/0/14465/coverbig.jpg?v=07932d74557b522f465b312827502267)
Aku berdandan secantik mungkin. Kutanggalkan dasterku yang lusuh dan kurias wajahku dengan sangat indah, semata untuk membalaskan dendam. Mata dibalas mata. Kau rebut suamiku, maka akan kurebut juga suamimu.
"Aku melihat suami kamu di bar sama perempuan."
Suara serupa desisan itu membuat Nayna terpaku, tangannya yang sedang melipat pakaian membeku. Jantungnya mulai berdebar lebih cepat. Telepon dari Vina, sahabatnya membuat aliran darah Nayna berdesir hebat.
"Wah gila! Mereka sampai cipok-cipokan! Pangku-pangkuan dan mesra-mesraan di depan meja bartender. KURANG AJAR SI BAGUS! CEPETAN KE SINI, NAY!!"
Suara kemarahan Vina dilaterbelakangi dengan dentum musik dan suara hilir mudik orang-orang yang sedang meneriakkan betapa serunya suasana bar itu.
Kaki Nayna gemetar tak tertahankan. Dadanya seolah tertusuk sesuatu sampai terasa sesak dan begitu perih. Kabar itu begitu mengejutkan seperti disambar petir di siang bolong.
Kepala Nayna pusing. Perutnya tergulung-gulung dan ia ingin muntah sekarang juga. Ia berharap Vina cuma salah lihat atau sedang iseng mengerjainya.
Sebab baru satu jam yang lalu Mas Bagus, suaminya meminta izin untuk menghadiri acara perjamuan teman kantornya yang katanya baru pindah rumah. Acara makan kecil-kecilan yang cuma dihadiri oleh rekan-rekan sekantor.
Lalu bagaimana bisa dia berada di bar dengan perempuan lain?
Vina pasti salah lihat! Mungkin Vina sedang mabuk dan seenaknya melihat pria lain sebagai Mas Bagus.
Nayna mati-matian menyangkal, tapi air matanya malah luruh menuruni pipinya tanpa ia sangka-sangka. Ia tak perlu datang ke bar yang disebutkan Vina, ia tak ingin ke sana.
Namun, kakinya bergerak begitu saja. Dengan daster lusuh dan sandal jepit kotor yang sudah hampir putus, perempuan berumur 25 tahun itu keluar rumah dan meninggalkan tumpukan pakaiannya yang mesti diseterika dan dilipat.
Ia segera berhambur ke pangkalan ojek dan memanggil dengan terburu-buru. Wajahnya masih dipenuhi air mata dan sepanjang perjalanan dadanya begitu sakit sampai ia kesulitan bernapas.
'Kumohon ... semoga itu bukan kamu, Mas.'
Meski begitu, firasatnya mengatakan hal yang sebaliknya. Meski ia tak pernah menemukan tanda-tanda perselingkuhan Mas Bagus, tapi setitik keraguan melekat erat di hatinya.
Sang pengendara ojek melirik sesekali lewat kaca spion, ingin bertanya namun sungkan. Suasana hati Nayna, istri Bagus ini tampaknya sedang tidak baik.
"Di sini tempatnya?" tanya Bang Jali ketika alamat yang diberikan Nayna ternyata adalah sebuah bar modern yang biasanya hanya dikunjungi oleh kalangan kelas elit.
Nayna tak menjawab. Ia turun tanpa suara dan mengulurkan selembar uang sepuluh ribu dan lima ribu. Bang Jali menerima dengan canggung. Mau apa si kembang desa ini ke bar sambil menangis pilu begitu?
Bang Jali tentulah sangat penasaran. Dengan daster yang warnanya sudah luntur dan muka kusut yang masih terlihat cantik itu, tentu Nayna tidak datang untuk berjoget-joget dan mabok.
Sebelum menikah dengan Bagus lima tahun yang lalu, Nayna adalah kembang desa yang diincar oleh para pemuda maupun tua-tua keladi. Kulitnya putih bening, mulus dan badannya ramping tapi tidak kurus-kurus amat.
Namun, setelah menikah dengan Bagus, dia menjadi sangat kusam dan lusuh. Pakaian sehari-harinya cuma daster pudar yang diberikan oleh mertuanya. Tak pernah lagi ia memakai baju-baju cantik dan senada yang dulu sering dipakainya.
Katanya, semua bajunya sudah dijual untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari bersama suaminya, padahal dia punya warisan dari ayahnya yang meninggal tiga tahun yang lalu, tapi penampilannya masih begitu-begitu saja.
Wajahnya yang dulu cerah dan dipolesi riasan kini terlihat kusam dengan bintik-bintik hitam bekas jerawat. Berminyak dan seperti tidak dicuci selama berhari-hari.
Kuliahnya pun yang sudah sampai semester empat harus ia hentikan karena Bagus tidak mampu membiayai pendidikannya dan ia mesti fokus mengurus rumah tangga.
Aduh, sayang sekali.
Bang Jali, pengendara ojek berumur empat puluhan itu merasa kasihan sekaligus sayang. Padahal Nayna punya potensi besar untuk hidup lebih baik dari hidupnya sekarang.
Nayna meninggalkan Bang Jali dengan tatapan kasihannya dan menghampiri penjaga bar yang berdiri tegak di depan pintu masuk bar dengan postur yang tegap dan gestur yang kaku.
Saat melihat Nayna hendak masuk, tangan salah satu penjaga terbentang ke depan dadanya, menahan Nayna untuk masuk. Dia memandang Nayna tajam dan berkata lewat sorot matanya, 'Kamu tidak pantas ada di sini'
Nayna tentu tahu tak ada orang berdaster lusuh dan bersendal jepit di dalam sana seperti dirinya, tapi ia tetap ingin masuk dan memastikan jika orang yang dilihat Vina bukanlah Mas Bagus.
"Maaf, Bu. Ini bukan pasar." Terang-terangan penjaga itu menilai penampilan Nayna dari ujung kaki sampai kepala.
Nayna menghapus air mata yang menghalangi pandangannya. Dengan panik ia menelepon Vina, untunglah pada bunyi ketiga, telepon itu akhirnya tersambung.
"Halo, Vin ... kamu di mana?" Suara Nayna terasa tercekat ditenggorokan, serak dan parau.
"Eh, Nay! Aku ada di hotel ngikutin mereka."
Kali ini jantung Nayna sekejap berhenti berdetak. Aliran darahnya berdesir hebat dan pandangannya kembali memburam karena genangan air mata yang siap jatuh.
Suara Vina tidak lagi dilatarbelakangi dengan dentuman musik yang menghentak-hentak dan suara jeritan gila orang-orang.
"Di-di hotel mana?"
"Sebentar, aku kirim WA aja ya, mereka lagi check in." Vina berbisik-bisik. "Aku kirimin foto mereka juga."
Vina memutuskan telepon dan dalam sekejap pesannya sudah masuk. Dia menuliskan alamat hotel bintang lima dan menyertakan foto seorang laki-laki yang sedang mengamit pinggang perempuan tinggi bergaun seksi.
Nayna terperanjat. Foto itu diambil dari belakang sehingga wajah dua orang itu tidak terlihat. Tapi Nayna ingat betul kemeja berwarna nude yang dipakai Mas Bagus saat meninggalkan rumah.
Bukan main panasnya hati Nayna. Ia menutup mulut dengan telapak tangan, menahan isak tangisnya yang mendesak keluar. Air matan kembali luruh dan napasnya menjadi tidak beraturan.
Lagi-lagi Nayna menaruh harapan bahwa kemeja nude milik Mas Bagas tidak hanya satu di dunia ini. Punggung dan potongan rambut belakangnya memang mirip, tapi mungkin saja itu adalah orang lain.
Nayna keluar dari area bar dan menunggu ojek, karena uangnya tak cukup untuk menaiki taksi yang berjejeran di depan sana.
Butuh waktu tiga puluh menit sampai ojek ia dapatkan. Segera Nayna menyebutkan alamat hotel dan menyuruh sang pengendara ojek berjaket merah itu untuk ngebut.
Hotel yang disebutkan Vina tidak terlalu jauh dari bar. Hanya butuh lima belas menit untuk Nayna sampai dan buru-buru menghambur masuk ke hotel saat dilihatnya Vina berdiri di lobi sambil melambai panik padanya.
"Aduh, lama banget kamu! Mereka udah masuk kamar setengah jam yang lalu. Aku tahu nomor kamarnya. Ayo!"
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***