/0/13416/coverbig.jpg?v=eea3ea4e82fb028f2b9e4656fc67c77f)
Blurb Elga Alessia Haidee, 20 tahun, gadis cantik dan pintar yang sedang menempuh pendidikan dokter semester dua ini bernasib sial karena harus terjebak dengan Zyan seniornya di kampus. Berawal dari insiden ciuman pertama hingga akhirnya dipertemukan dalam satu tempat tinggal, membuat Elga semakin dekat dengan sang senior sekaligus pentolan di kampusnya. Evano Zyan Sebastian, 24 tahun, sosok sempurna yang mendambakan kedamaian dan ketenangan, bertemu Elga yang merubah keseluruhan warna dalam hidupnya. Rasa saling melengkapi perlahan tumbuh diantara mereka berdua, merubah benci jadi cinta. Hingga saat Elga mantap menerima lamaran Zyan, satu fakta masa lalu milik pria itu terungkap. Zyan telah memiliki seorang putri. Mampukah Elga mempertahankan hubungannya dengan Zyan meski rintangan terus datang? Penolakan demi penolakan yang diterima, ruang kelam yang dimiliki keduanya, akankah mempersatukan mereka ke pelaminan pada akhirnya?
"Pesta?"
Seorang gadis dengan lembut dan manja mengulangi kata yang ia dengar. Berita yang menjadi awal dari segala penolakan yang akan ia berikan.
"Are you seriously, Mom?" tegasnya, memastikan, "Ini ide Mommy?"
Mata gadis itu telah melebar sejak tadi, kaget bukan main. Ia bahkan sampai menutup mulut menggunakan dua tangan, menahan keterkejutannya.
Sementara yang ditanya hanya memberi anggukan singkat, masih sibuk dengan ponsel yang dimainkan, merespon santai.
"Karena itu, bersiaplah. Berdandan sebaik mungkin karena banyak kolega Mommy dan Papimu yang akan datang."
"Dan, satu lagi," Amara menatap lekat, ada binar bahagia yang tak dapat ia jelaskan dari sorot matanya. "Ada anak dari sahabat Papi yang akan dikenalkan padamu. Dia juga sama-sama menempuh pendidikan dokter. Setelah saling mengenal satu sama lain, kalian mungkin cocok."
"Mom!" Berusaha saling kontak mata ketika bicara, gadis itu terus memanggil dengan keras dan mulai menuntut penjelasan, "Apa-apaan ini?"
"Kenapa, sih, El?" pusing mendapatkan rentetan pertanyaan, sang Ibu mulai menanggapi dengan serius.
"Bukankah tanggapanmu ini harusnya senang? Mengapa justru sebaliknya?"
Perdebatan masih berlangsung, Elga sosok berwajah cantik meski nampak ketus hari ini mencoba membantah segala hal yang ia dengar.
"Harusnya aku yang bertanya. Mengapa tidak ada yang berusaha untuk memberitahuku soal pesta perayaan ini?" ujar gadis itu, tak terima. "Aku baru tahu setelah sampai di rumah."
Helaan napas juga ikut terdengar, "Bukankah kalian harusnya meminta persetujuanku lebih dulu? Baru menyepakatinya."
"Ini hanya sebuah pesta perayaan kecil, El. Kamu menanggapinya seolah akan timbul masalah besar!" protes Amara, alisnya bertaut jengah.
Mommy dari gadis yang tak menyukai ide adanya perayaan yang dibuatkan untuknya itu mencoba memberi jawaban, tidak, lebih tepatnya simpulan.
"Apa yang dikatakan oleh Mommymu itu benar, Elga." Suara dari arah belakang Elga, menimpali. "Toh, yang kami diberikan ini untukmu."
Pria paruh baya, berkacamata, rahang tegas dan beralis tebal itu duduk di sebelah sang istri. "Kamu membuat keributan di pagi hari hanya karena berita kecil seperti ini. Yang padahal sebenarnya berita bagus."
Masih tak sepakat, bukan hanya Mommy Elga, Papinya juga memiliki pendapat yang sama tentang pesta yang akan mereka laksanakan.
"Buatku ini bukan hanya sekadar berita kecil. Aku tidak mau jadi olok-olokan karena pesta ini, Papi!" bantah Elga, mengutarakan tentang kegelisahan yang dimiliki.
Kerinyitan di dahi Satya menegaskan tentang kebingungannya mengenai pola pikir dari sang putri. "Apa maksudmu dengan jadi olok-olokan, El?"
Sebelum memberi jawaban, Elga menghela nafas panjang terlebih dahulu. "Itu karena-" kalimatnya menggantung, berusaha memikirkan cara menyampaikan alasannya.
Belum selesai Elga memberi tanggapannya, Satya lebih dulu menimpali. "Kami sangat bangga tentang berita kelulusanmu."
"Putri dari Satya, keturunan keluarga Heidee berhasil menduduki predikat terbaik dan masuk ke Universitas ternama Kedokteran di Negeri ini."
Pria itu memajukan tubuhnya, sedikit mengangkat dagu. "Jika kamu yang berada di posisi kami, maka juga pasti akan memutuskan hal yang sama. Kamu -"
"Aku tidak akan melakukannya," koreksi Elga, memberi sanggahan dengan berani. "Caraku berpikir dengan Papi dua hal yang berbeda!"
Keengganan Elga dianggap sepemikiran dengan Satya bukan tanpa alasan. Sebenarnya, ini karena ia sudah merasa begitu muak. Ia muak dengan sandiwara yang mereka mainkan. Saling bangga, saling bahagia.
Satya dan Amara selalu membuatnya terpojok melakukan apa yang tidak ia inginkan. Mengalah, mengorbankan segala mimpi yang ia punya, demi mewujudkan apa yang sebetulnya tidak ia harapkan.
"Aku memang bahagia dan bangga terhadap kabar baik ini, sebuah pencapaian besar yang bisa aku persembahkan kepada kalian berdua!"
Elga berhenti sejenak, menarik napas, "Tapi, bukan berarti aku akan mengatakannya kepada semua orang," tegas gadis berkulit putih itu.
Ia mengusap wajahnya, kasar. Memikirkan bagaimana orang lain akan bergunjing tentangnya membuat isi kepala Elga seperti hendak meledak.
"Apa yang akan mereka katakan, tentangku?"
"Aku sebetulnya tidak sehebat itu, dan masih ada banyak orang yang menurutku jauh lebih pantas untuk dibanggakan. Kenapa aku harus membuat kehebohan ini?"
Mengundang seluruh angkatan dan mengumumkan pencapaian yang tak seberapa hanya akan mendatangkan gunjingan.
Terlebih lagi, Elga tahu benar bagaimana kenalan dari kedua orang tuanya.
"Apa Mommy dan Papi lupa, yang terjadi dengan Bang Rakha setelah pesta perayaan wisudanya?!"
"Karena mengalami cemooh dari para tamu dan orang-orang yang katanya teman kalian, dia berakhir menyedihkan seperti ini!"
Mata kedua orang tua Elga itu terbuka lebar kala nama Rakha dibawa-bawa pada pembicaraan kali ini.
Baik Satya maupun Amara tidak menyangka bahwa putri mereka akan menyinggung kejadian masa lalu itu, tanpa ragu.
Amara lebih dulu memberikan tanggapannya dengan keringat di dahi, "Berhenti membahas apa yang terjadi di keluarga ini, apalagi yang berkaitan dengan kakakmu, Elga!"
"Kenapa, Mom?" selidik, lebih tepatnya tantang Elga, tersenyum smirk. "Kenapa Mommy selalu keberatan tiap kali aku mengungkit perihal Abang?"
"Elga!" Satya membentak buah hatinya itu, "Jangan kurang ajar pada orang tuamu!"
Bibir Elga langsung terkunci rapat. Mau bagaimanapun, ia tetap takut bila Satya memarahinya.
Menghormati kepala keluarga adalah ajaran yang tak boleh sampai ia langgar. Papinya, Satya, tetap memegang hak penuh terhadap dirinya.
"Jujur saja, padaku. Kalian berdua sengaja untuk membuat pesta ini untuk pamer kepada kolega kalian, 'kan, Pi Mom?"
"Elga!" gertak Satya, "Apa maksud dari perkataanmu?"
"Mau sampai kapan aku harus terus memenuhi ekspektasi kalian?!" hardik gadis itu, frustasi.
"Mau sampai kapan, katakan padaku? Aku harus melakukan apa lagi hingga kalian bisa puas?!" seloroh perempuan yang nampak begitu malang itu, melirihkan kalimatnya pilu.
Elga memutus kontak mata, memandang sudut lain. Berusaha menyembunyikan kesedihan apa yang terpancar dari dalam hatinya.
Gadis itu menghapus jejak air mata yang tertinggal di pipi. "Apa yang aku katakan ini benar. Kalian mungkin sangat terkejut mendengarnya, tapi aku tidak bisa menutupinya lagi!"
"Untuk memenuhi keinginannya kalian yang tidak bisa diwujudkan Bang Rakha, akulah yang harus menjalankan pendidikan dokter dan mengemban beban besar ini!"
Pernyataan Elga membuat sepasang suami istri itu tertegun, diam dalam lamunan panjang.
"Apakah kalian tidak tahu, dan tidak tertarik bertanya tentang apa yang aku inginkan?"
"Mimpi yang sebenarnya kumiliki bukanlah menjadi seorang dokter!"
Masih Elga yang terus bicara, mengutarakan isi hatinya. Ia menguatkan diri untuk akhirnya bisa jujur pada Satya dan Amara.
Orang tua cenderung menjadikan anak-anak sebagai aset dari pencapaian apa yang mereka inginkan di masa depan. Sesuatu yang ironi, namun banyak beredar di zaman ini.
"Ada banyak yang harus aku korbankan demi kalian. Demi memenuhi apa yang kalian harapkan. Karena itu-" Elga tercekat, tenggorokannya terasa kering kerontang, "Karena itu cobalah mengerti aku sekali saja."
"Jangan buat aku terus menyesali keputusan karena berpihak pada kalian! Berhenti mengambil pilihan yang tidak mengikutsertakan aku di dalamnya!"
Ghina Ulya Syarifa tidak menyangka ternyata pernikahannya dengan Alaric Zalman Maheer-seorang CEO, duda beranak dua membawanya kejalan yang benar. Dari seorang wanita penghibur di sebuah Club malam berpakaian seksi kini dia berubah memakai hijab serba tertutup. Hijrahnya Ghina tidak serta merta semulus yang orang lihat, rintangan terbesarnya datang dari Ayunisa Shakila Maheer-putri satu-satunya, anak bungsu Zalman. Tugas besar Ghina menjadi ibu sambung dari ke dua anak Zalman tidaklah mudah. Bisakah Ghina menjadi istri soleha dan ibu sambung yang baik untuk keluarga Maheer?
Nindy terbangun di sebuah kamar hotel dengan kondisi kacau, seluruh tubuhnya sakit dan dia kehilangan mahkota berharganya. Kuliahnya kacau, hidupnya hancur karena hamil di luar nikah. Parahnya sampai bayi dalam kandungannya lahir, dia tidak mengetahui siapa pria yang sudah membuat hidupnya berantakan. Bagaimana jika suatu saat Nindy bertemu dengan pria itu?
Sudah bau tanah bukannya tobat, Ambarningsih malah semakin menjadi kelicikannya, hati dan pikirannya culas. Dengan penuh drama dia berulah menghancurkan rumah tangga Ravindra-putranya sendiri dengan Dewi-wanita dari kalangan rakyat jelata. Kini, rumah tangga Elang-cucu laki-lakinya dengan Citra yang akan dia hancurkan. Akankah Ambar berhasil kali ini? Atau dia menyesal dan bertobat atas perbuatannya karena Citra berhasil meluluhkan hati Ambar yang sekeras batu karang?
Sebagai pengawal-Arthur berhasil menjaga Lintang-Nona Muda dari keluarga Adiwilaga. Akan tetapi, dia gagal dalam menjaga hati dan cintanya. Arthur jatuh hati dan mencintai Lintang, begitu juga dengan gadis itu. Dia mencintai Sang Kapten pengawal pribadinya. Akankah cinta mereka bersatu?
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."