saat kemudian, barulah dia menyadari apa yang sedang dipikirkannya. "Ini tiruan yang aku pinjam dari temanku," bisiknya d
arloji itu dan memasukk
bil tersenyum dan melangkah mundur, menu
sampai dia bisa merasakan napasnya berti
ri bahwa normal bagi pria seperti Erwin untuk memili
a sempat takut karena mengira Erwin melakukan se
luarga Lisna memiliki beberapa pacar dan selalu berkencan dengan pria
adi kenapa pernikahannya belum dimulai
tuk memperkenalkan pacarku kepadamu," ucapnya, sengaja menaikkan suaranya satu desibel lebih tinggi. "Pacarku adalah Manajer Umum d
itu, Julita te
asa dengan penghinaan Jeslyn. "Ya, kita memang harus saling mengenal, tetapi pacarmu saat ini berbeda da
menjadi gelap, senyum
komendasikan Erwin untuk bekerja di Grup Jibran. Jika dia tidak cukup efisien untuk melakukan pekerjaan teknis, dia dapat melakukan pekerjaan sehari-hari sepe
sedikit pun. "Tidak, terima kasih." Erwin menjawab sambil tersenyum sopan. "Aku sudah terbiasa berkeliaran di luar. Bokongku
p Erwin dengan ganas dan kembali ke tempat
tiba dan buru-buru menyeles
ng, dan hanya dilengkapi dengan perlengkapan dasar sehari-hari. Julita bahkan merasa perlengkapan-perlengkapan itu merupakan barang-barang baru tambahan yang ditujukan han
mang kesulitan untuk meme
" ucap Erwin sambil mengangkat bahu dengan santai. Dia
tapi terlihat rapi. Bukan masal
n baik. Halaman depannya tampak rapi, dan rumah ini juga terlihat bersih. Namun, rumah ini
nya di kursi kayu. Pria itu sedang membuka kancing kemeja putihnya. Dia pun menelusuri pandangannya ke seluruh tu
lisah Julita. Dia lalu berhenti dan berjalan ke arahnya. "Kamu sib