marah terhadap Cherry karena langsung membawa raganya di atas kasur dengan keadaan kumuh. Shasha merupakan tipikal gadis yang cinta
rus menyentuh kasurku langsung? Seharusnya kamu antarkan aku di sofa ruangan tamu terlebih dulu!" bentak Shasha kepada Cherry–sahabatnya.
" teriak
sama sekali, raut wajahnya sangat menyebalkan menurut Shasha, "Gimana udah selesai belum mara
sahabatnya. Namun, gadis itu tak sengaja bermain dengan kekuatan magic nya sehingga
an kedua tangan, perlahan gadis itu tersenyum saat mendapati seli
a tangannya dan mencengkeram kuat-kuat rambutnya. G
etelah mandi baru kamu b
lak. Kalau begitu
ii
ar menggunakan kekuatannya dengan mengangkat beberapa peralatan mandi untuk memahirka dirinya agar terbiasa menggunakan kekuatann
setia menerima setiap kelebihannya yang di s
a di balik pintu kamar mandi. Gadis itu hanya tertawa dan mengerjai
membuatnya semakin menggedor keras pintu kamar
gadis itu yang sedang menuang sampho ke atas kepalanya
Jumat, suasana tampak mendung dan menimbulkan kegelapan, mentari seakan bersembunyi dari di balik awan. Kilat menyambar nabastala sehingga membuat para penduduk bumi ketakutan dan menghen
eka cery dan mengabaikan suaminya yang tertidur di sebelahnya sedangkan nama Anindya di ambil dari kamus bahasa Jawa yang berarti sempurna, j
rambut panjangnya menggunakan handuk yang baru saja dia amb
h Cherry, gadis itu menatap heran kepada sahabatnya itu, "Sejak kapan kamu membawa handuk? Itukan h
ya menuju meja rias untuk memoles wajahnya. Shasha mengikuti langkahnya karena cu
kakinya dan memergoki Shasha yang s
li ini aku tak lagi berbuat usil. Soalnya aku aku cuma mau dandan
tanya Sha
ar," sahu
kembali melonta
kan butiran air yang keluar dari tangannya, "Ayo, masih gak mau mandi juga? Kalau gak mau ak
ulu," sahut Shasha terbiri
itu menggerutu saat mendapati kecurigaan dari sahabatnya itu, "Tapi gak enak juga ya menjadi seorang gadis aneh, yang obsesinya
ahil. Bagaimana bisa dia mencintai seseorang yang berada di dalam imajinasinya sendiri. Gadis itu mencoba untuk mewujudkan impiannya untuk bertemu
menjatuhkan dirinya di sebuah kasur empuk milik Shasha. Lagi-lagi gadis itu mencoba bermain dengan imajinasinya dan membayangkan keberadaan pa
ikannya dia nyata." Cherry menadahkan tangan, perlahan tetasan demi tetasan air mata terus berjatuhan membasahi tubuhnya
gadis itu khawatir jika Cherry kehilangan kekuatannya, bisa-bisa dia jatuh pingsan, "Jangan nangis dong, n
tapi aku sedih banget, Sya. Aku pengen ketemu sama pengeran idamank
sendiri udah ada tunangan malah di biki
ka sama Rama boleh ambil
ti orang yang tak waras ketika melihat caranya berbicara. Per
beranjak dari tubuhnya dan melangkah ke meja
sti kamu juga terpesona dengan pangeran tampan
n itu mustahil
adis itu masih duduk di samping kasurnya dan memperhatikan setiap g
rhatikan gerak-gerik Cherry melalui pantulan cermin, sedikit men
eperti sedang melihat sesuatu, dengan cepat gadis itu meny
ak lain adalah sahabatnya sendiri. Sementara Cherry hanya memasang wajah melas
sedang di sembunyikan Cherry, "Kenapa senyam-se