/0/13549/coverbig.jpg?v=845d7384f47ad20515a2d5057aed98b8)
"Rud, Coba deh kamu perhatikan. Itu apa?" Tanya Soni. Rudi pun langsung melihat kearah pandangan Soni. " Alah, paling juga itu kayu. Memangnya apalagi?" Jawab Rudi. Soni yang dari tadi penasaran,tidak langsung percaya dengan apa yang di katakan oleh temannya itu. " Tapi,kok itu di kerumuni lalat Rud,kita lihat saja yuk. Aku benar-benar penasaran," ajak Soni lagi. " Aduh,kamu kok malah memusingkan hal yang tidak penting sih Soni!, Harusnya yang kamu pikirin sekarang itu, bagaimana caranya kita bisa dapat ikan yang banyak tau,' ucap Rudi kesal dengan tingkah Soni. Tapi,karena rasa penasaran yang cukup kuat. Soni pun terus berjalan ke arah kayu yang di katakan Rudi. Feeling nya mengatakan kalau itu bukanlah kayu, dan semakin dekat dia pun semakin penasaran. Rudi yang dari tadi diam dan tidak mengatakan apapun, akhirnya terpaksa mengikuti Soni,karena dia mulai tertarik dengan apa yang menjadi perhatian temannya itu. Ketika mereka sampai di tempat itu,Soni pun mencoba untuk mengangkat dengan kayu, ketika dia mencoba mendekatkan ke tepi danau, Tiba-tiba saja muncul kepala wanita dari dalam air dan menyeringai ke arah mereka berdua..
" Son, mancing yuk?" Ajak Rudi.
" Kamu gila ya! Kan kamu tau sendiri kalau sekarang hari Jum'at,Mana boleh kita pergi mancing!" Jawab Soni sedikit jengah dengan sahabat nya itu.
Rudi sudah beberapa kali ingin mengajak Soni untuk pergi memancing, dan hari ini adalah hari Jum'at, Rudi memiliki sedikit waktu santai untuk tidak bekerja.
Oleh karena itu, Dia mengajak sahabatnya itu untuk ikut memancing bersamanya. Karena kalau pergi sendiri juga tidak asyik dan di tempat itu juga sepi.
" Ayolah Son! Nanti kalau dapat ikan yang banyak, aku bagi kamu semuanya deh, mau ya?" Ajak Rudi masih tidak mau kalah dengan apa yang diinginkan nya itu.
Rudi memang sangat hobi sekali memancing, dan dia juga suka mengikuti kompetisi memancing di manapun orang mengadakan lomba, Tetapi kali ini dia sangat tertarik untuk pergi memancing di dekat sungai yang ada di kampung mereka.
Ada waktu itu, temannya sesama memancing mengatakan kepada Rudi kalau di sungai itu, banyak sekali ikan yang besar-besar. Dan sangat susah untuk menangkapnya.
Semenjak hari itu, Dia Selalu kepikiran untuk mencoba memancing di tempat tersebut.Dan kali ini dia mau pergi bersama Soni, walau bagaimanapun caranya dia harus bisa membujuk Soni agar bisa pergi bersamanya.
Melihat reaksi Soni yang biasa saja, Rudi benar-benar merasa geregetan.
" Kalau saja,aku berani pergi sendiri. Pasti aku tidak akan membujuk manusia satu ini untuk ikut menemaniku," ucap Rudi dalam hati.
Soni menimbang baik dan buruknya kalau dia ikut memancing bersama Rudi. Kalau dia menolak keinginan Rudi tentunya nanti Rudi juga tidak mau lagi menemaninya kalau ingin berkebun lagi, tetapi kalau dia mau nantinya juga dia akan mendapatkan ikan hasil tangkapan Rudi. Karena Soni memang kurang hobi dalam hal memancing,kalau bukan Rudi yang mengajaknya pasti dia tidak akan mau.
" Baiklah, tapi kamu janji ya. Semua ikan hasil tangkapan mu itu untukku?" Tanya Soni memastikan.
Rudi tersenyum dan dengan cepat mengiyakan semua ucapan Soni, karena dia memang kurang suka dengan ikan, Tetapi dia sangat suka memancing.
" Sekarang lebih baik kita ke rumahku dulu ya, buat ambil peralatan pancingan dulu," Ucap Rudi.
Soni pun langsung mengikuti Rudi kerumahnya. Dan mereka berdua menyiapkan semua peralatan memancing yang akan mereka bawa.
Rudi sangat merasa senang sekali karena dia akhirnya bisa mewujudkan keinginannya untuk bisa memancing di tempat yang akan mereka tuju Sekarang ini.
Dengan menaiki sepeda motor milik Rudi,mereka berdua pun berangkat ke sungai tersebut. Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar ,15 menit mereka berdua sampai di tempat itu.
Soni agak bingung melihat Rudi berhenti di tempat itu, karena biasanya mereka akan langsung ke danau untuk memancing.
" Kenapa kita kesini,Rud?" Tanya Soni yang tidak bisa menahan rasa ingin tahunya itu.
" Ikut sajalah, kata teman aku di sini tu tempatnya bagus buat mancing,ikan nya juga lebih besar," Jawab Rudi.
" Tapi kan di sini tempatnya sepi Rudi, mana gak ada orang sama sekali di sini. Aku juga gak pernah denger tuh di tempat ini orang mancing, setau aku mereka kesini hanya mandi saja," Ucap Soni lagi.
" Aduh Son, kamu kok takut sih? Lagian di sini kan dekat jalan juga. Gak usah lebay gitu lah, takut kok dipelihara sih!"
Rudi sedikit kesal melihat tingkah Soni yang seperti orang ketakutan, dia malah senang sekali kalau di sini gak ada orang,jadinya dia bisa memancing sendiri tanpa ada yang ganggu.
Dia mulai berjalan ke arah sungai yang biasa dijadikan oleh warga sebagai tempat mandi,kalau air mati di perumahan mereka. Nama sungai ini adalah sungai Dareh (sungai deras) karena aliran sungai di sini airnya sangat lah deras,jadi setiap anak-anak yang akan mandi di sini harus dengan pengawasan orang tuanya.
Soni mengikuti kemana arah Rudi berjalan,dia memang sama sekali tidak tertarik untuk memancing,apalagi di tempat seperti ini,yang tidak ada orang dan seram menurutnya.
Melihat Soni yang masih mengekor ke arahnya, Rudi pun langsung menatap ke arahnya.
" Mau sampai kapan kamu selalu mengekor di belakangku? Tidakkah kamu mau melepaskan pancing yang ada di tanganmu itu?" Tanya Rudi.
" Aku takut Rud, ini kan hari Jum'at. Gak boleh tau pergi ke tempat yang sepi begini di hari Jum'at," ucap Soni mengingatkan lagi.
" Yaelah... masih percaya aja sama yang begituan kamu, sudah sana jauhan dikit. Biar aku bisa lebih leluasa untuk melepaskan pancingan ku ke arah lain," ujar Rudi.
Dengan berat hati dan rasa takut yang masih menghinggapi dirinya, akhirnya Soni membawa pancingannya itu menjauh dari arah Rudi. Ketika sudah merasa agak jauh, akhirnya dia langsung menurunkan pancingan nya ke air,setelah itu dia memilih untuk duduk sambil memegangi pancingannya.
Sudah agak lama Soni menunggui pancingan itu, tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau pancingan nya akak dimakan oleh ikan, yang ada umpan yang selalu dikaitkan habis kalau sudah masuk ke dalam air.
Tanpa disadari oleh Soni, ternyata umpan yang di gunakan nya sudah habis,karena tadi mereka memang membagi umpan yang dibawa sebelum mereka mencari spot mancing yang mereka inginkan.
" Sial! Aku kehabisan umpan lagi, harusnya aku tadi bawa umpan yang banyak saja. Umpan habis malah ikan gak dapat satupun,mau jemput ke tempat Rudi. Males banget deh, nanti dikiranya aku mau ganggu dia lagi," ucap Soni bicara sendiri.
Di tempat berbeda, Rudi sudah mendapatkan beberapa ekor ikan dari hasil pancingannya itu,dia sangat suka sekali memancing di sini. Dan ikan yang didapat oleh Rudi juga lumayan besar.
" Tidak sia-sia memang aku pergi ke sini, ikanya ternyata sangat banyak disini," ucap Rudi sambil terus tersenyum.
Sementara Soni yang sudah kehabisan umpan,sekarang sibuk memakan cemilan yang sengaja mereka beli buat bekal untuk mereka makan di saat memancing.
Dia mengarahkan pandangannya ke seluruh sungai itu, dan memang sungai ini sangat lah deras dan airnya juga sangat jernih. Tetapi tempat yang agak menjorok ke dalam membuat tempat ini jarang sekali dikunjungi oleh masyarakat, padahal sebenarnya tempat ini kalau dibuka dan di jadikan untuk tempat wisata pasti akan banyak sekali peminat yang berkunjung untuk menikmati indahnya sungai Dareh ini.
Ketika asyik melamun, tiba-tiba saja Soni melihat ada yang bergerak di antara pohon yang ada di seberang sungai tempat dia duduk. Rasa takut yang dimiliki oleh Soni sekarang malah makin bertambah,yang dia takutkan kalau itu adalah hewan buas. Karena disini dipenuhi oleh pepohonan luas dan tidak ada orang lain di sini selain mereka berdua.
Akhirnya Soni memutuskan untuk kembali ke tempat Rudi,dan sesampainya di sana dia melihat Rudi sedang asyik memancing.
Melihat kedatangan Soni, Rudi pun langsung melihat bawaannya dan dia sama sekali tidak melihat ada ikan yang dipegang oleh nya,jadi dapat disimpulkan kalau Soni tidak dapat ikan sama sekali.
" Kamu kenapa kesini lagi, Son? Kamu juga gak dapat ikan?" Tanya Rudi.
" Umpan yang aku bawa habis,tau sendiri kan kalau tadi aku bawa sedikit dan ya benar sekali,aku gak dapat ikan. Sepertinya disini gak ada ikan nya," jawab Soni.
" Siapa bilang gak ada, lihat nih hasil pancingan ku," ucap Rudi sambil memperlihatkan hasil pancingannya kepada Soni.
Soni beringsut ke belakang,karena saking kagetnya dia melihat apa yang sudah di dapat kan Rudi.
" Rud,lepasin aja itu! Itu bukan ikan Rud," ucap Soni sambil melangkah ke belakang melihat apa yang di pegang Rudi.
Rudi merasa heran dengan apa yang dikatakan oleh Soni, jelas-jelas yang dipegang oleh Rudi saat ini adalah ikan yang dia dapat.
" Kamu itu apa-apaan sih Son? Ini jelas-jelas ikan, memangnya apa lagi?" Bentak Rudi.
" Astagfirullahaladzim, kayaknya kita harus pulang sekarang deh Rud. Kayaknya ini sudah gak benar deh Rud,percaya sama aku," ucap Soni yang badannya mulai merasa ketakutan.
" Kamu itu penakut banget sih Son! Gak ada apa-apa disini, lagian ikanya banyak di tempat ini. Kamu itu laki-laki jangan pengecut, kalau kamu gak suka melihat ikan tangkapan ku,sana gih kamu pergi ke tempat tadi,lagian kamu iri ya lihat hasil yang aku dapat itu banyak," ledek Rudi.
Soni akhirnya diam saja, dan memilih untuk tidak bicara. Dia tidak beranjak dari tempatnya Sekarang, Soni memilih untuk berdoa di dalam hatinya. Dari awal dia pergi tadi memang dia merasa semua yang terjadi di sini memang sangat ganjal dan kemauan Rudi yang sangatlah keras untuk memancing di tempat ini,apalagi yang dilihatkan oleh Rudi barusan kepadanya itu, Soni tau sekali kalau yang dipegang oleh Rudi bukanlah ikan,melainkan ular.
Soni sempat berpikir kalau dia berhalusinasi,tetapi dia beberapa kali mencoba mengucek matanya dan dia tidak mendapati kalau yang dipegang oleh Rudi adalah ikan tapi itu adalah ular yang masih hidup.
Dan perasaan Soni,kalau ular itu menghadap ke arahnya. Hal itulah yang membuat Soni tidak mendekat ke arah Rudi,karena ular itu terus mendesis ke arahnya.
" Rud, ayolah kita pulang," ucapnya lagi.
" Sebentar lagi kenapa sih? Buru-buru amat kamu Son, gak lihat apa kalau di sini aku dapat ikan banyak. Lagian kan nanti ikan ini juga buat kamu Son," ucapnya.
" Aku gak mau, buat kamu ajalah," jawab Soni. Karena dia tau sekali setiap Rudi mengatakan dapat ikan, yang diangkatnya itu tetap saja anak ular dan membuat Soni semakin takut.
" Rud, kamu mau pulang gak? Kalau nggak kamu sendiri saja di sini, aku gak papa kok pulang jalan kaki, aku lupa kalau ibuku menyuruh untuk mencabut singkong tadi menjelang pulang," ucap Soni mencari alasan agar dia bisa pulang secepat mungkin. Soni memang sudah merasa berkeringat di seluruh badannya dan tidak bisa di pungkiri kalau saat ini dia merasa kalau dirinya dalam bahaya.
Karena tidak enak dengan Soni, dan dia juga tidak mau di tinggal oleh Soni, akhirnya Rudi terpaksa mengiyakan ucapan Soni,lagian dia juga sudah mencoba memancing di sini, dan dia sama sekali belum puas dengan hasil tangkapannya itu.
" Ya Sudahlah, ayo kita pulang," ucapnya kepada Soni.
Sambil memegang pancingan dan ikan hasil tangkapannya itu,Soni berjalan duluan karena dia sangat takut dengan ular yang dipegang oleh Rudi dan dikatakan olehnya itu adalah ikan.
Ketika mereka hendak menyeberang sungai, Soni melihat ada seperti sesuatu di dalam air,Dia pun menghentikan langkahnya.
" Kamu kenapa tiba-tiba berhenti sih Son? Untung saja aku gak jatuh karena ulahmu yang berhenti mendadak."
" I- itu apa Rud? " Tanya Soni.
" Mana? Itu paling kayu,injak aja lah Son," ujar Rudi.
" Tapi kok kayaknya beda ya Rud," Ucap Soni lagi.
" Aduh, beda apanya lagi sih Son? Itu kan beneran kayu, di sekitar sini kan banyak orang yang menebang pohon dan itu adalah kayu yang sudah gak di gunakan orang lagi,makanya hanyut sampai ke sini," jawab Rudi.
" Soni melihat lebih dekat lagi, itu yang panjang-panjang,hitam dalam air apa Rud? Kok mirip rambut ya? " Tanya Soni lagi.
" Hahaha.. rambut apa sih,itu bayangan lumut kali,kan kalau udah lama pasti hitam juga tu lumut Son, kamu itu mikirin apa sih Son? Jadi pulang gak sih?" Tanya Rudi akhirnya.
Soni tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rudi,dan akhirnya dia mencoba untuk mengambil nya dari dalam air. Ketika dia menyentuh dan memegang benda itu.
Mata Soni terbelalak saat tahu apa yang di pegang nya saat ini,dan dia coba menarik benda hitam itu dari dalam air dan memandangi arah kemana rambut itu berjalan.
Rudi juga heran melihat apa yang coba dipegang oleh Soni,dia juga mulai penasaran dan mengikuti arah benda hitam yang di genggam Rudi saat itu.
Semakin di gumpal,semakin panjang dan mata mereka berhenti melihat ke arah atas di tempat air mengalir itu.
Mereka sangat kaget saat melihat,sebuah kepala yang berada di tengah-tengah air yang mengalir deras dan menatap mereka dengan seringainya yang amat menakutkan.
Otomatis Rudi dan Soni langsung melepaskan rambut yang dipegangnya itu,
" Mau kalian apakan rambut ku?"
Soni yang tersadar akan bahaya yang mengintai mereka berdua langsung memegang tangan Rudi untuk lari bersama dengannya, Rudi sama sekali tidak bergerak melihat pemandangan yang ada di depannya itu.
" Ayo Rud, cepat lari. Kamu itu ngapain sih bengong?" Teriak Soni.
Dan Soni melihat kalau kepala yang dilihatnya tadi mulai mendekati mereka,dan anehnya hanya kepala nya saja serta usus yang berdarah segar mulai melaju ke arahnya.
Dengan sekuat tenaga dia menarik Rudi,dan dia tidak mau mati konyol di tempat ini,Soni langsung berteriak Allahu Akbar di telinga Rudi.
Dan akhirnya Rudi terperanjat,dan dia mulai ketakutan melihat benda yang terbang mengarah ke arah mereka berdua.
Dengan sigap mereka berdua lari dari tempat itu sambil mengucapkan Allahu Akbar sekuat mungkin.
Tetapi tetap saja kepala melayang itu sama sekali tidak berhenti mengejar mereka berdua.
Soni berlari secepat mungkin tanpa dia ketahui kalau sebenarnya Rudi masih tertinggal jauh di belakangnya,karena tadi Rudi sempat terjatuh karena ada bebatuan kecil dan kakinya terpeleset.
" Tinggallah di sini bersamaku,atau kalian berdua tidak akan bisa keluar dari tempat ini," ujar kepala melayang itu sambil mendekat ke arah Rudi.
" Tidaaak!" Jangaaan, Lepas kan akuuu,"
"Aaaaaaaa..tolong aku Soniii!"
Mulaian bisa keluar dari tempat ini," ujar kepala melayang itu sambil mendekat ke arah Rudi.
" Tidaaak!" Jangaaan, Lepas kan akuuu,"
"Aaaaaaaa..tolong aku Soniii!"
Kata orang seperti apapun kasih sayang seorang ayah Tiri,tidak akan bisa menyaingi kasih sayang ayah kandung. Tetapi pepatah itu tidak berarti bagiku,karena aku merasa sebaliknya,aku mendapatkan sosok ayah yang sangat sayang padaku ketika ibu memutuskan menikah dengan ayah tiri ku sekarang. Lalu, bagaimana dengan ayah kandung ku? Apakah dia memberikan kasih sayang padaku seperti itu juga?
M-mama? Sedang apa Mama disini?"Tanya Rudi yang tiba-tiba merasakan ada tangan yang ada di bahunya saat ini. "Mama haus," ucap Nina yang sedang asik memainkan tangannya di area punggung menantunya itu. " Jangan begini,ma! Mama jangan lupa kalau aku adalah menantu Mama,suami dari anak kandung Mama sendiri," ucap Rudi yanh berusaha untuk mengingatkan Mama mertuanya itu dan sambil melepaskan tangan Nina dan menjauh dari tempat Nina berada. Melihat reaksi sang Menantunya itu, Nina yang haus akan belaian itu,bertekad untuk mendapatkan Rudi malam itu apapun caranya. Tiba-tiba sebuah ide muncul didalam pikirannya,-
Akhirnya Ana memutuskan untuk menerima semua cinta Aris,karena dia sudah berusaha menghilangkan rasa cintanya pada Aris, namun mereka tetap saja di satukan dengan berbagai cara. Apakah mungkin memang mereka berjodoh?
Keinginan Shirley untuk mendapatkan cinta Charles tidak pernah berhenti,walaupun seperti itu Charles selalu menganggap kalau dirinya hanya mencintai harta Charles. Karena dari awal dia sudah berniat untuk mencintai siapapun yang menjadi suaminya,apakah dia mampu mendapatkan cinta dan membuat luluh hati Charles?
Karir dan juga kekuasaan membuat Bella lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Dia memang di bebaskan oleh Aris untuk bekerja setelah mereka menikah Namun,setelah di rasa arus kalau dia terlalu jenuh dengan semua yang Bella lakukan padanya,salahkah Aris memilih Ana menjadi pengganti Bella?
Ketika kita merasa kalau seseorang yang sudah bersama dengan kita selama beberapa tahun,adalah orang yang tepat untuk mendampingi kita sampai akhir. Ternyata semua itu tidak semudah yang dibayangkan,ketika dia orang asing yang menjalin hubungan dan berakhir dengan pernikahan, menjadikan dua kepribadian menjadi satu di dalam rumah tangga,di situlah semua akan di uji,dan kegagalan terjadi dan akhirnya perpisahan tidak bisa di tahan lagi.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
BERISI ADEGAN 21++ Rendi Satria, pria berusia 28 tahun yang memiliki postur tubuh yang ideal juga wajah yang tampan, hal itu menjadi daya pikatnya sangat kuat dan banyak perempuan yang terpesona akan ketampanannya. Namun Rendi sudah memiliki kekasih, yaitu Lisna. Perempuan yang sangat ia cintai. Akan tetapi kedua orangtua Lisna tidak menyetujui hubungan mereka lantaran sat itu Rendi tidak memiliki pekerjaan tetap. Suatu hari Rendi ditawari pekerjaan untuk menjadi gigolo oleh tantenya sendiri. Maka dari itu Rendi bersedia demi bisa membuktikan kepada kedua orangtua Lisna. Lantas apakah yang akan terjadi dengan Rendi? Alangkah dia benar-benar menikahi pujaan hatinya? Simak dan ikuti kisahnya.
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Yasmin gadis berusia 20 tahun terpaksa harus menikah dengan seorang duda kaya raya agar perusahaan orang tuanya tidak jatuh bangkrut, bahkan gadis itu harus menerima sebuah perjanjian kontrak. "Kamu pilih Vira atau Anggara? jika kamu pilih lelaki itu, itu artinya pernikahan kita hanya sampai disini." ujar Galih. "Bukankah dari awal perinkahan kita hanya sebuah kontrak? kamu bisa mengakhirinya sesuka hati, tapi kenapa sekarang kamu justru memberikanku pilihan? aku menyayangi Vira seperti anakku sendiri, tapi Anggara... " Yasmin tidak sanggup lagi untuk lanjukan perkataannya karena menangis. Galih memalingkan wajahnya, kedua tangannya terkepal saat melihat istrinya lebih memilih pria itu ketimbang putrinya. Itu artinya sudah tidak ada lagi harapan bagi rumah tangganya dengan Yasmin. "Mulai sekarang jangan pernah temui Vira lagi, dan aku tidak akan pernah mengizinkan kamu menemuinya untuk selamanya. Karena kamu bukan siapa-siapanya," kata Galih dengan tegas. Yasmin segera menggelengkan kepala dengan linanganang air mata, ia meraih lengan Galih dan berkata. "Tidak, dia anakku, aku adalah ibunya hiks aku-" "Kamu bukan ibunya, skarang juga aku talak kamu Yamsmin." Deg.