/0/10736/coverbig.jpg?v=b939c426b55d646451be81456d492c69)
Berenice, kakak kembar Alice menghilang saat pesta pernikahan! Alice Morrigan terpaksa untuk menikah dengan Nicholas Chevalier menggantikan kakaknya. Ia menjadi istri Nicholas yang kejam, diperbudak layaknya pelayan. Tak hanya itu saja, Nicholas tak pernah memberikan kenyamanan bercinta yang sesungguhnya. Sebaliknya, bercinta adalah kekerasan yang paling dinikmati oleh Nicholas. "Kau adalah istriku! Kau adalah milikku!" "Aku berhak atas tubuhmu! Ingat itu, Alice Morrigan!" Seketika Alice ketakutan, ia dicambuk beberapa kali sampai punggung putihnya terluka parah. Alice hanya bisa menitikkan air mata di bawah kekangan Nicholas. Apakah Alice mampu bertahan dengan Nicholas? Ataukah Alice berhasil kabur dan memiliki kehidupan sendiri?
"Berenice menghilang!"
Seluruh tubuh Alice membeku saat mendengar hilangnya Berenice, saudara kembarnya. Berenice saat ini semestinya menikah dengan Nicholas Chevalier. Ia harusnya berjalan di altar pernikahan dengan Nicholas, pria kejam yang dinikahinya untuk membayar hutang.
Semua orang berusaha mencari Berenice, akan tetapi sia-sia. Ia pergi, tanpa jejak.
Hilangnya Berenice membuat seluruh persiapan kacau! Nicholas bermata tajam, memandang ngeri, menunjuk pada Amber dan Henry, orang tuanya. "Apakah ini balas budi kalian atas uang yang kubayarkan untuk membantu kedua anakmu berkuliah?!"
"Keluarga Chevalier telah membantu seratus ribu dollar selama hidup kalian! Keluargamu bahkan mengacaukan pernikahanku!"
"Tidak bisa begini, Nicholas. Mereka harus menggantinya." seru Kate, Ibu Nicholas.
"Aku tak mau tahu, nikahkan Alice dengan Nicholas sekarang juga. Mau diletakkan di mana muka keluarga Chavelier jika calon mempelai wanitanya menghilang?!"
Seluruh orang mendadak memegangi tangan Alice. Tak membiarkan Alice untuk pergi. Mendorong Alice masuk ke dalam ruangan mempelai wanita, menguncinya dari luar, sementara Alice dipaksa untuk berdandan.
"Ibu, Ayah! Jangan lakukan ini!"
Alice berteriak seraya menggedor pintunya ketakutan. Bibirnya sudah mengerucut, beku.
"Ini semua untuk membayarkan hutang kita! Lakukan saja! Kau bahkan hanya perlu menjadi pengantin dari Tuan Nicholas!" seru Amber di balik pintu.
Tangan Alice ditarik, pakaian yang tengah dikenakan diganti secepat kilat. Matanya terus menangis bercucuran.
Seluruh orang mengetahui jika Tuan Nicholas Chevalier adalah pria kejam. Ia seorang pewaris sah dari Pioneer Technology Company. Perusahaan yang dikelola keluarganya dan menjadi nomor satu dalam bidang industri teknologi di New York. Tak ingin terjadi perebutan kekuasaan antara harta gono-gini istri dan suami, mereka sengaja memilih wanita yang mampu diperbudak untuk menjadi istri Nicholas. Pilihan mereka jatuh pada Berenice sebagai kakak tertua.
Namun, Berenice diam-diam merencanakan kabur dari pesta pernikahan ini. Tepat pada hari pelaksanaan pernikahan. Sengaja agar Alice menggantikan posisinya.
Mustahil bagi Alice untuk menolak pernikahan lagi. Keluarganya tak akan mampu membayar uang senilai seratus ribu dollar pada Nicholas. Terlebih, kedua orang tuanya hanyalah karyawan rendahan di perusahaan mereka.
"Bagus sekali. Seluruh orang akan tahu kalau kau adalah Berenice. Ingat dari sekarang, kau adalah Berenice. Hanya keluarga Chevalier dan keluarga kita yang mengetahuinya. Kau paham?!" tegas Amber kepada anak perempuannya.
Amber sejatinya tidak tega pada anaknya untuk diserahkan kepada keluarga Chevalier yang kejam. Namun, dia harus berpura-pura tegar agar anaknya tak lagi cengeng.
Kini, lonceng gereja pernikahan telah bergema. Menandakan sebentar lagi upacara pernikahan akan digelar. Hadirin telah datang.
Sekalipun wajah khidmat tersemat, tetap saja mereka bergidik ngeri. Siapa yang mau menikah dengan Tuan Nicholas? Sekalipun pemilik perusahaan, perangainya sangatlah kejam. Ia terbiasa memukul dan memarahi orang lain. Betapa malangnya, siapa pun wanita yang menikah dengan Tuan Nicholas.
"Sungguh, Berenice Morrigan bersedia menikah dengan Nicholas?" ucap salah satu tamu berbisik.
"Apakah dia tak tahu petaka yang datang jika menikah dengan pria kejam itu?"
Mereka mendapati Berenice, wanita tercantik sejagad raya di kampus. Wanita populer yang didambakan oleh setiap pria.
Tercengang tak percaya, terlebih karena Nicholas yang mendapatkan hatinya. "Luar biasa, Nicholas ternyata bisa menggaet Berenice."
Alice telah berjalan di altar. Seluruh tamu terhenyak karena mendapati dirinya sebagai Berenice.
Hatinya berusaha tabah. Padahal amat lara. Tak bisa menyalahkan Bernice juga, sebab dia kabur karena tak kuat untuk menjalani kehidupan ini. Namun, Bernice adalah kakak pengecut. Tak bertanggungjawab sama sekali.
Nicholas tersenyum padanya. Seakan menantikan kedatangan Berenice.
"Aku tahu kau cantik dengan gaun ini. Tetapi, aku tak sabar untuk menantikan malam pertamamu." kata Nicholas berbisik di telinga Alice.
Seketika itu juga, Alice merinding. Dadanya berdetak.
Pendeta di depan mereka sudah memerintahkan untuk mengucap janji sehidup semati. Di saat itu, Alice kalau bisa memilih untuk mati.
***
Selama pesta pernikahan, Alice memasang topeng kepalsuan. Memaksakan senyuman, seolah dia mempelai wanita paling bahagia di muka bumi. Diperistri oleh Nicholas. Pria kejam itu juga memperkenalkan Alice dengan penuh kekaguman, apalagi kalau bukan kecantikannya. "Lihatlah istriku Berenice ini, dia sangat luar biasa cantik." puji Nicholas.
"Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, betapa baiknya hati kami untuk menikahkan Berenice dengan Nicholas." imbuh Kate bermuka dua.
Para tamu hanya menganggukkan kepala, pikiran mereka jelas tahu, tak ada yang mau menikahi Nicholas sama sekali.
Alice dikenalkan sebagai Berenice ke seluruh tamu hingga penghujung pesta, barulah Amber dan Henry mendatanginya. Ia meminta maaf dan memberikan banyak sekali petuah untuknya. "Ingat perkataan Ibu dan Ayah. Jangan katakan apa pun yang merugikanmu. Jangan sampai kau dipukuli olehnya."
"Apakah aku tak bisa pergi saja? Aku tak yakin bisa hidup sebagai Nyonya Chevalier."
Amber menggelengkan kepalanya, "Dengan pernikahanmu ini, hutang kita dianggap lunas. Kau akan mengabdikan seluruh hidupmu pada Nicholas. Berjuanglah untuk sabar, kau mengerti?"
Alice hanya bisa mengangguk, matanya telah berkaca-kaca. Bahkan belum lama berbicara, Nicholas sudah menjemputnya. Ia mendecak, "Pertemuan rahasia macam apa ini? Bukankah semestinya dia kubawa ke rumahku sekarang?"
"Maaf, Tuan Muda. Pembicaraan kami sudah selesai." Henry mewakili.
"Kalau begitu, mari kita pulang, Sayang."
Nicholas menggandeng tangan Alice. Jantung Alice rasanya sudah mau copot akibat takut. Wajahnya sudah kian pias. Tangannya ditarik untuk pergi menjauh. Padahal, mata Alice terus tertuju kepada orang tuanya yang tertinggal di belakang.
Inilah kali terakhirnya dia melihat kedua orang tuanya. Sebelum masuk ke dalam sarang iblis yang amat mengerikan baginya.
Alice terus memandang ke arah luar jendela selama dalam perjalanan. Ini adalah kali pertamanya untuk datang ke rumah keluarga Chevalier. Sebelumnya, mereka selalu menagih hutang dan datang ke rumah mungilnya.
Tangan Alice menggenggam satu sama lain, perasaan takut menderu bersamaan dengan suara mesin mobil dan keheningan di dalamnya.
"Aku sejujurnya amat kesal karena kakakmu sialan itu kabur."
"Maafkan aku, Tuan ... "
Kekecewaan jelas tersirat di wajah Nicholas. Mata gelapnya itu diliputi kebencian.
"Kau adalah penggantinya. Jadi, kau harus berusaha sebisa mungkin untuk meredamkan emosiku nanti malam."
Alice meneguk ludahnya. Keheningan mengapung di udara.
"Kenapa? Kau takut bermalam denganku? Amber dan Henry selalu mengumbarkan kalau kalian berdua masih perawan. Kau pasti ketakutan karena baru pernah ditiduri pria,"
Alice memilih untuk bungkam. Bibir Nicholas ini memang terbiasa berbicara kotor. Tak pernah pintar memilih kata.
Nicholas seharusnya bersyukur karena dia tampan. Wajahnya ini memiliki garis tegas, hidungnya mancung, alisnya juga tebal. Darah keluarga Chevalier yang terbilang tampan menurun kepadanya dengan sempurna. Tak ada cela pada wajahnya. Hanya perangainya yang berengsek.
"Setelah ini, kau harus mandi. Edmund sekretarisku telah menyiapkan pakaian untuk dipakai malam ini."
Alice tak menjawab, ia memilih untuk diam. Masih memandang ke arah luar pada malam yang gelap.
Kemarahan Nicholas terpancing begitu saja, rahangnya bergerutuk. "Kenapa kau diam saja?"
"Ah ... Ya, Tuan ...." Hanya sepatah kata singkat itu.
Nicholas mendecih. "Jawablah perkataanku. Sebelum tanganku membuatmu benar-benar bisu."
"Akan kuusahakan." balas Alice tenang.
Memasuki area rumah Nicholas, Alice menganga. Rumah ini layak disebut istana. Rumahnya sangat luas. Gerbangnya bahkan begitu lebar. Ditanami pohon-pohon sebelum masuk ke dalam bagian dalamnya.
Alice baru pernah melihat rumah yang seluas ini. Ia takjub tentu saja. Meski berpikir, apakah dia bisa kabur dari rumah ini? Melirik ke arah Nicholas, sepertinya usaha itu akan sia-sia.
Mustahil dia bisa kabur dari iblis berwujud manusia ini.
"Kenapa kau diam saja? Cepat turun!"
Alice tersentak, terhempas dari khayalannya. Ia pun turun dari mobil mewah Nicholas. Edmund, sekretaris Nicholas, telah berdiri. Ia menundukkan kepalanya, memberikan hormat kepada mereka berdua. "Selamat datang, Tuan Muda Nicholas."
"Edmund, berikan pakaian yang kuminta padamu. Aku akan menunggunya di kamar."
Nicholas pergi melenggang begitu saja. Sementara itu, Alice menerima pakaian tersebut. Ia menelan ludahnya. Di pakaian ini, tak hanya lingerie biasa. Melainkan, ada borgol dan tali pengikat bersamanya.
Alice menelan ludahnya, menatap lurus ke arah Edmund, "Tuan Edmund, apakah aku akan menggunakan semuanya?"
"Ya, Tuan Nicholas menyukai seks yang kasar."
Alice takut bukan kepalang.
***
WARNING 21+++ !!! Novel ini tidak cocok bagi anak dan remaja di bawah 21 tahun. Penuh dengan adegan pemerkosaan, sexual harrasment, pelecehan seksual, dan kekerasan. Cantik dan seksi. Itulah wanita bernama Gea Mexalla. Bodynya mirip gitar Spanyol yang aduhai membangkitkan hasrat para pria. Ia menjadi seorang model dengan menukarkan keperawanannya menjadi sebuah ketenaran! Dia menjadi budak seks demi melayani sponsorshipnya. Seiring berjalannya waktu, Gea berniat menyudahi semuanya. Tak ingin melayani sponsorship lagi dan fokus meniti karier modelnya! Nahas, kehidupan tak semudah itu. Gea justru diperkosa oleh Manager dan sponsornya sendiri! Hingga seorang lelaki bernama Cale Vertoghen bak Pangeran menyelamatkan dirinya. Namun ternyata, lelaki itu ialah CEO terkejam sepanjang masa! Akankah Gea mampu melepaskan diri dari para lelaki yang haus seks dan ingin menidurinya itu? Akankah... Dia mampu menghadapi Tuan Cale Vertoghen yang kejam dan tergila-gila padanya itu? Credit: Pict by Pexels Edit by Canva
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Sinta butuh tiga tahun penuh untuk menyadari bahwa suaminya, Trisna, tidak punya hati. Dia adalah pria terdingin dan paling acuh tak acuh yang pernah dia temui. Pria itu tidak pernah tersenyum padanya, apalagi memperlakukannya seperti istrinya. Lebih buruk lagi, kembalinya wanita yang menjadi cinta pertamanya tidak membawa apa-apa bagi Sinta selain surat cerai. Hati Sinta hancur. Berharap bahwa masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, dia bertanya, "Pertanyaan cepat, Trisna. Apakah kamu masih akan menceraikanku jika aku memberitahumu bahwa aku hamil?" "Tentu saja!" jawabnya. Menyadari bahwa dia tidak bermaksud jahat padanya, Sinta memutuskan untuk melepaskannya. Dia menandatangani perjanjian perceraian sambil berbaring di tempat tidur sakitnya dengan hati yang hancur. Anehnya, itu bukan akhir bagi pasangan itu. Seolah-olah ada penghalang jatuh dari mata Trisna setelah dia menandatangani perjanjian perceraian. Pria yang dulu begitu tidak berperasaan itu merendahkan diri di samping tempat tidurnya dan memohon, "Sinta, aku membuat kesalahan besar. Tolong jangan ceraikan aku. Aku berjanji untuk berubah." Sinta tersenyum lemah, tidak tahu harus berbuat apa ....
Mature Content. Please be awise to reading!!! Bocil harap menyingkir, please!! Menikah selama 2 tahun dan belum di karuniai anak menjadikan Nay sedikit sedih. Apalagi suaminya jarang sekali menyentuh. Dia mencari kesibukan dengan berjualan kue dan takdir mempertemukan Nay dengan Alex.