/0/13742/coverbig.jpg?v=72f77769eb687b65faca399e73f7c4c8)
"Ilmu Tujuh Gerbang Dewa!" Dunia persilatan digegerkan dengan kemunculan pemuda yang mewarisi kesaktian legendaris tingkat tertinggi dunia persilatan. Namun bukan dimiliki seorang tokoh aliran putih, namun bersama seorang pemuda yang membantai atas nama dendam keluarganya yang telah dihabisi. Sebuah skandal yang melibatkan sebagian besar tokoh-tokoh aliran putih. Sepak terjangnya membuatnya digelari sebagai Pendekar Bayangan Maut, dan orang-orang dunia persilatan menganggapnya sebagai momok menakutkan dan beraliran sesat. Sampai akhirnya ia menemukan kenyataan bahwa tokoh-tokoh aliran putih itu hanya di jebak, oleh ambisi seseorang yang ingin menguasai dunia persilatan. Apakah sang Bayangan Maut dengan Ilmu Tujuh Gerbang Dewanya akan tetap menjadi seorang pembantai? Atau ia akan menjadi pahlawan bagi dunia persilatan yang sedang menghadapi bencana besar oleh sang dalang kejahatan.
Debur ombak menghantam karang bergantian dengan sangat cepat karena derasnya angin di pesisir pantai pinggiran kota Hongye. Batu karang yang hanya tersisa satu yang menonjol di pinggiran pantai bak dikeroyok ombak. Pemandangan yang tak jauh berbeda dengan yang dialami seorang anak kecil yang terpojok oleh puluhan orang dewasa di bibir pantai.
"Hahaha... mau kemana lagi kau bocah? Tidak ada tempat untuk kau melarikan diri dari sini. Di belakangmu adalah lautan. Di seberang itu adalah Pulau Iblis Kematian. Dan disini kami siap mencincangmu! Keturunan keluarga Liong akan berakhir di sini!"
Seorang anak kecil berusia delapan tahunan dikelilingi puluhan lelaki dewasa yang menghunuskan pedang, nampak terpojok di bibir pantai. Ia akan dihabisi oleh orang-orang yang ada disekelilingnya. Hanya jalan ke laut lah yang menjadi jalan satu-satunya. Namun arus dan angin saat itu pasti membawanya ke sebuah pulau yang sangat ditakuti, Pulau Iblis Kematian.
Liong Yun nama anak itu. Ia menengok ke belakang, lalu menghela nafas berat. Dalam benaknya, sekecil apapun kesempatan hidup, akan ia ambil. Ucapan terakhir ayahnya sesaat sebelum dibantai masih terngiang. Ia harus balas dendam dan menghabisi semua sekte dan klan yang telah membantai keluarganya.
Kejadian itu memang sangat mengenaskan. Ada lima sekte dan tujuh keluarga ternama datang ke kediaman keluarga Liong. Liong Chen ayah Liong Yun dituduh sebagai orang yang mencuri pusaka Dunia Persilatan. Ketua dunia persilatan pun memerintahkan para pendekar untuk mengambil kembali pusaka itu secara paksa dan menghabisi seluruh keluarga Liong sebagai hukuman.
Sang ketua dunia persilatan memang gentar untuk turun langsung. Hal ini dikarenakan keluarga Liong terkenal sebagai keluarga memiliki kemampuan beladiri yang sangat tangguh. Bahkan di dunia persilatan Liong Chen sang Pemimpin keluarga termasuk satu dari lima pendekar nomor satu yang mendapat gelar Lima Malaikat Dunia Persilatan, si Malaikat Pengejar Nyawa.
Akhirnya terkumpulah orang-orang tangguh untuk menjalankan tugas dari sang ketua dunia persilatan. Liong Chen diminta mengembalikan pusaka. Namun si Malaikat Pengejar Nyawa itu menampik tuduhan yang diarahkan kepadanya. Ia tidak merasa menyimpan pusaka yang dimaksud.
Akhirnya para pendekar yang terdiri dari orang-orang sekte dan keluarga besar dunia persilatan menghabisi seluruh keluarga Liong. Itu pun baru berhasil mereka lakukan dengan muslihat yang membuat hampir seluruh anggota keluarga itu keracunan. Akibatnya mereka tidak mampu bertarung secara maksimal. Tenaga anggota keluarga Liong perlahan menghilang oleh racun yang berada di tubuh mereka.
"Kelak, kalian akan mengalami apa yang keluarga Liong alami. Sepuluh tahun setelah hari ini, maut akan datang pada kalian satu persatu!" teriak Liong Yun dengan mata merah penuh dendam.
Tiba-tiba saja hujan turun disertai sambaran halilintar yang sangat keras. Seolah-olah alampun murka atas apa yang dialami keluarga Liong. Beberapa orang pengepung bergidik merasakan kemarahan alam saat itu.
Teringat betapa seluruh keluarganya dibantai dengan kejam, amarah Liong Yun kembali memuncak. Tanpa ragu ia melompat ke belakang menaiki sebuah sampan. Lalu berbekal tenaga dalam yang pernah ia pelajari dari ayahnya, ia pun mendorong ke depan sehingga perahunya meluncur dengan cepat.
"Hahaha bocah bodoh! Kematian di pulau itu lebih menakutkan daripada dicincang dengan seribu pedang," ucap salah seorang dari pengeroyok.
Duarrrrr!
Sebuah gelombang besar menghantam perahu Liong Yun sehingga menyebabkan perahu itu hancur. Anak itu pun terhempas di tengah lautan setelah sebelumnya diterbangkan ke atas. Semua orang yang berada di bibir pantai melihat jelas apa yang menimpa bocah berusia delapan tahun itu. Mereka bergidik ngeri melihat nasib tragis yang menimpa anak itu.
"Entah mengapa perasaanku tidak enak. Seolah-olah kemalangan yang terjadi pada anak itu merupakan sebuah awal kehancuran semua perkumpulan dan keluarga yang terlibat atas pembasmian keluarga Liong ini. Amitabha..." desah seorang biksu yang terlibat penyerangan.
Para pendekar dunia persilatan itu pun berlalu meninggalkan tepi pantai itu. Beberapa orang diantara pengepung itu menyisakan perasaan yang tidak bisa mereka jelaskan. Ada rasa penyesalan atas apa yang sudah mereka perbuat.
Sementara itu nasib yang menimpa Liong Yun tidak sepenuhnya sebuah kemalangan. Takdir belum menghendaki Liong Yun berakhir di laut. Air malah membawanya sampai ke daratan sebuah pulau. Perlahan ia yang terbaring mulai membuka matanya.
"Di mana aku ini? Apa aku sudah berada di neraka?"
Liong Yun melihat sekelilingnya. Nyalinya dibuat terbang setelah mengetahui dimanakah ia berada saat ini. Ia tahu tempat itu tempat yang ditakuti semua orang. Sebuah pulau yang bernama Pulau Kematian. Namun ketakutan itu hanya sesaat merasuki perasaannya, perasaan dendam lebih besar menguasai jiwanya.
Anak itu kemudian bangkit. Perlahan ia melangkahkan kaki menuju jalan setapak masuk ke dalam pulau. Memang setelah pesisir pantai, pulau itu hanya terlihat pepohonan lebat dari luarnya. Hanya ada satu-satunya jalan setapak untuk masuk ke dalam pulau.
'MASUK DENGAN RASA DENDAM MENJADI IBLIS, MASUK DENGAN RASA TAKUT MENJADI MAYAT'
"Ilmu Tujuh Gerbang Dewa!" Dunia persilatan digegerkan dengan kemunculan pemuda yang mewarisi kesaktian legendaris tingkat tertinggi dunia persilatan. Namun bukan dimiliki seorang tokoh aliran putih, namun bersama seorang pemuda yang membantai atas nama dendam keluarganya yang telah dihabisi. Sebuah skandal yang melibatkan sebagian besar tokoh-tokoh aliran putih. Sepak terjangnya membuatnya digelari sebagai Pendekar Bayangan Maut, dan orang-orang dunia persilatan menganggapnya sebagai momok menakutkan dan beraliran sesat. Sampai akhirnya ia menemukan kenyataan bahwa tokoh-tokoh aliran putih itu hanya di jebak, oleh ambisi seseorang yang ingin menguasai dunia persilatan. Apakah sang Bayangan Maut dengan Ilmu Tujuh Gerbang Dewanya akan tetap menjadi seorang pembantai? Atau ia akan menjadi pahlawan bagi dunia persilatan yang sedang menghadapi bencana besar oleh sang dalang kejahatan.
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Megan dipaksa menggantikan kakak tirinya untuk menikah dengan seorang pria yang tanpa uang. Mengingat bahwa suaminya hanyalah seorang pria miskin, dia pikir dia harus menjalani sisa hidupnya dengan rendah hati. Dia tidak tahu bahwa suaminya, Zayden Wilgunadi, sebenarnya adalah taipan bisnis yang paling berkuasa dan misterius di kota. Begitu dia mendengar desas-desus tentang hal ini, Meagan berlari ke apartemen sewaannya dan melemparkan diri ke dalam pelukan suaminya. "Mereka semua bilang kamu adalah Tuan Fabrizio yang berkuasa. Apakah itu benar?" Sang pria membelai rambutnya dengan lembut. "Orang-orang hanya berbicara omong kosong. Pria itu hanya memiliki penampilan yang mirip denganku." Megan menggerutu, "Tapi pria itu brengsek! Dia bahkan memanggilku istrinya! Sayang, kamu harus memberinya pelajaran!" Keesokan harinya, Tuan Fabrizio muncul di perusahaannya dengan memar-memar di wajahnya. Semua orang tercengang. Apa yang telah terjadi pada CEO mereka? Sang CEO tersenyum. "Istriku yang memerintahkannya, aku tidak punya pilihan lain selain mematuhinya."
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"