pertamanya dituduh sebagai pengemis. Jujur, ada rasa sakit di dalam hati sebenarnya. Tetapi dia menco
buhnya. Pertama sendal jepit berwarna hijau, ketebalannya sudah lumayan tipis.
ih masih bagus. Hanya saja warnanya kelunturan dengan bajunya yang berwarna
Jenny memandangi rumah mewah itu dari balik celah gerbang. Terlihat sangat indah sekali. Jujur, dia belum pernah masuk pada rumah sebesar
na. Dia sendiri bingung untuk pergi kemana dan menurutnya
i rumah Bima atau bukan, mungkin kala
ana yang mencoba membukakannya. Jenny yang tengah nongkrong di samping gerbang itu se
amata, dia memakai setelan jas dan terlihat
ku
ng satpam yang lagi-lagi meng
tangannya dari jendela, memberika
ny menggeleng cepat. "Aku hanya mau
pa?" Pria berkacamata mata itu langsung me
encari ibu susu. Aku bersedia menjadi ibu susu anakn
neh, sebab Jenny tampak masih belia tetapi ingin menjadi ibu susu. "Ibu susu itu menyusui bayi, No
Pak." Jenny me
tung kala melihat ke arah dada yang cukup montok itu
a tangannya ke arah dada, dia merasa tak nyaman diperhatikan s
langsung mengalihkan pandangan ke arah lain. "Kalau begitu ayok mas
y membuka tas kecil yang dia tenteng dipergelangan tangannya, lalu memberikan KTP dan selembar kertas yang d
." Budi berjalan lebih dulu masuk ke
kl
emencet bel, wanita itu tampak mengerutkan keningnya
an sopan lalu melebarkan pintu untuk m
menjadi ibu susu Nona Kaila." Budi menoleh sebentar pada Je
Kaila. Salam kenal." Weni m
Jenny tersenyum da
saja Jenny ke kamarnya Non
u susu, tetapi kalau orangnya sendiri tak ada rasanya Weni takut. Sebagai babbysitter tentu dia ak
anti saya yang ak
sudah, ayok J
n langkah Weni, gadis itu pun menatap Budi. "Maaf sebelumnya
. "Iya, kamu ti
au terdengar lancang." Jenny menundukkan kepalanya, dia
a dengan pertanyaannya gadis itu. "Kalau kam
a mubazir lebih baik untuk bayi yang membutuhkan, Pak," jelas Jenny yang m
nggak dibayar ngg
oleh diizinkan aku mau tingg
aneh di telinganya, ternyata masih ada orang yan
ak ada yang gratis dan Pak Bima nggak mungkin juga menyewa ibu susu tanpa digaji. Masala
n belum apa-apa dia membayangkan uang ditangannya,
kecil lalu tersenyum, kemudian dia pun be
*
kl
ar Hello Kitty. Banyak berbagai macam boneka dan mainan di
u ranjang bayi yang cukup besar, menghampiri Weni yang baru sa
usui dia." Weni memberikan Kaila ke arah Jenny, gadis itu terliha
nya, Mbak? Nanti kalau
Weni mengajak Jenny untuk duduk di atas kasur yang berada di dekat
uga mengendongnya hanya sebent
ng sabar, ya?" Weni mengusap pung
k apa
itu perlahan dia pun menarik kaosnya ke atas, lalu menyembulkan
da yang mirip kacamata itu terlihat sudah tak layak pakai, busa pada c
sudah menganga, tetapi tangan Weni langsung menghalanginya
pa, M