/0/13412/coverbig.jpg?v=90793e6ae660efccbae06b0a3b59ddb4)
Alfa Septian, seorang pemuda pekerja keras menikahi janda beranak dua. Siapa sangka isterinya meninggal setelah melahirkan putranya. Setiap saat bayangan Kinanti selalu menemaninya dalam kesulitan. Bisakah Alfa bertahan merawat dan menyayangi kedua anak tiri demi cintanya pada Kinanti atau justru meninggalkan mereka dan memilih hidup baru?
Saat aku baru sampai di depan pintu rumah, aku mendengar ayah berteriak pada ibu, "Bagaimana ini, Ning?"
"Aku nggak tahu, Mas! Aku juga pusing mikirin anakmu si Alfa itu!" sarkas ibuku yang bernama Kemuning.
"Bagaimana bisa ia mau menikahi wanita lain, padahal Kamlia pulang minggu depan!" Ayah terlihat bejalan mondar-mandir sambil memijat dahinya.
Aku menoleh pada wanita yang aku bawa pulang, ia mengeratkan pegangannya di lenganku. Ia seperti ketakutan. Hari ini aku berencana mengenalkan Kinanti pada keluargaku. Aku ingin menikahi wanita yang aku cintai, bukan wanita yang akan dijodohkan padaku.
Mereka masih belum menyadari kehadiranku dan masih melanjutkan diskusi, yang terdengar seperti genderang bertalu-talu.
"Pokonya Alfa harus nikah sama Kamlia, Ning! Mas takut, juragan Siran mengungkit pertolongannya dulu!" putus bapak yang mungkin akan sangat sulit diubah.
"Assalamualaikum," potongku yang langsung membuat mereka menatap ke padaku.
Ayah dan ibu langsung berdiri dan berjalan menghampiri kami. Mereka menatap bengis pada wanita yang aku bawa pulang.
"Kau! Berani sekali ikut Alfa ke rumah ini! Bukankah sudah saya bilang? Saya tidak akan merestui kalian!" Ibu menunjuk tepat di wajah Kinanti.
Aku menangkap jari ibu lalu menurunkan tangannya perlahan. "Ibu, apa pun yang terjadi, aku hanya akan menikahi Kinanti, bukan Kamlia atau pun wanita lainnya!" ucapku dengan serius.
"Alfa!" bentak ayah.
"Ayah!" bentakku.
Kami bertatapan seperti musuh, apa pun yang akan mereka lakukan tidak akan membuatku membatalkan keinginanku untuk menikahi Kinanti. Justru semakin dilarang semakin kuat keinginanku untuk menikahinya. Seberapa pun marahnya mereka, tetap tidak akan merubah keputusanku.
"Kau berani membentak Ayah?" tanya ayah dengan mata yang sudah memerah menahan amarah.
Aku jelas sudah tahu dengan rencana mereka, karena itulah aku membawa Kinanti pulang. Untuk memberitahu mereka kalau aku tidak akan pernah menikahi Kamlia.
Mereka sudah menjodohkan kami sedari dulu, perjodohan yang terjadi karena Kamlia menyukaiku. Ayahku memiliki hutang budi pada Juragan Siran ayah Kamlia. Hutang budi yang sama sekali tidak ada hubungannya denganku.
Sekarang Kamlia sudah menyelesaikan pendidikan S1nya, ia kembali untuk menagih perjodohan itu. Selama empat tahun terakhir Kamlia beberapa kali menghubungiku. Saat libur semester, ia selalu mengabariku kalau sudah berada di kampung. Aku nggak pernah pulang jika aku tahu, Kamlia sedang libur di kampung.
"Ayah saja yang menikahi Kamlia!" Aku menyeringai, "Enak saja menjodohkan aku karena hutang budinya, Ayah."
Seketika aku terdiam dan berpikir, ternyata aku kurang ajar juga pada orang tua.
"Kau lihat? Karena kau, Alfa bahkan berani melawan kami, orang tuanya," ucap ibu sinis. "Dasar! Wanita siluman!"
"Kau lepaskan Alfa! Atau kau-" kata-kata ibu terputus begitu saja, ia hendak melayangkan pukulannya pada Kinanti.
"Atau apa, Ibu?" Salakku. Aku menarik Kinanti ke belakang badanku, aku akan melindunginya.
Sebelumnya suasana setegang ini tidak pernah terjadi di rumah kami. Kami sekeluarga biasa hidup rukun. Ayah dan ibu tidak pernah bertengkar setahuku. Aku dan adik perempuanku juga selalu akur sedari kami kecil.
Tapi mengapa? Ini hari pertama Kinanti datang ke rumahku, ia langsung mendapat hal yang sangat tidak menyenangkan. Apa salahnya kedua orang tuaku menyambutnya seperti tamu, hargailah dia sedikit saja.
"Saya akan tetap bersama Bang Alfa. Maafkan saya!" lirih Kinanti, ia masih terlihat sangat menghargai orang tuaku. Ia biarkan ibu memakinya tanpa membalas sedikit pun.
Aku mengajaknya pergi dari sini, suasana sangat tidak kondusif. Sebelum tetangga datang dan kami menjadi tontonan, lebih baik aku pergi dulu menjauh.
"Kita pulang," ajakku pada Kinanti. Ia masih bergelayut di lenganku, mungkin ia juga tidak sadar dengan apa yang sedang ia lakukan.
Kami lalu berjalan kembali ke motor, masih dapat ku dengar tetiakan ibu memanggilku dengan suara yang sangat kencang. "Alfa ... kembali! Kau tidak boleh menikahi wanita siluman itu."
"Mana ada siluman secantik ini," lirihku. Aku tahu mereka tidak dapat mendengar ucapanku lagi. Tapi ya biarkan saja.
Kami pulang menempuh perjalanan dua jam, sudah separuh jalan yang kami lewati, tapi kami masih diam hanyut dalam pikiran masing-masing. Langit yang tadi mendung sekarang sudah menurunkan rintik-rintiknya.
Kami masih beruntung ada banyak rumah warga di sekitar sini. Aku merasa tidak mungkin melanjutkan perjalanan karena jalanan licin. Aku putuskan untuk berteduh dulu di kedai kecil pinggir jalan.
"Kita berteduh dulu ya! Masih jauh nanti kamu sakit," ajakku.
"Iya, Bang!" balasnya, Kinanti mulai beberapa kali bersin.
Kami turun dari motor. Aku memesankannya roti dan teh hangat, semoga bisa membantu menghangatkan tubuhnya.
Hari sudah hampir sore, tapi masih belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti.
"Bang, ini bagaimana?" tanyanya dengan sangat khawatir. "Aku harus pulang sebelum Maghrib, Bang!"
Aku paham betul dengan rasa khawatir Kinanti. kasihan sekali dia, harus berada di situasi seperti ini gara-gara aku. Besok akan aku pastikan Kamlia sendiri yang akan membatalkan perjodohan itu. Lalu ibu dan ayah akan merestui kami. Sebuah rencana sudah tersusun apik di otakku.
"Ya! kita harus pulang! Tapi janji jangan sakit setelah ini!" Aku memperingatinya.
Aku tahu betul, sakit bukanlah hal yang bisa di buat perjanjian, tapi aku ingin ia semangat karena pikiran akan mempengaruhi kondisi badan.
"Iya, Bang! Aku tidak akan sakit!" jawabnya dengan semangat.
Kami pun melanjutkan perjalanan, ya ampun dingin sekali. Terlihat di sepion Kinanti memeluk tubuhnya sendiri. Jika aku minta dia memelukku pasti tidak mau, akhirnya aku pendam sendiri keinginanku. Arghh ... andai kami sudah sah, aku akan minta ia memeluk pinggangku, walau keadaan panas terik sekali pun.
Kami sudah memasuki kampung tempat tinggal Kinanti. Hari sudah mulai gelap. Hujan tidak sederas tadi, hanya tinggal gerimis di sini. Aku langsung mengantarnya pulang.
Ia langsung turun dari motor terlihat tidak sabar untuk langsung masuk ke dalam rumahnya. Aku menahannya sejenak untuk berbicara.
"Maafkan sikap orang tua Abang ya, Kinan! Abang janji akan membereskan masalah ini dalam waktu satu Minggu. Kau harus percaya pada Abang! Abang akan menikahi kamu."
"Kalau orang tua Abang tetap tidak setuju, aku tidak akan memaksa, Bang!" Kinanti terlihat pasrah, berbeda dengan yang ia sampaikan di rumahku tadi.
Aku tidak suka ia menyerah, aku suka ia yang tadi bilang akan tetap bersamaku. Aku harus meyakinkannya kembali.
"Kinan, please!" aku memelas.
"Aku masuk dulu, Bang!" Ia berlari masuk ke dalam rumah tanpa menunggu aku menjawab.
Kubiarkan Kinanti menenangkan diri sejenak, aku harus selesaikan masalahku dengan Kamlia terlebih dahulu. Aku pasti menang jika hanya menyingkirkan Kamlia, karena aku punya kartu AS wanita itu. Aku menyeringai tidak sabar menunggu Kamlia kembali.
"Tunggu aku Kamlia! Aku akan mengejutkanmu!"
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Ethan Eduardo seorang Casssnova yang terkenal di negaranya, pria yang menganggap wanita hanyalah sebuah mainan dikala dirinya jenuh dengan pekerjaan, maka dia akan memainkan mainannya ( wanita ) tapi setelah dia bosan maka dia akan menyingkirkannya. Pria yang tidak pernah jatuh cinta sekalipun dalam hidupnya, memiliki segudang perusahaan legal mau pun ilegal milik keluarganya. Hidupnya seketika berubah disaat sepupunya sendiri bernama Ruby Seraphina Vogue mengejarnya dan membawa segenggam cinta untuk Ethan. Sementara orangtua Ruby telah menjodohkannya dengan laki-laki lain. Akankah Ethan Eduardo bisa jatuh cinta dan bisa bersatu dengan sepupunya sendiri yang bernama Ruby?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."