/0/13930/coverbig.jpg?v=3140e6b841fb3e005a4d885facc1c88a)
Menikah dengan seseorang yang belum kelar masa lalunya, ternyata sangat merepotkan. Marlina merasakannya sendiri, bagaimana dia menikahi pria tampan yang belum selesai dengan masa lalunya. Wanita yang telah menjadi kekasihnya sejak remaja. Namun, Marlina tidak mau menjadi wanita lemah dan kalah, dia berusaha merebut cinta suaminya dan membuat suaminya hanya menatapnya. Mampukah Marlina meluluhkan hati suaminya? Atau sebenarnya sejak awal mereka memang sudah saling jatuh cinta?
"Tidak bisakah kamu membatalkan pernikahan ini?" Wajah wanita itu memerah menahan tangis, dia sedang memegangi kedua pergelangan tangan Mas Alva. "Al, aku tahu perbuatanku salah, tapi apa tidak bisa kamu membatalkannya?"
"Maaf Arini. Keputusan saya sudah bulat. Lagipula kamu yang kemarin menolak dan membuat Nenek marah!" Mas Alva melepaskan tangannya dari wanita yang tidak kuketahui namanya siapa, aku baru melihatnya hari ini. Yang jelas wanita dengan balutan kebaya berwarna gold itu terlihat tampak frustrasi.
Wanita tersebut langsung menangis saat Mas Alva keluar dari kamarnya, sedangkan aku yang sedari tadi mengintip dan mendengarkan percakapan mereka lekas pergi sebelum ketahuan. Namun, sayang aku ketahuan karena mengenakan kebaya dan kemben sehingga menyusahkanku berjalan.
"Marlina!" Suara Mas Alva yang pelan, tetapi begitu dalam membuatku berhenti melangkah. Dengan perasaan ragu aku berbalik untuk menatap dirinya. "Kamu menguping pembicaraan kami?" tanya Mas Alva dengan sorot mata tajam dan dalam, sampai-sampai aku kesusahan menelan liurku sendiri.
Aku hanya mengangguk dan memilih menunduk, rasanya bertatapan dengan matanya membuat bulu kudukku meremang.
"Saya akan tetap menikahi kamu!" Ucapan enteng Mas Alva barusan membuatku seketika mendongak, menatap wajah datarnya bingung. Aku sudah mengira kalau dia akan mengatakan membatalkan pernikahan kita yang kurang dari satu jam lagi. Apalagi kami menikah bukan atas dasar cinta, tetapi karena neneknya yang memintaku menikah dengannya.
"Mas, yakin? Aku tidak masalah kalau dibatalkan. Mumpung belum dimulai!" Aku meneguhkan diri, walau sebenarnya tetap saja merasa berat.
Mas Alva menggeleng lalu menghampiriku. Dia meraih tanganku dan mengajakku pergi.
Saat kami pergi menuju ke tempat pelaminan, aku sempat melihat wanita tadi memperhatikan kami dari lantai atas dengan tatapannya yang nanar. Wajahnya memerah karena menangis.
Sesampainya di tempat kami akan melakukan pernikahan, kami sudah disambut Nenek yang terlihat tampak cemas. Benar saja, Nenek langsung mengomeli Mas Alva yang hanya diam saja dan membawaku ke tempat kami duduk.
Aku begitu gugup saat duduk bersebelahan dengan Mas Alva dan berhadapan dengan Bapak, juga penghulu. Kulihat wajah Bapak yang tampak tegang mulai menjabat tangan Mas Alva.
"Maafkan aku, Pak!" Aku hanya mampu mengucapkannya dalam hati saat kutahu jelas Bapak terlalu berat untuk memberi restu. Bagaimanapun Bapak tahu kalau pernikahanku bukan atas dasar cinta atau setidaknya atas dasar kenyamanan, tetapi karena paksaan.
Aku tidak terlalu mendengarkan ucapan dari Bapak dan Mas Alva karena sejak tadi pikiranku benar-benar bercabang dan membuat sakit. Banyak hal yang kupikirkan tentang semua ini sebelum akhirnya Nenek menyadarkanku kalau kami sudah sah menjadi suami dan istri.
Aku menatap Mas Alva yang sama sekali tidak menatapku, dia tidak tersenyum dan hanya diam saja.
"Ambil tangannya dan salim. Nanti Alva cium dahi kamu," bisik Nenek yang membuatku malu. Dengan ragu aku mengambil tangan Mas Alva, sebelum aku mencium punggung tangan suamiku itu, aku sempat melihat wanita tadi berada di antara tamu memperhatikan dengan linangan air mata.
***
Arumi hanya orang ketiga di antara Alva dan perempuan yang mengaku sepupu suaminya itu. Arumi ingin terlepas dari pernikahan dengan Alva, tetapi seorang anak laki-laki membuatnya tidak bisa pergi. Mampukah Arumi meluluhkan hati Alva-sang suami-atau memilih pergi karena hati tidak sanggup menanggung lara?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
Shella memiliki masalah serius ketika keluarganya mencoba memaksanya untuk menikah dengan pria tua yang mengerikan. Dalam kemarahan, dia menyewa gigolo untuk berakting sebagai suaminya. Dia kira gigolo itu membutuhkan uang dan melakukan ini untuk mencari nafkah. Sedikit yang dia tahu bahwa pria tersebut tidak seperti itu. Suatu hari, dia melepas topengnya dan mengungkapkan dirinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ini menandai awal dari cinta mereka. Pria itu menghujaninya dengan semua yang dia inginkan. Mereka bahagia. Namun, keadaan tak terduga segera menjadi ancaman bagi cinta mereka. Akankah Shella dan suaminya berhasil melewati badai? Cari tahu!
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"