h aku,
emahkan sistem kerja otak sang pria yang saat ini sedang berdiri kaku.
ihnya semaki
tal dilakukan pria itu. Yakni, melepas jas yang membalut tubuhn
u .
bir sang gadis. Sehingga, kata-kata umpatan d
meja putih tanpa dasi itu men
sihnya. Gadis yang selama lebih dari 15 tah
ali
bagai isyarat. Tanda bahwa tanpa suara, me
begini,
rsenyum. Mencoba bernegosiasi supaya sang kek
terus melakukan ini. Apalagi ketika mereka berada di
kita belum menikah," ucap pria itu lembut
las. Bahkan, tidak perlu dii
Beralih meraih dagu sang kekasih un
engan sungguh-sungguh. Sorot matanya memancarkan binar-bin
kewarasan yang harus dipertanyakan mengecup bibir tipis T
n dan membalas dengan pagutan lembut. Membiarkan Gavin y
ikan kuat di leher membuatnya tak memiliki daya
membalasnya. Maka dari itu, tidak butuh waktu lama b
menyudahi, gadis itu malah memperdalam. Sehingga, tak ada cel
dari ponsel Gavin berbunyi. Dengan tak rela, Thalia menarik diri
kabut gairah. Cukup menjadi bukti bahwa ci
da Thalia yang menatapnya tanpa kedip. Lalu, ia mengge
lo,
yang membuat Gavin menj
ersama Tha
ami baru saja selesai menghad
. Malam nanti ajak dia pula
p sang kekasih penuh tanya. "Mama kange
menga
n akan pulang b
nita 54 tahun itu. "Mama t
lan te
orongan dari mana yang membuat ia mengulurkan jari
tersenyum, lalu mengecup kembali bibir Thalia sebelum ia berbalik.
na putih itu menaikkan sa
keluar. Tetap
di tubuhnya. Seolah tidak ada siapa pun di sekitarnya, ia bangkit
emandangan saat ini bukan yang pertama, tapi
olong ban
ia berbalik, tampak punggung mulus itu seolah me
yang menyadarkan Gav
n kembali. Tak seperti biasanya, kali ini ia mendekatkan wajah
bah pikiran?" ta
dengan cepat menarik diri. Ia tampak
ta
alia mendekat dan memeluknya dari belakang. Dalam sekejap, tubuh Gavin menegan
h ulang tahunku ke 21 yang sampai saat ini belum kau pen
ya Gavin yang ia inginkan menjadi satu-satunya pria untuk menjadi suaminya.
ntaan Thalia, yang sulit untuk ia penuhi itu. Tak berniat mengu
adi kekasihnya itu. Tak ada yang berubah. Tatapan penuh cinta di kedua
kedua pipi tirus Thalia dengan
ngan penuh kesadaran dan kesungguhan ia mengucap
dengan orang tuaku dan se
t. Dalam sekejap butiran-butiran kristal i
n, ka
Sayang," sahut Gavin
yang cukup mendeskripsikan perasaannya saat ini. Bahkan ia nya
a Gavin kemudian. "Kau bisa menun
enunggu. Lebih dari 10 tahun saja ia sudah melew
Thalia mengangguk patuh.
embali pakaianmu. Kita harus
ra, Gavin tak melepaskan genggaman tangannya pada sang keka
a dan membawa gadis itu memeluk erat lengannya. Persis seper
adis yang baru menginjak Sekolah
a keluar dari dapur dan segera menyambut p
elepaskan tangannya dari lengan Gav
sini, Sayang," protes Deni
khir-akhir ini Thalia
baikan Gavin yang hanya menggelengkan kepala, melihat keakraban
halia tangan duduk manis di samping kekasihnya, yang akan mengantarkan ia pula
ke jalan raya meraih tangan Thalia dan mengecupnya
pa
ara kau dan Mama." Teringat kembali bahwa kekasihnya itu sempa
nggeleng.
ya dengan tiba-tiba. Bukan untuk berbicara, tapi hanya diam
melakukan sekarang bukan?" desis Thal
t. Ia memejamkan matanya l
mparkan tatapan menggoda yang serin
ulu sebelum membawa Papa dan Mama datang?" tanya Gavin kemudian. Tata
n kita bisa menikah," jawab Thalia enteng. Bagaimanapun ia tidak ingin melihat lagi
ngecup punggung tangan Thalia, dan kemudian m
mewah yang memiliki keamanan tak main-main, ia segera menemukan mobilnya te
am Thalia yang masih b
dokter
dan kerutan itu semakin banyak tatkala ia melihat sang a
atu langkah lebih
ti melemparkan ta
mbung
H LIAR SANG CEO YANG SUDAH TAMAT. KALAU KALI