/0/10711/coverbig.jpg?v=66ad241bea3ce08aaba288e1abdcfe92)
Emily adalah gadis lugu yang lucu, sedangkan Evan adalah pria dewasa dengan aura maskulin yang memikat lawan jenis. Mereka bersama dalam ikatan saudara sebagai kakak dan adik. Suatu hari Emily dikejutkan dirinya tertidur di samping Evan tanpa busana!
***
Pintu kamar dibuka perlahan. Cahaya dari koridor membuat bayangan sosok pria tampak di lantai kamar yang gelap. Perawakannya tegap, dia berdiri diambang pintu sebelum kemudian kakinya melangkah masuk. Langkah kakinya berhenti di dekat single bed. Lalu dia duduk di tepi ranjang. Tatapannya terpaku pada wajah tidur seorang gadis di sana.
Pria itu hanya diam memperhatikannya lamat-lamat. Dia memperhatikan kelopak mata gadis itu yang nampak tertutup dengan damai. Bulu matanya yang lentik, menyembunyikan permata indah di dalamnya. Lalu bagian bibir gadis itu terlihat sedikit terbuka, membuat wajah tidurnya agak lucu sekaligus menggoda. Menggoda pria ini. Sampai-sampai sebelah tangannya sudah berada di bibir sang gadis.
Ibu jari pria itu mengelus permukaan lembut bibir sang gadis. Bibirnya kecil namun sedikit tebal, memberikan kesan sexy di wajah bak malaikat itu. Bibir kecil ini juga yang seringkali mendesak sisi lain dari seorang pria untuk merasakannya. Namun naluri lain berteriak-teriak, berusaha menahan dirinya agar tetap waras. Karena fakta bahwa gadis ini adalah saudarinya, membuat dia terus berkelahi di dalam dirinya sendiri.
Ketika gadis muda itu mengerutkan dahi, pergerakan kecilnya membuat sang pria tersentak sadar dan seketika menarik tangannya dari bibir ranum itu. Pria itu menarik napas, lalu sontak berdiri. Karena canggung, dia berjalan ke arah tirai untuk membukanya. Cahaya matahari pun menyeruak ke dalam kamar berukuran empat kali empat.
Tampaklah isi kamar gadis itu dengan jelas. Jelas sekali terlihat berantakan. Kondisi kamar yang berbanding terbalik dengan kamar milik dirinya. Kamar gadis ini dipenuhi dengan tumpukan kaset game di lantai, buku-buku dan komik-komik yang tidak disusun dengan rapi ke dalam raknya. Bahkan sampah camilan masih tergeletak di atas meja komputer.
Pria itu menghela napas. Entah tidur jam berapa gadis ini semalam. Tidak mungkin tidur dibawah jam sepuluh. Pasti semalam sempat bermain game online dulu di komputer, kemudian langsung tidur. Begitulah yang dia pikirkan tentang kebiasaan adik perempuannya.
"Emily, bangun. Kau bisa terlambat hari ini!" panggil pria itu dengan tegas membangunkan puteri tidur.
Sang gadis bernama Emily hanya melenguh, lalu berbalik badan sambil menarik selimutnya sampai menutupi kepala untuk menghindari silau terang mentari.
Pria itu mengecek jam tangannya. Mereka bisa terlambat. Akhirnya dia berpindah ke ujung ranjang untuk menggelitik telapak kaki Emily. Sontak saja gadis itu menggeliat terbangun. Sensasi gelinya membuat kaki mulus Emily menendang-nendang udara. "Okey, okey, kak! Aku bangun!" teriak Emily menyerah. Maka, upaya kecil pria itu pun berhasil untuk membuatnya bangun.
"Sekarang, mandi dengan cepat!" perintah Evan, disambut bibir cemberut Emily. "Aku masih mengantuk, kak~" rengeknya dengan manja.
Lalu Evan kembali ke sisi ranjang dan menarik lengan Emily, sampai gadis itu terduduk. "Semalam kau tidur jam berapa, huh?" tanyanya duduk di tepi kasur. Emily jadi bungkam. "Aku tidak ingat," jawab gadis itu kemudian cengengesan.
Seketika raut muka pria itu menjadi datar. "Kakak tahu kau semalam baru tidur dini hari. Apa perlu kakak laporkan pada ibu?" ancamnya.
"Jangan dong kak. Nanti uang jajanku dikurangi," ucap Emily.
"Ya sudah, sekarang cepat mandi. Kakak tunggu di meja makan," kata pria itu beranjak.
Sedangkan Emily yang masih terduduk di dalam bathtub, tampak cemberut dengan wajah basah menatap pintu kamar mandi dengan tajam. "Dasar kakak menyebalkan! Padahal aku baru tidur jam tiga pagi...." keluhnya. "Pasti mataku jadi seperti panda!"
Tiga puluh menit kemudian Emily sudah menuruni anak tangga sambil membawa tas punggung di pundak. Dia menghampiri kakaknya yang terlihat duduk menunggu di kursi makan. Sarapan tersaji mewah di meja porselen.
Emily duduk di hadapan Evan dengan meletakan tasnya di kursi samping. Mereka makan tanpa obrolan. Sesekali manik Evan mengerling ke depan hanya untuk memperhatikan adik perempuan.
"Emily," panggil Evan.
Emily mendongak dari makanannya.
"Rambutmu tidak cocok kalau diikat begitu. Lepas ikat rambutmu," titah Evan sambil menunjuk-nunjuk rambut Emily. Rambut gadis itu diikat ekor kuda. Bagi Emily itu hal yang biasa. Tapi jarang dia lakukan selain hanya dibiarkan tergerai.
"Kenapa?" protes Emily.
"Wajahmu jadi jelek," ejek Evan.
Emily memelotot kaget. "Tidak mau. Sekarang musim panas, aku mudah gerah," elak Emily membantah perintahnya.
Lalu, Evan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Pria itu menyodorkan beberapa lembar dollar pada sang adik.
Uang itu berjumlah lima ratus dolar. Diberikan oleh tangan Evan dari hadapan. Karenanya, Emily menatap Evan dengan ekspresi bersemringah.
"Uang itu untuk jatah jajanmu dalam sehari kecuali hari libur," ucap Evan. Jumlah uang jajan Emily bertambah dua lembar dari normalnya.
"Sungguh, kak? Asik!" Emily langsung mengambil uang itu. Dia menghitungnya lagi dengan senyum lebar. Lima ratus dolar, lumayan cukup untuk membeli kebutuhan hobinya nanti. Itulah yang Emily rencanakan ketika menerima uang jajan lebih dari kakak.
"Terima kasih, kakak!" riang Emily begitu senang.
Tapi tunggu, kenapa tiba-tiba kakaknya menambahkan jatah uang jajan? Emily mendadak curiga pada Evan. Apakah ada maksud terselubung?
"Ngomong-ngomong, nih. Kakak sedang tumben apa?" kata Emily bertanya.
"Itu tambahan dari uang pribadi kakak. Jadi, gunakan dengan bijak. Ingat, aku maupun ayah dan ibu tidak mengajarimu untuk menghamburkan uang dengan sia-sia," ucap Evan mengingatkan nasihat orang tua mereka.
"Baik, kakak!"
Senyum tulus terukir di bibir datar Evan.
Mereka berangkat bersama menggunakan mobil Bugatti hitam. Ketika lajunya berhenti di depan gerbang sekolah yang ramai akan murid-murid, sebelum melangkah turun ke luar, Emily mencium pipi Evan dengan sangat cepat. Sampai-sampai Evan terdiam beku hingga mobil melanjutkan lajunya lagi. Diam-diam dia memegang pipi sebelah kiri yang barusan disinggahi bibir lembut Emily.
Sedangkan Emily segera bertemu teman akrabnya bernama Sherin, dan mereka berjalan bersama menuju gedung sekolah. "Apa tadi diantar kakakmu lagi?" tanya Sherin, setelah melihat sekilas sosok kakak Emily di dalam mobil tadi.
Emily mengangguk mantap. "Ya. Kenapa?" balasnya bertanya.
"Bisa tidak sih ketampanan kakakmu dibagi rata? Bisa-bisanya kau punya kakak setampan aktor begitu. Tahu tidak, bisa bahaya kalau anak sesekolahan tahu." Sherin namanya. Dia adalah sahabat dekat Emily sejak tahun pertama high school. Rambutnya yang pendek, dan jaket yang tak ketinggalan di pinggangnya menjadi ciri khas Sherin sebagai gadis tomboy.
Emily mengeryitkan dahi. "Bukankah ada banyak pria tampan yang pasti sering mereka lihat di internet sebagai aktor ataupun idol, bukan? Harusnya melihat pria taman adalah hal biasa bagi mereka."
Gelengan kepala Sherin menjawab pendapat Emily. "Mereka menyukai pria tampan. Terlebih kakakmu benar-benar terlihat seperti figur animasi yang sempurna yang mustahil hidup di dunia ini." Sherin sudah pernah melihat rupa kakak Emily sewaktu pertama kali ke rumahnya untuk mengerjakan tugas sekolah bersama. Sudah dapat ditebak bagaimana reaksi Sherin saat itu. Emily hanya mendengus menyadarkan lamunannya.
Emily merotasikan mata dengan jengah. Pujian terhadap kakaknya membuat dia merasa kian sebal. "Jangan tertipu pada ketampanan kakakku. Sebenarnya dia sangat menyebalkan," cibir Emily.
"Meskipun menyebalkan, kau sangat membutuhkannya, bukan?" goda Sherin dengan senyum menyeringai. Emily melirik dengan kaget seolah perkataannya itu terdengar menggelikan.
"Yaa! Aku membutuhkannya untuk kumanfaatkan dengan baik~" rengek Emily menyerah. Tidak salah juga, akan tetapi sebagai adik, Emily sering dibuat kesal oleh Evan selaku kakak yang terkadang bersikap semaunya sendiri seperti halnya memerintah dia untuk hal-hal yang tidak penting sama sekali.
***
[SISTER COMPLEX] "Dicintai begitu gila oleh kakak sulung adalah nasib naas bagi Cecillia." __ Aku pernah berharap untuk dicintai keluargaku. Tetapi aku tidak pernah berharap dicintai begitu gila oleh kakak sulungku yang setengah waras. "Kau milikku, Cecil." "Aku milik diriku sendiri!" Carlo menggeleng. "Kau milikku sejak dalam kandungan. Kau terlahir untuk ditakdirkan menjadi pasanganku. Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku." Jiwamu sudah sakit, Carlo. "Jangan bodoh. Kau adalah kembaranku. Bukan milikmu," tegasku sudah berulang kali mengatakannya sampai terasa bosan.
Serene kabur dari perjodohan konyol, lalu terjatuh ke dalam galian tanah dan terbangun di dunia asing yang modern. Dominic tidak menyukai wanita, mendadak harus mengurus seorang gadis aneh di rumahnya.
Erina pikir dia bisa mengusir tutor baru itu. Namun yang dia alami malah membuat dirinya terikat dengan tutor baru itu.
Irena tidak pernah menyangka adik laki-lakinya memendam perasaan terlarang kepadanya.
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..