da temaram cahaya lampion yang berpendar tergantung di depan teras pondok itu. Gadis itu terus berjalan ke arah pondok tua yang terbuat dari kayu tua yang nyaris lap
sekedar memenuhi dahaga penasaran yang bermukim di kepalanya. Dengan berjalan sedikit tersaruk-saruk melewati ilalang yang menjulang dia mendeka
asaran. Dahinya berlipat bagai akordion. Wanita yang berdiri mematung di hada
enggelam karena tiba-tiba terdengar dari kejauhan suara ombak y
anya berjarak satu meter. Namun wanita itu seketika berwajah pucat bagai kunarpa
as gadis itu terengah-engah seolah baru saja tenggelam dalam kolam lump
mimpi barusan adalah mimpi terburuk yang pernah dialami sepanjang hayatnya. Dia merasa senang berjumpa dengan wanita yang samar-samar mirip denganny
tan ... argh, aku ketiduran bahkan s
berse
untuk berjalan mengambil air minum yang terletak
glek
elas air putih dan d
siapa? Apakah ayahku salah satu pelanggan setia ibuku?" tanya Selina sembari mengusap wajahnya. Dia tak bisa membayangkan
g membangunkannya untuk melaksanakan shalat qiyamul lail di sepertiga malam. Lantas dia berjalan menuju kamar mandi untuk
anak Abah dan Ummi. Lantas ibu kandungku seorang pelacur ... ayahku? Aku tak tahu siapa ayah biologisku. Apa mungkin dia juga orang yang fasik seperti ibuku? Rasanya aku benar-benar terpuruk ya Allah. Ya Allah, tunjukil
i menahan gejolak kesedihan yang terkurung dalam dadanya. Malam itu s
wati pun sudah bangun seperti halnya Selina melaksanakan shalat tahajud dan membaca alquran. Terdengar di luar kamar pun Ummi dan Abah Selina berisik sudah mengobrol usai shalat malam. Namu
ikit sehingga dia bisa menghidu aroma udara yang segar saat pagi buta. Dia menatap kosong keluar. Namun seketika sekelebat siluet Aqsa m
ir dingin. Meskipun saat ini dia sedang memikul masalah yang teramat berat tapi dia tetap berusaha mengubur perasaan kalutny
mengajar kebanggaannya dan m
sekarang aku sudah men
angsung mengenakan seragam mengajarnya itu. Dia lupa kalau h
ng mengajar para santri di masjid sedangkan Ummi Sarah pergi ke pasar bersama Ceu Sari. Sementara itu Adam sedang pergi menuju rumah sa
aling berbisik tetangga dan terkekeh pelan. Selina ha
santriwati yang tengah mengapit
ggung ..." kata yang lain santriwati yang m
ya Selina yang penas
ngajar bukan?" kata santriwat
Selina sedikit ketus tak seperti biasanya. Para santriwati kag
ling pandang dan langsung berjalan terburu-buru menuju masjid karena me
sung kembali ke kamarnya dan menguncinya lagi dari dalam. Di dalam ka
eorang wanita memanggil Selina. Selina mengucek m
tok
k pintu kamarnya dengan pelan tapi penuh penekanan.
sam