tuk menemui mantan istrinya di kantor pe
pengacara itu. Dia mengucapkan terima kasih ke abang ojek la
ng bisa saya bantu?" sapa r
alu berkata, "Selamat siang, Mbak. Saya ada jan
rti kepadanya. "Ohh ada, Mas. Mohon tunggu sebentar, saya panggilkan du
pak sangat seksi memakai cocktail dress hitam yang menampilkan lengan dan paha putih mulusnya, dia juga menenteng tas tangan bra
sisi seraya menatap Mario. "Ada perlu apa Mas, kok tumben nyar
sedih, dan putus asa. Dia pun berkata, "Ros, rumah, mobil, da
menertawakannya. "Ahahahaa ..
jut. "Kok kamu mal
kebutuhan sehari-hari. Biasalah kaum wanita 'kan kebutuhannya
r lho, kamu sudah gila?!" balas Mario seakan tak percaya den
merah darah. "Banyaklah Mas, perawatan tubuh, beli tas, baju, arisan
ank hanya untuk digunakan berfoya-foya oleh mantan is
r, Ros! Kamu bersenang-senang di atas pe
ri! Berani nikahin aku, tapi uang belanja aja pelit. Wanita itu perlu duit buat merawat
mencintaiku?" tanya Mario dengan keheranan seolah dia tidak mengenali mantan istrinya itu. Perempuan yang sudah berbagi suk
. "Cinta itu apa, Mas? Nggak bisa bik
ama sekali tidak merasa bersalah atau pun prihatin dengan keadaannya. Malah seolah menghakiminya. Perasaa
ya saat mereka dulu berpacaran dan juga awal menikah. Sungguh berbeda dengan sekarang. Sepe
ning tabungan bersama yang dulu kita buat, masih ada kan?" tanya
gan heran. "Mas, rekening tabungan bersama yan
g itu seharusnya ada beberapa ratus juta, hasil dari kontrak
ya berdiri menunjuk-nunjuk muka mantan istrin
rgegas mendekati Mario. "
Aldo, Ros, takut ... mantan suami Ros, ngamuk-ngamuk dari ta
pengacara perceraiannya itu, Mario pun te
dengan Rosita?" cecar
enjawab, "Rosita sekarang adalah istriku, Mas.
t setengah mati. Ternyata tidak butuh waktu
ertinya dia salah pilih istri dulu. Benar kata ibunya ketika dia meminta restu untuk menik
ya. Mendingan pulang aja ...," ucap Rosita dengan
i pergi makan siang di Ma
t sekarang aja, Ros," ja
senyum dengan ekspresi penuh kemenangan merangkul bahu
sudah hancur. Dia memegangi kepalanya den
sudut matanya. Tak sanggup di
ini. Semua memujinya tampan, ganteng, seksi, hot, macho, dan
rcayaan dirinya sudah habis, dia merasa harga dirinya telah diinjak-injak tanpa dapat melawan
ty fitness yang glamor dan menjadi pujaa
ia tak tahu harus pergi kemana. Mario menyusuri trotoar hingga menemukan sebuah warung kaki lim
sayurnya satu," pesan Mario yang su
u tanpa mengeluhkan tampilan dan rasa nasi sayur yang ala kadarn