lokasi restorannya. Dari kejauhan terdengar sirine mobil polisi yang cukup ribut dan sangat berisik. Tidak biasanya seberisik ini, tapi Viola tidak ambil peduli. Tubuhnya cukup letih, sudah bek
a sampai di rumah dan meluruskan punggung serta menselonjorkan kakinya yang sangat pegal. Tetapi, kaki Vi
tanpa sengaja dia tendang tersebut adalah kaki manusia, posis
manusia tersebut. Pandangannya menge
udah waktunya tengah malam, suasana di kota Fortaleza akan berubah sediki
akang tubuh manusia tersebut dan membaringkannya telentang untuk melihat wajahnya. Jika berwajah seram, Viola tidak akan menolongnya, tentu saja! Kuatir nanti dia m
kakinya, tapi tetap tidak ada respon sama sekali. Mata pria itu terpejam, di pipin
ergeletak di bawah kakinya itu. Viola mencoba membuka jas yang di gunakan oleh sang pria, da
dung sang pria yang masih terasa hembusan nafasnya meski s
skannya kasar. "Kakakku pasti akan marah jika aku mem
uka apalagi sekarang kondisi pria yang dia temukan berada dalam kondisi pingsan. Sesaat Vio
atu toko deretan restoran tempatnya bekerja. Lalu membawa gerobak tersebut ke dekat tubuh pria yang terluka, dan dengan susah payah Viola akhirnya berhasil
ndorong gerobak yang membawa tubuh seorang pria. Pria yang dalam pi
gsan sampai di rumahnya. Lampu rumahnya masih dalam keadaan mati yang berart
dosa sehingga tubuhmu sangat berat sekali untuk ku bawa ke rumah dan membe
hingga jadi berat, me
biaya dan dia tidak ingin merepotkan kakaknya yang menurut Viola adalah pengangguran kelas kakap, ta
posisi lukanya di bagian mana saja. Bagian perut dan pundaknya terlihat bolong seperti luka tembak, darah segar masih terus
ada seadanya, bertahanlah! Ku harap kamu tetap bisa hidup dan aku
rkan peluru dari tubuh pria yang kini terbaring di lantai rumahnya tersebut. Di rumahnya juga masih ada stok cairan infus yang bisa dia berikan kepada pria y
sai mengeluarkan tiga butir peluru dari tubuh sang pria
ang baik hati ini. Jika kamu bertemu orang lain, kamu mungkin akan dibiarkan mati kehabisan darah di tempat sampah
ola sedikit bergerak
a kasihmu," ujar Viola terkekeh, mengelap wajahnya sendiri dari keringat
ria, tidak sempat merapikan peralatan operas
mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, dia berbaring di lantai dan ada seorang gadis muda yang meringkuk di sebelahnya juga per
tuk melihat ke bagian perutnya yang sudah di
nfus di pergelangan tangannya juga tinggal sedikit. Jemari Andreas yang pan
usku sudah mau habis, cepat ganti!" ucap Andreas masih
, dia berpikir itu adalah nyamuk dan
" panggil Andreas se
ngat mengantuk!" igau Viola yang berpik
, dengan jari jempol dan telunjuk
nya sudah mau habis, apakah k
akaknya yang suka iseng padanya. Lalu dia membuka kedua matanya da