Tak pernah dibayangkan oleh Aneisha sebelumnya, diculik oleh beberapa orang di rumahnya lalu dipaksa menikahi mafia kejam bernama Tuan Zuan Lee yang memiliki tiga orang istri. Tak mudah bagi Aneisha untuk menjalani kehidupannya sebagai istri ke-4 dari sang Mafia yang selalu menekan dirinya dan mencelakai dirinya. Beberapa kali dia harus mencoba bunuh diri dan akhirnya gagal. Saat itulah dirinya di bawa kembali ke istanahnya oleh Tuan Zuan. Aneisha kembali mendapatkan siksaan demi siksaan oleh ketiga istri Tuan Zu dan juga suaminya sendiri. Karena tidak tahan akan siksaan dari Tuan Zu, akhirnya Aneisha berencana untuk melarikan diri saat itu. Aneisha akhirnya berhasil melarikan diri dan dalam pelariannya dia bertemu dengan Xavier yanh tak lain dari rekan bisnis dan rival Tuan Zu. Xavier akhirnya menolong Aneisha dan membawanya ke istanahnya. Di sana Aneisha diperlakulan dengan baik, hingga akhirnya Tuan Xavier berhasil merubah Aneisha menjadi sosok yang cantik dan menjadi wanita tangguh. Beberapa tahun kemudian akhirnya tanpa di sengaja Aneisha dipertemukan lagi dengan Tuan Zu. Tuan Zu terkejut saat melihat Aneisha sudah mulai berubah hingga seratus delapan puluh derajat. Tuan Zu akhirnya meminta Aneisha untuk kembali menjadi istrinya. Namun, Aneisha menolaknya. Akankah Tuan Zu berhasil mendapatkan cinta Aneisha kembali? Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk langsung baca kisah selengkapnya
Blam...
Lampu tiba-tiba mati, seketika seisi ruangan langsung menjadi gelap gulita, tampak seorang gadis terkejut, ketika lampu rumahnya yang tiba-tiba mati.
Wajahnya mulai ketakutan, sesaat suasana mendadak gelap gulita.
"Kenapa lampunya tiba-tiba mati? Ya Tuhan, aku takut sekali," gumam gadis itu sendiri.
Dengan wajah penuh ketakutan, iapun langsung memeluk bantal sofa yang ada di kursi sofanya.
Tak selang beberapa lama kemudian, terdengar suara langkah kaki beberapa orang, sudah memasuki rumahnya.
Tap..tap..tap..
Aneisha terpaku dalam diamnya, tatkala mendengar suara deru langkah kaki memasuki rumahnya. seketika hatinya mulai tak karuan, membayangkan jika ada rampok yang memasuki rumahnya dan akan merampok rumahnya.
Aneisha ketakutan, tubuhnya seketika mengeluarkan keringat dingin. Terlihat wajah dan tubuhnya sudah basah karena keringatnya sendiri.
"Siapa mereka? Ya Tuhan, kenapa aku mendengar suara langkah kaki memasuki rumah ini? Apa mereka adalah para perampok yang akan merampok rumahku?" kembali Aneisha bertanya dalam kegelisahan.
Tak ada penerangan sama sekali, membuat Aneisha sedikit kesusahan untuk mencari posisi ruangan yang ada di rumahnya, untuk bersembunyi dari orang-orang, yang saat ini memasuki rumahnya, dan terdengar seperti mencari penghuni rumahnya.
"Cari gadis itu sampai dapat!"
Suara lelaki itu, terdengar cukup keras di telinga Aneisha, hingga membuatnya ketakutan.
"Gadis? Siapa yang dia maksud itu? Apakah itu aku?" gumamnya dalam hati.
Bermaksud hati untuk mengambil benda pipihnya yang ada di atas nakasnya, tiba-tiba...
"Hei! aku menemukan gadis itu di sini!" teriak seorang lelaki yang saat itu tengah menemukan keberadaan Aneisha di sebuah sudut ruangan.
Aneisha bingung, bagaimana mereka bisa menemukan dirinya dalam keadaan kegelapan? Tentu dia tak pernah menyangka, jika mereka memakai sebuah alat khusus, yang bisa digunakan untuk melihat situasi ruangan gelap.
Tak selang beberapa lama kemudian, beberapa orang menghampiri dirinya, lalu segera menarik tubuhnya dari tempat duduknya disofa.
"Aw.. Sakit!" pekik Aneisha ketika lengan tangannya ditarik keras oleh lelaki tersebut.
"Diam kamu! Teriak sekali lagi, aku akan memperkosamu!" sentak lelaki itu dengan suara keras.
Aneisha langsung terdiam, air matanya mulai mengalir dengan derasnya, tatkala Lelaki itu berkata dengan nada penuh intimidasi.
Aneisha ketakutan, kerongkongannya terasa kering, tubuhnya mulai melemah dan jantungnya sudah mulai berdegub dengan kencang.
Beberapa saat kemudian, beberapa orang kini berjalan kearah mereka, Aneisha tampak kebingungan dan tubuhnya mulai gemetaran, ketika orang-orang itu mulai banyak berkerumun di ruangan tersebut.
"Bawa wanita itu, sekarang!" titah seorang lelaki yang terlihat seperti bos mereka.
Tanpa banyak bicara, mulut Aneisha dilakban dan kedua tangannya diikat kebelakang.
Aneisha diangkat tubuhnya, menuju ke mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya.
Setelah itu, dirinya langsung dimasukkan ke dalam mobil, lalu ke dua matanya ditutup dengan kain penutup, hingga membuat Aneisha tak bisa melihat apapun di sana.
"Emmpp..emmmp,"
Aneisha terdengar menjerit meminta tolong. Namun tiba-tiba, dua orang itu langsung duduk di kedua sisi Aneisha, lalu menghimpit tubuh mungilnya.
Aneisha langsung terdiam, dua orang tersebut sudah mampu mengintimidasi dirinya. Satu orang yang saat ini duduk di samping Aneisha, mengatakan sesuatu kepada bosnya.
"Cantik juga dia, Bos," ujar salah seorang dari mereka yang memuji kecantikan Aneisha.
"Tentu saja dia cantik, dia adalah pilihan bos kita, jangan pernah kalian berani menyentuh dirinya!" jawabnya dengan nada tegas.
"Iya, Bos," jawab lelaki itu ketakutan.
"Cepat kau lajukan mobilnya, menuju markas sekarang!" titahnya sembari menunjuk, ke arah jalan.
"Baik, Bos," jawab seorang driver.
Segera mobil itupun melaju dengan cepat, lalu kemudian menyusuri jalan yang sepi, untuk menuju ke arah markas mereka.
Dalam hati Aneisha bertanya-tanya, mengapa Mereka menculik dirinya dan akan dibawa kemanakah dirinya saat ini.
Aneisha semakin ketakutan, ketika mobil tersebut sudah melaju menyusuri sebuah jalan, yang dirinya tidak tau kemana arah tujuannya.
Beberapa orang membicarakan dirinya dan menyebutkan nama seorang lelaki dengan memanggil Tuan Zu. Orang itu mengatakan, jika dia adalah dalang dibalik penculikan ini. Tentu saja Aneisha bingung dan tidak mengenal siapa Tuan Zu, yang mereka maksudkan itu.
Bahkan Aneisha dibilang tidak memiliki musuh, apalagi keluarganya dari keluarga yang sederhana dan tak mengenal orang-orang yang berpengaruh.
Aneisha berdo'a dan berharap seseorang dapat menolong dirinya nanti.
Dua puluh menit berlalu, akhirnya merekapun tiba di sebuah Markas, yang tak diketahui di mana alamatnya.
Dengan kedua mata masih tertutup dan kedua tangan masih terikat, Aneisha lalu ditarik keluar dari mobil tersebut, tampak satu orang mencengkram lengannya dengan kasar, lalu segera menarik tubuhnya masuk kesebuah markas yang ada di sana.
Aneisha menangis, tubuhnya bergetar dan telapak kakinya terlihat terluka, ketika dirinya beralan tanpa menggunakan alas kaki.
Setelah masuk kedalam markas tersebut, Aneisha lalu didorong masuk ke dalam sebuah kamar.
Tak selang beberapa lama kemudian, ikatan tangan dan penutup kedua mata Aneisha dilepaskan.
"Jangan pernah berteriak! Karena akan sia-sia saja kau melakukan itu, tak akan ada satu orangpun mendengar teriakanmu,"
Ancamnya dengan menatap Aneisha penuh dengan tatapan intimidasi.
Aneisha hanya terdiam, dirinya benar-benar ketakutan, ketika berada di tempat asing baginya.
"S-siapa kalian? kenapa kalian membawaku kesini?" tanya Aneisha dengan nada bergetar.
"Kau tidak perlu tau siapa kami, lebih baik kau bersihkan dirimu, kau akan segera tau alasannya, untuk apa kau dibawa ke markas ini," jawabnya, dengan memberikan pakaian Ganti dan juga perlengkapan mandi untuk dirinya.
"Siapa yang menyuruh kalian? apa salahku, hingga kalian menculikku dan membawaku ke tempat ini?" tanya Aneisha dengan menaikkan intonasi nada bicaranya.
"Jangan banyak bicara gadis kecil, cepat lakukan apa yang aku perintahkan kepadamu, atau aku suruh anak buahku untuk menelanjangimu, lalu memandikanmu!" serunya dengan menaikkan dua oktav nada bicaranya.
Aneisha seketika ketakutan, mendengar apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Aneisha segera menganggukkan kepalanya, seraya berkata kepada lelaki itu.
"Jangan, Tuan, Saya bisa melakukannya sendiri," jawab Aneisha dengan wajah ketakutan.
Lelaki itu tampak tersenyum penuh seringai, Aneisha lalu bergegas menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.
Sementara itu, Lelaki yang tadi berbicara dengan Aneisha, segera mengeluarkan gawainya, dan menelpon seseorang dibalik sambungan selulernya.
Kring!!!
"Hallo Tuan...,"
"Hmmm, bagaimana dengan tugas yang aku berikan kepada kalian? apa, kalian berhasil membawa gadis itu?"
"Iya Tuan, kami berhasil membawa gadis tersebut, dan membawanya ke markas kita," jawabnya dengan cepat.
"Persiapkan dirinya, aku akan segera kesana untuk membawa gadis itu, turut serta ke rumahku. Aku akan menikah dengan gadis itu besok pagi,"
"Siap, Tuan,"
Tak lama setelah itu, telepon itupun ditutup, segera lelaki itu, mempersiapkan penyambutan untuk Tuan Muda Zu.
Sementara itu, Aneisha yang sudah selesai membersihkan dirinya dan sudah mengganti pakaiannya, kini terlihat menangis di depan cermin yang ada disudut kamarnya.
Dia pasti tidak menyangka jika malam ini, adalah malam yang tak pernah dibayangkan oleh Aneisha sebelumnya, Diculik dan disekap oleh seseorang, yang dia sendiri tidak tau siapa mereka.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Tok..tok..tok..
Aneisha bergegas mengusap air matanya yang membasahi kedua pipinya. Tanpa menjawab, diapun segera membuka pintu kamarnya..
Ceklek...
Setelah pintu kamarnya ia buka, dengan cepat tangan Aneisha ditarik keluar kamarnya oleh seseorang, lalu di bawanya ke sebuah ruangan.
"Duduk!" Titahnya dengan tatapan penuh intimidasi.
Aneisha langsung duduk ketakutan, tanpa berani melawan ataupun memberontak, karena Aneisha melihat beberapa orang yang sudah berisap berjaga disemua sudut ruangan kamar tersebut.
Tak selang beberapa lama kemudian, seorang wanita datang kearah Aneisha dengan membawa peralatan make up.
"Dandani dia yang cantik, jangan sedikitpun kamu membuat kesalahan, buatlah riasanmu berguna, kau harus bisa merubah wajahnya lebih cantik dari sekarang, agar dirinya terlihat sempurna atau kau tau akibatnya," ucapnya dengan penuh ancaman.
Wanita itupun langsung mengangguk ketakutan, terlihat jelas tangannya sampai gemetaran ketika hendak mengeluarkan peralatan make upnya dari dalam Kotak make up.
"B-baik, Tuan!" jawabnya dengan nada bergetar.
"Aku beri waktu lima belas menit, kau harus sudah selesai mendandani dirinya," tegasnya sembari menatap wajah wanita itu.
"B-baik, Tuan," jawab wanita itu ketakutan.
Lelaki itupun, duduk di hadapan mereka berdua, menunggu dan memperhatikan bagaimana Wanita tersebut mendandani Aneisha.
Wanita itu pun, segera mengeluarkan alat-alat riasnya, tak lama kemudian wanita itupun dengan lihainya, memberikan sentuhan risannya kewajah Aneisha.
Beberapa menit kemudian, wanita itu sudah menyelesaikan tugasnya, merias dan mengubah wajah Aneisha dengan sosok wanita yang sangat anggun dan cantik, melalui tangan lincahnya.
Hanya membutuhkan waktu yang tak kurang dari lima belas menit, akhirnya wanita itu mengatakan kepada lelaki yang di depannya, bahwa tugas meriasnya sudah selesai.
Lelaki itu menatap wajah Aneisha yang sudah terlihat cantik sempurna, meski tak terlalu banyak memakai riasannya.
"Sudah selesai Tuan, apa saya boleh pergi?" tanya wanita itu, dengan nada ketakutan.
Lelaki itu berjalan kearah Aneisha, lalu menyuruh wanita perias tersebut untuk pergi.
"Pergilah! Ini sudah cukup sempurna," jawabnya dengan tersenyum kearah Aneisha.
"Baik Tuan, terima kasih," wanita itu berucap, lalu segera pergi meninggalkan mereka berdua.
Tak selang beberapa lama kemudian, Tuan Mudapun akhirnya datang ke markasnya.
Lelaki itupun bergegas keluar dan menyuruh Aneisha menunggu Tuannya di dalam kamar khusus, lalu menguncinya dari luar.
Lelaki itupun langsung keluar dan menyambut kedatangan Tuan Muda Zu.
"Selamat datang, Tuan Muda," sambut lelaki itu, lalu menundukkan kepalanya.
"Terima kasih atas sambutannya Geo, di mana gadis itu sekarang?" tanyanya tak sabar ingin bertemu dengan gadis tersebut.
"Dia ada di kamarmu, Tuan," jelasnya dengan tersenyum.
"Bagus Geo, aku suka cara kerjamu, kalau begitu, aku akan menemuinya sekarang!"
"Silahkan, Tuan! ini kunci kamarnya," ucap Geo sembari memberikan kunci tersebut kepada Tuan Zu.
Tuan Zu lalu bergegas menuju ke kamarnya, lalu segera membuka pintu kamarnya.
Ceklek.
Ketika pintu tersebut dibuka, segera lelaki itu langsung masuk ke dalam kamarnya.
Tap..tap..tap
Suara langkah kaki itu pun terdengar begitu dekat, hingga Aneisha yang saat itu tengah duduk diatas ranjangnya, langsung bangkit dan berdiri.
Aneisha terkejut, ketika lelaki itu tiba-tiba berjalan kearahnya, ruangan kamar yang begitu gelap, membuat dirinya tak bisa mengenali wajah lelaki tersebut.
Aneisha langsung memundurkan langkah kakinya kebelakang, ketika Tuan Zu terus bergerak maju kearahnya.
Aroma maskulin dari tubuhnya, membuat Aneisha bertanya-tanya siapa sosok yang ada didepannya saat ini.
"Kau siapa? Kenapa kau menculikku?" tanya Aneisha ketakutan.
Tuan Zu, tak lantas menanggapi pertanyaannya, dia bergerak ke depan dengan maksud untuk menyalakan lampunya. tak lama kemudian, lampu tersebut menyala dan terlihatlah wajah lelaki yang ada di depannya saat ini dengan jelas.
Lelaki yang memiliki wajah tampan dengan tubuh gagah sempurna. Lelaki itu tersenyum dan menjawab pertanyaan Aneisha.
"Aku adalah calon suamimu," ucap Tuan Muda Zu dengan tersenyum menyeringai
Deg..
Bersambung
Apa jadinya saat Laras dan teman-temannya melakukan KKN di Desa yang dikepalai oleh Pengagung Iblis demi menjadi Wanita yang tak pernah menua dengan kecantikan yang membuat para lelaki terpesona diusia yang tak lagi muda demi untuk memuaskan hasrat birahinya. ditengah kegiatan KKN mereka, satu persatu teman laras yang masih perawan dijadikan tumbal olehnya. keburukan Sang Kades saat itu telah diketahui oleh Sang Pemuda Tampan yang bernama Arjanta, ia adalah pemuda misterius yang tiba-tiba datang saat Laras dan kawan-kawannya KKN di Desa itu. saat itulah kisah awal Laras dan Arjanta mulai bertemu, Arjanta yang saat itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Laras selalu melindunginya dari sang Kepala Desa yang menginginkannya sebagai Tumbal saat bulan Purnama. Laras selalu mengacuhkan kehadiran Arjanta karena dianggap telah masuk dalam hubungannya dengan Fabian kekasihnya. keduanya selalu berselisih tegang, hingga pada Akhirnya Laras harus kehilangan keperawanannya oleh Arjanta, karena tak rela Fabian merusak dirinya dan untuk melindungi Laras yang akan segera dijadikan tumbal saat bulan Purnama oleh Kepala Desa. bagaimana kisah selanjutnya? yuk langsung baca kisah mereka sekarang!
warning 21++ Yang belum cukup usia dilarang masuk. Bijaklah dalam membaca. ** Yenka Linggarwarna, wanita berumur 30 tahun yang sudah menikah selama 4 tahun dengan Taran Hariksana, dia akhirnya memilih jalan yang sama dengan Taran karena Taran yang berulang kali berselingkuh dengan banyak wanita. Perkataan Taran yang mengatakan Yenka adalah wanita bodoh karena tak pernah mencicipi pria lain membuat Yenka memutuskan melakukan hal yang sama agar Taran juga merasakan apa yang pernah dia rasakan. Dengan bantuan temannya, Ian Samudra Biru, Yenka masuk ke dalam pesta topeng yang dilakukan setiap malam kamis. Di pesta tersebut aktivitas seks adalah hal yang biasa dan identitas mereka terjamin. Yenka menikmati permainanya dan membuat Taran berikap berbeda padanya, karena semua pria yang pernah tidur dengan Yenka menjadi terobsesi dengannya. Akankah Yenka kembali pada Taran, atau meneruskan permaianan gilanya? Dan bagaiamana dengan Ian, sahabatnya dari kecil yang memiliki kecemburuan tinggi pada Yenka? Tentang balas dendam yang dilakukan dengan sex, semata-mata berlandasan dengan satu kata, yaitu cinta.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dimasa lalu dia tidak jadi menikah dengan kekasihnya karena jebakan seorang perempuan yang adalah teman baiknya hingga dia harus terjebak pernikahan yang tidak dia inginkan, dimasa kini siapa sangka dia bertemu dengan gadis yang mirip dengan mantan kekasihnya, tanpa sengaja terlibat skandal one night stand dan tanpa di duga rupanya itu adalah putri mantan kekasihnya. bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah restu akan mereka kantongi untuk menuju ke jenjang yang lebih serius?
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya