ngan tidak mengingat lagi peristiwa di gua itu. Ia menganggap misi untuk membunuh Jona
teramat sangat dan membuat ia terpaksa harus diam sejena
sebuah bayangan hitam yang membentuk siluet seorang manusia yang sedang melayang tak jauh darin
mbil melotot dan melemparka
," ucapnya lagi sambil memijat keningnya
p biasa dan kembali mempelajari mi
baca salah satu lembar kertas yang berisi i
al bisa terlibat dalam kasus penyelundupan heroin bersama dengan Jonathan
wan. Ia sering memberi bantuan dan menggalang dana
dunia dan menjadi wabah bagi generasi muda!" ucap
ur, karena menurutnya itu hanya topeng. Ada sesuatu yang
ak tumbuh tunas baru yang berakar kuat," gumamn
rkas dalam map itu, ia tersontak kaget
u cepat?!" ucapnya dengan nad
orang agen dari salah satu produk iklan di sebuah restoran
tu baginya untuk bersantai. Walau ia tahu, sangat tida
di mana tidak ada ketenangan sama sekali seperti restoran pada umumnya. Apalagi letak meja nomor dua belas, posisinya seperti di pojok dan m
ergumam sambil
rapa kemungkinan yang akan terjadi ketika mengguna
a sambil menj
apa yang diinginkan, ia pun m
*
an har
ihat sekeliling, mencoba mencerna situasi. Pikirannya bervisualisasi dengan pandangan matany
t gelisah merencanakan sesuatu. Namun, Rodolfo mengabaika
sempit, ia menghe
rasakan adanya pergerakan yang meng
seorang pria yang b
ke arah pria itu. Namun dengan sigap pria itu menangkap kaki R
pria itu hingga jatuh tersungkur. Tanpa membuang waktu, ia lal
a maumu?" ta
olfo melihat bahwa tangan pria itu meraba pinggangnya sendiri, hendak mengambil pistol. Nam
uncratkan darah segar, matanya melotot, mulu
ke balik jaket. Namun, ia merasa penasaran dengan pria yang baru saja ia cabut nyawa
ya sambil mengge
a sambil melangkah pergi saat mengetahui bahwa orang yang dia
*
hari
atas rel kereta api. Beberapa saat kemudian, sebuah kereta api m
bagi orang terlatih seperti Rodolfo. Ia berdiri dengan gagah di atas atap gerbong k
ngan. Setelah jarak dirasa cukup dekat dengan restoran, ia berdiri mengokang senjatanya. Terlihat ol
o
uat khusus agar mampu melesat lebih cepat dari peluru biasanya
membuat pria itu langsung jatuh tersungkur. Diego Sang Target pun langsun
an kembali pistolnya ke dalam jaket dan du
n menjadi panik. Begitu juga Sang Agen, ia yang melihat langsung semua kejmelintas dan tubuh Diego langsung terkapar. Ia seolah tidak percaya dengan yang terjadi, lalu menghampiriny
wa itu pun segera membubarkan pengunju