tempat kerja yang rapi. Setiap membuka mata, Berona akan merasakan ranjang yang
nya dem
i abu-abu yang asing. Leher dan sekujur tubuhnya terasa kaku, bahkan ka
Terkesan seperti berada dalam pesawat ruang angkasa. "Ah, benar. Pesawat yang kutumpangi me
ini Berona, di sini Berona. Aku berhasil selamat da
ada ja
engarku?" Perempuan itu mencoba lagi, tetapi t
rubahan. Hingga dia menemukan tombol merah. Ketika dipijit, pintu ruang besi itu
uar dengan tertatih, dia bertemu seorang pemuda berpakaian rapi. Begitu rapi hingga terkesan kontras den
enyapa dengan riang. "Bisakah kau memberit
pan berkulit putih itu justr
antakan. "Bukankah kau penyelamat yang diutus untuk mencariku? T
a aku dan dirimu di hutan ini." Dia melongok da
Mereka seharusnya sudah mengerahka
dak peduli dan bersiap pergi saat t
Setidaknya, bisakah kau menun
sudmu, ibukot
g yang mengetahuinya, tapi syukurlah, sepertinya k
n itu justru menu
menge
itu adalah laut," protesnya. "Ah, jangan-jangan
an kembali menunjuk ke laut. "Di san
terbuka dengan terkejut. "Jakarta, ma
pria itu tetap datar saat
nya berputar sebel