengan hebat menjambak rambut Damar yang ikal seperti Orang Italia itu.
"Cepat lah, aku ingin lebih," desis Verra.
Suara air yanng mmengucur deras dari kran di bak kamar mandi membuat pacuan nafas mereka sedikit Teredam.
Di depan Rumah Toni sedang sibuk memandikan burung burungnya, "Sip sudah selesai, tinggal menjemurnya," gumam Toni disusul bersiul memancing burung kesayangannya untuk bernyayi.
Sementar di kamar mandi Damar mulai menuntun senjata sarutamanya memasuki gerbang kenikmatan Vera.
"Cepetan,..." rengek Vera mendesis gelisah.
Damar mulai mengeksekusi penetrasinya, tetapi tiba-tiba..
"Veraa, Vera, Kamu dimana!" suara damar menggema di dapur.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Sepatah Kata, Jangan pernah bengong dan tertegun-tegun jika belum selesai membaca kisah yang sangat AGAK LAEN dan super unik dalam novel ini. Mungkin banyak yang tidak terpcaya jika cerita ini lebih dari 58,83% merupakan KISAH NYATA, 24,49% Modifikasi Alur dan 16,68% tambahan halu sebagai variasi semata. Buktikan saja keunikan kisah dalam novel ini. Jangan mengatakan gak masuk akal jika belum tahu bahwa hal itu bisa terjadi kapan dan dimanapun juga