/0/12668/coverbig.jpg?v=20230605175855)
Fabio Adam Holman merupakan Bos mafia yang sudah lama berkonflik dengan klan Jarlinson. Fabio merupakan pria yang bengis yang tidak kenal dengan perasaan simpati. Fabio tidak pernah merasakan menyesal menyiksa musuhnya entah dia perempuan ataupun anak kecil. Fabio melakukan banyak cara menjatuhkan lawannya termasuk dengan cara paling curang sekalipun. Suatu hari Fabio menculik Leonora Jarlinson, puteri bungsu Mr. Jarlinson. Seorang perempuan yang sangat disayangi dan berharga bagi keluarga Jarlinson. Fabio ingin memporak-poranda kedamaian di keluarga Jarlinson. Sayangnya, saat mata Fabio bertemu dengan netra amber milik Leonora, saat itulah dia tahu bahwa dia baru saja menciptakan masalah yang besar untuk dirinya.
Leonora mencoba memberontak sebanyak yang bisa dia lakukan. Matanya tertutup oleh kain hitam sehingga dia tidak bisa melihat apapun. Sementara tangan dan kakinya terikat sempurna pada kursi. Perempuan itu sudah berusaha membebaskan dirinya semenjak beberapa menit yang lalu. ia tidak menyerah sedikitpun walaupun dia sudah mulai lelah.
"Sialan! Lepaskan aku! Kalian tidak tahu apa yang sedang kalian lakukan." Leonora berteriak keras tapi tidak ada yang mempedulikannya.
"Keparat! Aku akan melaporkan kalian pada keluargaku dan kupastikan kalian akan menjadi mayat tidak utuh keesokan harinya." Leonora tidak menyerah membuat kalimat mengancam. Ia sudah habis kesabaran. Tidak ada yang pernah berani menyakiti Leonora selama ini. Ayahnya merupakan seorang mafia yang sangat ditakuti sekaligus disegani oleh banyak kelompok. Leonora tidak percaya dia mengalami penculikan untuk pertama kalinya.
Fabio menggeram di luar ruangan mendengar teriakan yang memenuhi lorong tersebut. "Dia sangat jauh dari keanggunan dari yang selama ini diceritakan banyak orang. Dia lebih cocok dirumorkan sebagai singa betina."
"Apakah Anda ingin saya melenyapkannya segera, bos?" Arnold sebagai asistennya selalu bersedia melakukan setiap tugas yang diperintahkan.
"Tidak perlu. Aku akan menembaknya saat ini juga. Berikan aku pistol." Fabio menengadahkan tangannya. Arnold segera memberikan barang yang diminta oleh bosnya. Sebuah pistol glock 26 cukup untuk melenyapkan perempuan yang terikat tanpa banyak daya memberontak tersebut.
Fabio memasuki ruangan dengan sinis. Langkahnya santai terdengar lantang pada ubin rubanah yang hampir tidak memiliki ventilasi udara tersebut.
"Kau terlalu berisik, Miss Jarlinson. Bagaimana jika aku membunuhmu menjadi mayat tidak utuh sebelum kau bisa mengatakan kepada keluargamu?" Fabio mendekati musuhnya dengan cara paling mengintimidasi yang biasa dia lakukan.
"Siapa, siapa kau?" Leonora memberanikan diri bersuara meskipun tergagap.
"Kau bisa mengganggapku sebagai dewa kematianmu, Miss Jarlinson." Fabio berbisik di telinga gadis itu dengan seringaian setan kebanggaannya. Fabio mengambil jarak di depan Leonora agar dia bisa melihat wajah ketakutan musuhnya dengan sangat pas. Fabio juga memerintahkan Arnold untuk membuka ikatan mata gadis itu namun saat itulah Fabio mengalami masalah.
Bang! Peluru Fabio melesat menghindari bagian vital Leonora. Untuk pertama kalinya, Fabio merasa mengarahkan peluru pada dirinya. Fabio tidak pernah menyangka bahwa mata gadis itu merupakan sumber kekacauannya. Mata dengan iris amber itu berhasil membuat jantung Fabio terkejut, menggeliat dan bangun untuk kali pertamanya.
"Bos, apakah Anda baik-baik saja?" Arnold menyadari bahwa sesuatu yang salah sedang terjadi pada bosnya. Fabio Holman tidak pernah kehilangan kendali sedikitpun pada pistol selama ini. Pria itu merupakan pria paling bengis yang sudah banyak menembakkan peluru pada wanita atapun anak kecil yang mengganggunya.
Fabio terdiam selama beberapa saat hingga pada akhirnya dia bisa menguasai diri. "Kau bawa dia ke kamarku kemudian panggilkan dokter untuk mengobatinya."
"Pardon?" Arnold terkejut dengan perintah aneh.
Fabio segera memberikan dia tatapan mengintimidasi mematikan seperti biasanya. "Aku tahu kau mendengar apa yang kuperintahkan."
"Baik, sir!" Arnold tergagap segera melakukan perintah setelah mendapatkan kewarasannya kembali. Fabio keluar ruangan itu tanpa berkata apapun lagi. Pria itu masih ingin mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya. "Sialan, apa yang terjadi padaku?" Fabio memandangi telapak tangannya. Bayangan mata amber Leonora muncul di kepalanya tidak hilang. Itu bukan kali pertamanya Fabio melihat seorang gadis memiliki iris mata amber tapi itu kali pertamanya Fabio ingin menenggelamkan diri di mata itu.
***
Leonora bermimpi. Perempuan itu bermimpi menjalani rutinitasnya seperti biasa. Leonora melihat orang tua dan abangnya sibuk berbincang tentang bisnis mereka. Leonora juga mendengar keluarganya sedang terusik oleh klan baru yang mensabotase bisnis mereka.
"Huft! Kalian membosankan seperti biasa." Leonora menghembuskan nafasnya. Para lelaki di rumahnya hampir selalu membahas tentang pekerjaan seolah mereka tidak memiliki topik lain. Leonora mengambil buku dan tas kemudian bersiap menuju ke kampus. Sudah ada puluhan pengawal yang membungkuk padanya bersiap untuk menjaganya.
"Hari ini aku akan mengikuti kelas menari ballet. Kalian bisa menungguku di tempat biasa." Leonora merasakan telinganya tiba-tiba berdenging kemudian kembali normal yang membuatnya berhasil memindai suara disekitarnya. Bahkan Leonora merasakan rasa sakit pada bahu. Hal ini membuat Leonora berhasil membuka matanya.
"Keparat!" Leonora langsung duduk mencoba mengambil senjata melindungi dirinya. Tiba-tiba Leonora merasakan sakit pada bahunya.
"Kau masih terluka. Kau tidak disarankan oleh dokter untuk banyak bergerak. Kau harus terbaring di ranjang selama beberapa hari lagi." Suara dewa kematian yang hampir membunuh Leonora terdengar lagi. Bahkan sosoknya kembali hadir di depan wajah perempuan itu.
"Kenapa kau batal membunuhku?" Leonora tahu pistol yang ditodongkan kepadanya tidak untuk bercanda atau sekedar ingin menakutinya.
Fabio melangkahkan kakinya mendekati Leonora. "Aku tidak merencanakannya. Peluruku melesat begitu saja." Fabio melangkahkan kakinya mengamit dagu Leonora yang membuat wajah mereka lebih dekat. Leonora sigap memalingkan wajah sebelum bibir Fabio berhasil menyentuhnya. Fabio menyeringai. "Sepertinya kau ditakdirkan untuk menjadi tawananku seumur hidupmu."
"Omong kosong!" Leonora mendesis. Setelah itu dia memberanikan diri lagi menatap mata Fabio. "Kau tahu keluargaku. Kau mengenalku. Itu berarti kau menyelidiki identitasku." Leonora menatap Fabio bersungguh-sungguh. "Dengar! Klan Jarlinson tidak akan pernah mengampuni nyawamu. Tapi jika kau melepaskan aku saat ini, aku bisa membalas kebaikanmu. Aku akan mengatakan pada keluargaku untuk membebaskanmu."
"Bagaimana jika aku tidak melakukannya?" Fabio menaikkan alisnya menantang.
"Maka kupastikan kau akan lenyap detik itu juga. Klan Jarlinson akan menemukanku dengan banyak cara."
Fabio menyunggingkan senyumnya. Fabio tahu bahwa apa yang Leonora katakan bisa saja terjadi. Fabio tidak takut bahkan dia sengaja menantang klan mafia paling berpengaruh tersebut. itulah alasannya menculik Leonora. "Aku sudah menghancurkan semua alat pelacak milikmu sebelum aku meyeret kau ke tempat ini. Apakah keluarga Jarlinson memasang chip sebagai alat pelacak lainnya ditubuhmu?"
"Tidak! Tentu saja alat seperti belum pernah kudengar sebelumnya."
Fabio berjalan mundur menyeringai. Pria itu duduk angkuh di sofa beberapa meter dari Leonora. Ia merentangkan tangannya seolah sedang menunjukkan kekuasaannya. "Kalau begitu, aku tidak perlu takut dengan apapun. Kau tidak bisa ditemukan. Tidak akan pernah bisa ditemukan. Lagipula aku sudah mengirim peluru yang berisi darahmu ke keluarga Jarlinson. Aku yakin mereka sudah menganggap kau mati saat ini."
"Oh tidak!" Leonora menutup mulutnya. "Bagaimana bisa kau melakukan itu?"
"Aku ingin tidak akan ada yang mengusikmu selama kau bersamaku. Termasuk para keparat di keluargamu itu." Fabio mengibaskan tangannya pongah.
"Berengsek, kenapa kau kejam sekali?"
Fabio tertawa. "Keluargamu melakukan hal yang sama. Apakah kau menganggap mereka berengsek juga?"
"Tidak!" Leonora menggelengkan kepalanya. "Mereka tidak pernah melakukan cara curang. Dan kau, kau merupakan pecundang."
Wajah Fabio mengeras. "Pecundang, huh? Apa hakmu menilaiku?"
"Dan kau tidak memiliki hak apapun untuk menawanku disini. Pergi kau!" Leonora mengusir Fabio dengan sedikit tenaga yang dimilikinya.
"Aku masih muda. Besar kemungkinan, jika diberi umur panjang, aku pasti akan menikah lagi. Mungkin aku bisa menerima wanita baru sebagai pengganti Indri, istriku. Tapi Ayra belum tentu bisa menerima wanita itu sebagai pengganti ibunya. Jadi, menurutku tidak ada yang lebih tepat sebagai ibu pengganti untuk Ayra selain Tasya." Demikianlah pengakuan Zidan pada kelurganya. Atas alasan tersebut, ia pun menerima usulan mertuanya untuk turun ranjang dengan menikahi Tasya, adik iparnya sendiri. Semula, Tasya menolak pernikahan tersebut. Ia tidak bisa menikah dengan Zidan, selain status Zidan yang sudah menjadi duda, laki-laki itu juga sudah dianggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri. Tasya juga masih kuliah. Ia merasa belum siap untuk menikah. Namun seluruh keluarganya terus saja membujuknya. Mereka meminta Tasya untuk berkorban demi Ayra, gadis kecil berusia satu tahun yang telah ditinggalkan ibunya itu.
Dennis dan Sherina yang telah menikah selama dua tahun mengalami duka mendalam saat kehilangan calon buah hatinya untuk yang ketiga kalinya. Janin dalam kandungan Sherina meninggal di usia tujuh bulan, hal itulah yang membuat Dennis begitu marah dan kecewa pada istrinya. Dennis mencari pelampiasan dengan mendatangi sebuah club di malam. Semula ia hanya ingin minum alkohol di sana, namun tiba-tiba Dennis dihampiri oleh seorang wanita muda nan cantik bernama Tamara. Pertemuan itu pada akhirnya membuat Dennis dan Tamara menjalin sebuah hubungan terlarang. Apa yang terjadi ketika Sherina mengetahui perselingkuhan Dennis dan Tamara? Apakah Sherina akan memilih bercerai dari suaminya atau mempertahankan perniakahan tersebut?
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!