"Kenapa kamu tak jujur Cassandra? Kenapa kamu tak mau bilang kalau sedang mengandung? Apa kau takut jika bayi dalam rahimu itu adalah anakku? Hasil dari permainan gelap kita selama ini? Atau ... kamu takut jika aku membongkar semua rahasia kita?" Suara Randa menggelegar memenuhi ruangan, membuat dada Cassandra merasakan sesak luar biasa. Randa tak pernah main-main, ia takut jika lelaki itu akan membongkar semua kebobrokannya pada sang suami. Akankah Alfian, suami Cassandra bisa memaafkan setelah mengetahui semua kebohongan sang istri? Yuk ikuti kisah rumah tangga Cassandra dan Alfian di novel ini.
Seorang lelaki terlihat menghembuskan napas lega setelah selesai mengucap kalimat ijab qobul dengan satu tarikan napas.
"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya penghulu pada para saksi nikah yang duduk di samping kedua mempelai.
"Saahhhh."
"Saaahhhh."
Terdengar sorakan dari beberapa tamu undangan dan saksi yang menghadiri acara akad nikah Alfian dan Cassandra. Wanita cantik, berkulit putih dan berhidung bangir itu langsung mencium punggung tangan lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya beberapa menit yang lalu dan dibalas Alfian dengan sebuah kecupan mesra di kening Cassandra.
Usai saling memasangkan cincin di jari manis, kedua sejoli itu naik ke pelaminan untuk menyalami para tamu undangan yang hendak memberikan ucapan selamat untuk kedua mempelai. Hanya Bu Yuni yang berdiri di samping keduanya sebagai orang tua karena Cassandra yang hanya hidup sebatang kara sedangkan ayah Alfian juga sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Senyum kebahagiaan terus tersungging dari bibir keduanya. Sungguh Alfian tak pernah menyangka jika jodohnya adalah seorang gadis cantik nan polos yang ia kenal melalui aplikasi media sosial beberapa bulan lalu. Lelaki itu merasa sangat beruntung dapat menjadi suami dari seorang wanita bernama Cassandra Amalia, selain polos, wanita itu juga begitu lembut dan perhatian pada Bu Yuni.
Hari kian terik, para tamu undangan juga tinggal beberapa orang yang masih tersisa. Namun, wajah Alfian nampak begitu gelisah karena menunggu sang sahabat sekaligus bosnya yang tak kunjung datang.
"Mas Alfian, kok kamu kayak gelisah begitu? Apa ada masalah?" bisik lembut Cassandra di telinga sang suami.
Alfian mengulas senyum tipis menatap gadis cantik yang baru saja sah menjadi istrinya beberapa jam lalu.
"Mas lagi menunggu sahabat. Sudah jam segini kok dia masih belum datang juga, apa jangan-jangan dia nggak bisa datang ya," jawab Alfian kemudian.
Sejurus kemudian, dari kejauhan nampak seorang wanita cantik bersurai coklat yang mengenakan dress selutut berwarna soft pink. Wajah orientalnya nampak begitu cantik paripurna terpoles dengan make up natural, bibirnya yang tipis nan ranum diberi sentuhan lipstik berwarna nude, menambah kesempurnaan kecantikan seorang Dira Anindita. Seketika senyum bahagia mengembang di bibir Alfian.
"Nah itu, dia sahabat Mas, Sayang." Jari telunjuk Alfian terarah pada sosok gadis cantik yang semakin mendekat ke arah pelaminan.
Sedangkan wajah Cassandra yang sedari tadi dipenuhi binar bahagia kini berubah pias ketika melihat sosok yang tengah ditunjuk oleh sang suami. Wanita itu menundukkan kepala saat gadis bernama Dira telah naik ke pelaminan dan menyalami Bu Yuni, ibunda Alfian.
"Ya ampun Dira, kamu cantik sekali sayang," puji Bu Yuni merangkul dan mencium kedua pipi gadis itu.
"Makasih Bu, maaf ya Dira datangnya telat jadi nggak bisa lihat akad nikahnya Alfian deh," sesal Dira dengan wajah bersalah.
"Jangan bilang kamu telat datang gara-gara kelamaan dandan ya, Dira," goda Alfian pada wanita yang sudah menjadi sahabatnya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.
"Hehe, tau aja sih kamu. Tadi aku bingung mau pakai baju apa, oh ya istri kamu mana? Saking sibuknya aku belum sempat kenalan sama istri kamu."
"Hampir aja lupa. Sayang, kenalkan ini Dira sahabat aku. Dan Dira, kenalkan ini istriku." Alfian mengenalkan kedua wanita itu.
"Hai kenalin, aku Dira," ucap Dira sembari mengulurkan tanganya.
"Cassandra." Wanita itu menjabat tangan Dira sekilas tanpa menatap wajahnya, jatungnya berdegup kencang. Takut jika sampai Dira mengacaukan hari bahagianya ini.
"Ca-ssandra, kamu Cassandra Amelia kan?" kaget Dira saat menyadari siapa sebenarnya istri Alfian tersebut, mata wanita itu memincing memastikan jika sosok di hadapanya adalah Cassandra yang sama dengan yang ia kenal.
Dahi Alfian mengernyit, lelaki itu menatap Dira dengan wajah bingung karena nampaknya sang sahabat begitu mengenal sosok wanita yang beberapa jam lalu baru saja sah menyangdang status sebagai istrinya.
"Al, kamu kenal wanita ini di mana? Gimana bisa kamu nikah sama perempuan murahan macam dia?" Nada bicara Dira tiba-tiba berubah meninggi, beruntung sudah tak ada tamu lagi selain gadis itu di sana.
"Dira, apa maksud kamu, Nak? Kenapa sepertinya kamu kenal sekali dengan Cassandra? Apa kalian sudah pernah bertemu sebenarnya?" tanya Bu Yuni seraya mengelus punggung Dira dengan lembut.
"Bu, dia ini bukan wanita baik-baik. Dia ini wanita murahan, perusak hubungan orang. Dia sudah menghancurkan kebahagiaan Dira," histeris Dira, jari telunjuknya menunjuk-nunjuk wajah Cassandra yang hanya bisa diam membisu karena takut jika ia ikut bicara, maka semuanya akan semakin runyam.
"Dira, aku kenal Cassandra ini dari facebook beberapa bulan lalu. Tapi aku tahu banget kalau dia ini wanita baik-baik, nggak seperti yang kamu ucapkan barusan," kesal Alfian mendengar sahabatnya berbicara yang tidak-tidak tentang sang istri.
"Terserah kalau kamu nggak percaya sama aku, tapi suatu saat nanti kamu pasti akan menyesal. Bu, maaf Dira harus pergi sekarang." Gadis itu langsung turun dari pelaminan dan meninggalkan kediaman Alfian begitu saja.
Tangis Cassandra pecah setelah kepergian Dira, Air mata menganak sungai dari netra indahnya. Bu Yuni dan Alfian segera membawa wanita itu masuk ke dalam rumah untuk mendapatkan penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Cassandra dan Dira.
"Cassandra, ada apa sebenarnya, Nak? Kenapa Dira seolah sangat membencimu? Apa kamu ada masalah sama dia?" tanya Bu Yuni dengan lembut, tangan wanita paruh baya itu terulur membelai lembut punggung sang menantu.
"Iya Cassandra, ayo jelaskan ada apa sebenarnya. Aku sudah lama mengenal Dira, dia tak mungkin membenci seseorang tanpa sebab," desak Alfian tak sabar untuk segera mendengar penjelasan dari sang istri.
Perlahan Cassandra mengangkat kepalanya, menatap suami dan ibu mertuanya secara bergantian. Air mata masih belum berhenti mengalir dari kedua netra gadis itu.
"Iya aku mengenal Dira, dan dia membenciku karena sebuah kesalahpahaman. Dira mengira aku sudah merebut Dion darinya. Padahal Dion sendiri yang menggodaku meskipun aku selalu menolak lelaki itu," jelas Cassandra diselingi isak tangis.
"Jadi kamu yang menyebabkan Dira dan Dion putus, padahal rencananya sebentar lagi Dion akan melamar Dira?" Mata Alfian memincing manatap wajah sendu sang istri.
"Aku sudah menolak Dion, Mas. Karena aku tahu kalau dia punya kekasih dan aku juga nggak tahu kenapa Dion tetap mutusin Dira meskipun aku udah nolak dia." Air mata kian deras mengalir dari netra Cassandra, Alfian segera merengkuh wanitanya ke dalam pelukan untuk memberi ketenangan.
"Berarti semua ini hanya salah paham, dan Cassandra di sini nggak salah. Jadi nggak usah dipikirin, lebih baik sekarang kalian istirahat saja ya. Nanti kita kumpul untuk makan malam, Ibu juga capek sekali," ujar Bu Yuni bijaksana, Alfian mengangguk dan membawa Cassandra masuk ke dalam kamarnya. Beryntung pernikahan mereka hanya dilakukan secara sederhana dan saudara-saudara Bu Yuni juga langsung pulang karena jarak rumah mereka memang cukup dekat.
Setibanya di kamar, Alfian langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Membiarkan Cassandra yang masih sibuk membersihkan make up yang menempel di wajahnya. Beberapa menit kemudian Alfian keluar hanya dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Wajah Cassandra seketika bersemu merah melihat pemandangan itu. Buru-buru wanita itu memalingkan wajahnya ke arah lain dan masuk ke dalam kamar mandi. Alfian hanya bisa tersenyum gemas melihat tingkah istrinya yang polos itu.
Sembari menunggu Cassandra selesai membersihkan diri, Alfian memilih merebahkan diri di ranjang sembari memainkan game online di gawai miliknya. Lima belas menit kemudian pintu kamar mandi terbuka, aroma harum menguar di indera penciuman Alfian. Mata lelaki itu tak berkedip karena terpanah melihat penampilan sang istri yang hanya mengenakan lingerie hitam berbahan satin. Alfian menepuk sisi ranjang sebelahnya agar sang istri ikut merebahkan diri di sana.
Dengan malu-malu, Cassandra membaringkan diri di samping sang suami. Alfian begitu terpesona melihat kecantikan sang istri, jemari tanganya membelai lembut pipi Cassandra yang telah merona karena tatapan Alfian.
"Masih ada beberapa jam sebelum makan malam, boleh kalau aku ingin minta hakku sekarang?" bisik Alfian lembut di telinga sang istri, hangat hembusan napasnya begitu terasa di leher Cassandra hingga membuat bulu kuduknya meremang. Wanita itu mengangguk kecil mengiyakan permintaan sang suami.
Perlahan, Alfian mengecup mesra bibir ranum berwarna pink alami milik Cassandra. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu. Kini pakaian mereka telah jatuh bertebaran di lantai. Jejak kemerahan telah terukir indah di leher jenjang dan dada putih milik Cassandra. Mata wanita itu berubah menjadi sayu terbakar gairah, seolah meminta Alfian untuk segera menuju ke inti permainan.
"Boleh aku lakukan sekarang?" Lagi-lagi Alfian meminta persetujuan yang langsung mendapat sebuah anggukan dari sang istri.
"Ini akan sedikit sakit, tapi aku janji akan melakukannya selembut mungkin," lirih Alfian memulai penyatuan mereka.
Mata Alfian melotot kala merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga selama ini.
Jihan Yuniar harus selalu mengalah ketika uang jatah bulananya harus diambil oleh Inggar Larasati, ibu mertuanya yang suka bergaya seperti wanita sosialita padahal sebenarnya hidupnya serba pas-pasan dan hanya mengandalkan uang pemberian putranya . Bahkan, Jihan harus memenuhi kebutuhan dapurnya dengan hasil dari berjualan seblak dan telur gulung di teras rumahnya. Apalagi sang suami, Rizal Aditama sama sekali tak punya ketegasan untuk menolak keinginan sang ibu. Lalu, bagaimana nasib rumah tangga Jihan dan Rizal pada akhirnya? Sampai kapan Jihan harus berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka? Mampukah Jihan merengkuh kebahagiaan bersama Fadil, putranya? Yuk, kita ikuti kisah rumah tangga Jihan dan Rizal yang penuh konflik di novel ini.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Bad boy adalah istilah yang dipakai untuk menjuluki Elang. Mahasiswa tampan yang tingkahnya masuk dalam kategori 'nakal'. Dalam acara malam keakraban dengan mahasiswa baru yang digelar di alam terbuka, Elang hadir sebagai panitia dengan misi pribadi. Yaitu mendekati mahasiswi yang memiliki paha mulus seperti Syahreni. Mahasiswi yang jadi sasaran kadal kampus karena daya tariknya yang konon seperti Afrodit. Namun, Elang yang setengah mabuk bukannya mengencani sang pujaan hati, tapi justru terdampar di tenda dengan dosen pembimbing saat malam sebelum acara rafting dimulai. "Ini salah paham, Bu Nindya!" ujar Elang tercekat. Wajahnya pucat dan penuh sesal sesaat setelah mengendurkan gairahnya. Sang dosen melotot, menaikkan kedua alis lalu menyahut galak, "Ini bukan salah paham namanya! Ini murni salah paha, Elang!"
Chelsea Kurniawan awalnya berasal dari keluarga kaya, tetapi ibunya meninggal ketika dia masih sangat kecil. Sejak saat itu, dia dibuat untuk menjalani kehidupan yang sulit. Ayah dan ibu tirinya bahkan memaksanya menikah dengan Tristan Sudrajat yang seharusnya menikahi saudara tirinya, Cheline. Tidak mau menerima nasibnya, Chelsea melarikan diri pada hari pernikahan dan bahkan melakukan cinta satu malam. Chelsea mencoba pergi diam-diam malam itu, tetapi ayahnya menemukannnya lagi. Setelah gagal melarikan diri dari nasibnya, Chelsea kembali dipaksa untuk menjadi pengantin pengganti. Tak disangka, dia diperlakukan dengan baik oleh suaminya selama pernikahan, Chelsea juga lambat laun mengetahui bahwa suaminya memiliki banyak rahasia sendiri. Apakah Chelsea akan mengetahui bahwa pria yang pernah berhubungan satu malam dengannya sebenarnya adalah suaminya? Apakah Tristan akan tahu bahwa Chelsea hanyalah pengantin pengganti untuk saudara tirinya? Kapan Chelsea akan mengetahui bahwa suaminya yang sederhana itu sebenarnya adalah seorang hartawan misterius? Temukan semua itu dalam buku ini.
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....