/0/10365/coverbig.jpg?v=20250122182623)
Seorang wanita muda yang terpaksa harus masuk ke dalam istana karena ia menjadi pilihan Kaisar untuk dijadikan selirnya.Seorang Kaisar sudah biasa memiliki banyak selir untuk mendapatkan pewaris tahta sesuai dengan kualifikasi kerajaan.Untuk itu Kaisar Lu Yin kembali mencari seorang selir untuk mendapatkan Putra Mahkota yang diinginkan. Dari Permaisuri Xin Shi,Kaisar Lu hanya memiliki seorang Putri sementara dari Selir Yin masih belum mendapatkan keturunan karena Selir Yin sempat mengalami keguguran di usia kandungan yang masih sangat muda.Sementara Selir Ban masih hamil dan belum dapat dipastikan berjenis kelamin apa.Karena Kaisar Lu tidak sabar dengan kehamilan Selir Ban yang masih di trimester awal itu,ia mencari wanita untuk ia jadikan Selir selanjutnya. Pada akhirnya Kaisar Lu menemukan wanita cantik bernama Xi Yi yang merupakan putri dari seorang tabib istana yang berwajah cantik,berhati lembut dan pandai dalam pengobatan yang ia dapatkan dari sang ayah.Xi Yi pun masuk ke dalam istana dan mengikuti segala tatacara untuk menjadi seorang Selir dari seorang Kaisar. Bagaimana cara seorang wanita biasa menjadi Selir Kaisar dengan banyaknya wanita lain di sisi Kaisar?Baca novel ini untuk kisah lengkapnya...
Pagi itu Xi Yi sedang meracik obat untuk membantu ayahnya yang merupakan tabib kerajaan bernama Tabib Tang.Sementara Tabib Tang sedang menyiapkan beberapa ramuan lain untuk berbagai obat beberapa penghuni istana kerajaan yang sedang sakit.Prajurit yang kembali dalam peperangan dengan membawa luka dari lawan perang mereka mendapat perawatan pula dari Tabib Tang.Ayah dan anak itu begitu sibuk dengan aktifitas mereka pagi itu sehingga mereka yang tinggal berdua karena istri Tabib Tang yang telah meninggal,harus bekerja berdua agar ramuan tersebut segera terselesaikan.
Saat mereka sedang asyik meracik ramuan tradisional untuk pengobatan para prajurit yang sedang sakit,tiba-tiba pengawal kerajaan ke rumah tabib Tang.Mereka memberi kabar kepada Tabib Tang bahwa putri semata wayangnya Xi Yi harus ikut ke istana saat itu juga.
"Mohon maaf bukannya saya menolak perintah Kaisar,Tuan.Tetapi ada apa sebenarnya sehingga putri saya harus datang ke istana?Apakah putri saya melakukan kesalahan kepada Yang Mulia?"tanya Tabib Tang.
"Tabib Tang tenang saja karena ini adalah masalah pribadi sehingga Nona Xi Yi harus ikut ke istana saat ini!jawab sang pengawal.
"Saya akan ikut tetapi saya ingin pergi bersama ayah saya."sahut Xi Yi.
"Baiklah terserah Anda saja Nona saya hanya harus memastikan Anda bersedia ikut ke istana."balasnya.
"Baiklah kalau begitu kita pergi sekarang juga!"ajak Xi Yi.
"Mari Nona,Tuan!"ajak pengawal tersebut kepada ayah dan putrinya tersebut.
Dengan memakai kereta berkuda mereka di bawa menuju istana untuk menemui Kaisar Lu.Selama perjalanan menuju istana,Tabib Tang merasakan gundah dalam hatinya dan beberapa kali ia bertanya kepada putrinya dengan apa kesalahan yang pernah ia perbuat hingga putrinya tersebut harus menemui Kaisar Lu.
"Apa kamu melakukan kesalahan Xi Yi?"tanya Tabib Tang.
"Tidak Ayah.Bahkan aku tidak tahu mengapa aku di panggil.Jujur aku juga tengah cemas saat ini,Ayah."jawab Xi Yi.
"Semoga saja ini bukan sebuah sesuatu yang bisa membuat kita dalam kesulitan."seru Tabib Tang.
"Semoga saja,Yah."harap Xi Yi.
Tak lama kemudian mereka sampai di Istana Sanbai.Ini bukan pertama kalinya mereka datang ke istana tersebut tetapi rasanya jantung mereka berdebar-debar tak karuan saat memasuki istana Sanbai.Kereta kuda berhenti membuat Xi Yi dan ayahnya turun dari kendaraan tersebut lalu melangkahkan kakinya mengikuti pengawal yang mengarahkan mereka menuju ruang pribadi Kaisar Lu.Xi Yi hanya bisa menundukkan kepalanya karena ia menjadi pusat perhatian pelayan dan Selir Yin yang kebetulan berpapasan dengan mereka saat ingin menuju taman istana bersama kedua dayangnya.Selir Yin yang sedikit arogan dan pencemburu memandang Xi Yi dengan kesal tanpa berniat menyapanya.Sebelumnya ia tahu jika suaminya itu akan mengangkat seorang selir kembali karena sudah tidak sabar untuk segera mendapatkan Putra Mahkota.Wajah cantiknya itu tidak menunjukkan keramahan sama sekali kepada keduanya tetapi Xi Yi mengabaikannya karena sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu.Lagipula mereka kalangan bawah tidak diijinkan untuk mengangkat kepala di depan anggota keluarga istana sehingga kedua orang tersebut tidak tahu ekspresi dari Selir Yin.
Tak beberapa lama kemudian mereka telah sampai di salah satu ruangan yang bisa dipastikan bahwa itu adalah ruangan pribadi Kaisar Lu.
"Yang Mulia,Nona Xi Yi datang bersama Tabib Tang!"seru pengawal yang mengantar mereka.
"Suruh mereka masuk!"jawab Kaisar Lu dari dalam ruangannya.
Setelah mendapatkan ijin dari Kaisar Lu,pengawal tersebut membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan Xi Yi dan ayahnya masuk lalu menutupnya kembali saat mereka telah berada di dalam ruangan tersebut.
"Duduklah!"titah Kaisar Lu kepada keduanya.
"Terima kasih Yang Mulia."sahut Tabib Tang dan Xi Yi bersamaan.
"Apa kalian sudah tahu apa alasan aku memanggil kalian kemari?"tanya Kaisar Lu kepada keduanya.
"Maaf Yang Mulia saya dan putri saya sama sekali tidak tahu apa-apa."jawab Tabib Tang masih dengan menundukkan kepalanya.
"Baiklah akan aku jelaskan mengapa aku ingin bertemu kalian saat ini."seru Kaisar Lu.
"Kau tahu sendiri bukan jika sampai saat ini aku belum juga di karuniai seorang Putra Mahkota untuk mewarisi semua yang ku punya!"seru Kaisar Lu.
"Saya tahu Yang Mulia."jawab Tabib Tang.
"Untuk itu aku ingin mempersunting Xi Yi untuk aku jadikan selirku!"seru Kaisar Lu.
Kedua orang di hadapan Kaisar Lu itu tampak terkejut dan hanya bisa saling memandang satu sama lain.
"Maaf Yang Mulia.Apakah pantas putri saya yang seorang kalangan biasa ini bersanding dengan Yang Mulia?"tanya Tabib Tang meyakinkan.
"Sejak kapan selirku harus dari kalangan atas?Aku merasa Xi Yi pantas berada di sampingku dan melahirkan Putra Mahkota untukku."sahut Kaisar Lu.
"Mohon maaf Yang Mulia,saya menyerahkan semuanya kepada Xi Yi mengenai keputusan ini."jawab Tabib Tang.
"Bagaimana denganmu Xi Yi?"tanya Kaisar Lu pada Xi Yi.
"Saya tidak tahu harus bicara apa Yang Mulia karena saya takut salah mengambil keputusan."jawab Xi Yi.
"Aku hanya butuh jawaban "Ya" atau "Tidak" darimu."desak Kaisar Lu.
"Aku akan mengangkat ayahmu sebagai penasehat pribadiku setelah pernikahan kita agar kau tak khawatir dengan ayahmu yang akan tinggal seorang diri.Dengan begitu Tabib Tang bisa tinggal di Istana Sanbai bersama kita!"terang Kaisar Lu.
"Baiklah Yang Mulia saya bersedia!"sahut Xi Yi.
"Kalau begitu upacara pernikahan akan berlangsung besok di Istana Sanbai ini."sahut Kaisar Lu.
"Baik Yang Mulia besok kami akan kembali kesini."sahut Xi Yi.
"Kalian tidak perlu kembali karena mulai sekarang kalian akan tinggal di lingkungan istana ini."seru Kaisar Lu.
"Baiklah Yang Mulia."sahut Tabib Tang.
Setelah itu Tabib Tang dan Xi Yi keluar dari ruangan Kaisar Lu dan di antar oleh seorang pengawal menuju kamar mereka masing-masing.Tetapi saat Tabib Tang sampai di kamar yang diperuntukkan untuk Xi Yi,ia mengajak Xi Yi bicara berdua dan meminta pelayan meninggalkan mereka di sana berdua.Segera Xi Yi menutup pintu kamarnya lalu memulai perbincangan dengan ayahnya yang saat itu telah duduk di sana.
"Apa kamu yakin dengan keputusanmu itu Xi Yi?"tanya Tabib Tang pada Xi Yi.
"Apakah Kaisar bisa menerima penolakan kita,Ayah?"tanya Xi Yi.
"Aku tidak mau jika kamu melakukan ini dengan terpaksa dan kamu terbebani karenanya."sahut Tabib Tang.
"Tenanglah,Yah!Aku tahu pasti dengan keputusanku untuk menerima tawaran ini."sahut Xi Yi.
"Disini kita tidak hanya di kelilingi orang baik saja Xi Yi tetapi juga kita harus waspada dengan orang yang akan menjatuhkan kita."saran Tabib Tang.
"Sebenarnya aku juga tidak ingin mengambil resiko demi menjadi selir Yang Mulia tetapi aku rasa kita akan baik-baik saja berada di dalam istana ini."jawab Xi Yi.
"Tapi aku ragu dengan ucapanmu itu tetapi aku akan sebisa mungkin membantumu jika kamu dalam kesulitan."sahut Tang.
"Terima kasih atas dukungan yang ayah berikan karena bagi Xi Yi itu sangat berharga."balas Xi Yi.
Setelah bicara berdua,Tabib Tang langsung menuju kamarnya untuk beristirahat di dalam kamarnya.
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
||Mafia Love Story|| Dewasa|| BDSM Story Angela adalah gadis yang tidak diinginkan oleh semua orang. Buangan. Buruk rupa. Hancur. Tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta. Ataupun harapan akan kebahagiaan. Hidupnya tidak pernah menjadi miliknya. Hingga suatu hari, ia dipaksa untuk menggantikan kakak tirinya menikahi seorang pria. Pria yang tidak pernah dikenalnya. Pria yang tidak pernah di temui atau dilihatnya. Pria yang dikenal kejam, buas, possesif... Ketua mafia LaRocca. Dimitri LaRocca.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"