nya. Clara sudah terbiasa dengan sikap dingin Christian selama beberapa bula
a di dalam hati Clara, meski dia tahu perasaan itu akan selamanya bertepuk sebelah tangan. Ka
resikonya, cepat atau lambat ketika Christian merasa dia tak lagi istimewa baginya,
iajaknya Clara menuju sebuah butik mahal yang men
ucap Christian melepaskan p
nemaniku ke dal
erlama-lama," j
ikl
stian lagi, seraya menyerahkan sebuah kartu platinum pada Clara. Ketika Clara mas
angisan seorang anak laki-laki yang tak jau
bola mata berwarna hijau, dengan wajah menggemaskan sedang menangis kebi
ya Christian dengan intona
ya. Kedua matanya yang bulat terlihat lucu di mata Christian. Entah kenapa wajahnya
kanmu?" tanya Chr
n bajunya dijadikan lap untuk membersihkan
toko mainan. Mama tak sadar kalau aku sudah t
informasi, kita panggil mamamu, bagaima
rani ikut o
an," kata Christian sera
anya terus mengikuti gerakan orang-orang yang melintas di depannya,
ng jarang sekali diperlihatkannya. Senyuman itu terlihat begitu hangat. Ja
ibu dari anak itu. Dia meminta untuk segera mengumumkannya. Entah mengapa Christian begitu senang melihat wa
a seorang lelaki tua yang melintas di sampingnya seraya m
tut Audrey ketika tak satu pun orang yang ditanya menjawab
sah Audrey frustasi. Anak laki-laki satu-satunya, kesayangannya yang selalu ada b
i pengeras suara di mall. Menyebutkan ada seorang
nya microphone yang berada di tangan la
a pasti akan mengenali
ristian padanya. Jack pun membuka suara, "Mama! Aku
maian. Dia berlari sekuat tenaga, mencari bagian informasi. Saat dia menemukan tempat
pemandangan yang ada di depan matanya. Kedua matany
rsama Jack?" ucap A
ecil itu, tak sedetik pun dilepasnya pegangan pada tangan Jack. Christian sendiri tak mengerti, a
sih mengingat wajahnya, maka habislah Audrey. Audrey merasakan kedua telapak tangannya menja
an langsung dengan laki-laki yang membuatnya ha
etika sudah berada di ha
sa bersalah. Wajahnya menunjukkan dia tak mengenal pe
annya. Ah, seandainya s
Audrey menahan agar dia bisa menjaga emos
langsung menghambur ke pelukan Audrey ke
a Audrey kemudian m
stian terus memperhatikan wajah cantik di depannya tanpa berkedip. Dia merasa wajah itu
inya ingin buru-buru pergi m
tmu," kata Christian sekali lagi mem
ngenalku," jawab Audrey cepa
mnya. Keningnya mengerut menyatukan kedua alis tebal mi
akku," pamit Audrey. Dia harus segera pergi, jangan
adapan Christian. Christian yang tadinya ingin mengejar Audre
gejar perempuan itu?"
ah melihatnya, tapi aku lupa kapan ak
nya dengan wanita-wanita semalam yang dibayarnya. Sangat memuakkan. Tapi apa yang bisa diperbuat C
kasihmu," sindir C
ru, karena suatu hari aku akan melepasmu. Jadi tak perlu menyindirku. Sindiranmu tak mempan, justru kalimatmu akan
au, Chris!'