Aku Mas
kan pergi untuk inte
ari kantor Maximilian Corp untuk inte
an sarapanmu, nanti kau terlambat say
buatan Ibuku dan menghabiskan segelas susu coklat kesukaanku. Ini adala
oga berhasil." kata Ib
ku pergi d
uku lalu memasuki mobilku dan
ahaan Maxim
diterima di Perusahaan itu, karna Maximilian Corp adalah Perusahaan industri terbesar di Indonesia (dalam imajenasi penulis tapi) siapa sih yang tidak mau bekerja di Perusahaan besar seperti Maxi
rena Ayahku sudah meninggal saat aku masih di dalam kandungan dan aku anak satu-satunya mereka. Walaupun aku tidak tau dimana makam Ayah. Karena Ibu bilang Ayah kecelakaan pe
mbali
da Resepsionis dimana ruangan Mr.Maximilian, karena kemarin saat ditelpon katanya aku akan di interview oleh Mr.Maximilian atau C.E.O di Perusahaan itu l
nya ada di mana ya?" tanya
.Maximilian ini menatapku sebentar lalu m
" uca
a berterima kasih sebelum menghampiri ruangan Mr.Maximilian s
tok..
an tulisan C.E.O. Mr.Maximilian
pintu dengan agak sedikit keras berharap jika Mr.Maximilian akan mendengar suara ketukan pintuku. Tetap tidak ada jawaban, karena cukup kesal dan penasaran dengan suara yang terdeng
al
idak mengenakkan seperti hantu suster ngesot yang ada di Film hantu yang aku tonton minggu lalu bersama Ib
fa yang berada di dalam ruangannya. Aku menganga melihat hal itu, Bos macam apa ini? pertama kali masuk kantor sudah melihat hal yang membuat mataku tidak suci. Maafkan aku Tuha
u tidak perlu menempelkan kepala di pintu tadi. Tapi 'kan aku tidak tau jika ternyata
i siapa yang salah disini? Tentu
ou know lah, sok inggris! Aku kembali menutup pintu tidak mau melihat hal yang seh
membenarkan kacamataku yang sedikit merosot. Entah karena aku jatuh tadi atau karena mema
an ia menatapku dari atas hingga bawah dengan tatapan menilai. Aku tau aku tidak terlalu cantik wa
ximilian. jujur aku risih saat wanita cant
di sini?" tanya
dan menatapnya lebih jelas, karena sedari tadi aku hanya menunduk, seka
ahku dengan tatapan yang sangat tajam, setajam silet. Yang bisa membuat siapa saja past
g mengerutkan dahi heran. Lalu lagi lagi i
ahwa Mr.Maximilian yang akan meng-in
suk?" tanyanya s
ilet eh. Kok sekarang malah tersenyum manis banget semanis pare... Upss semanis gula ma
, sebelum aku selesai berbicara dia lan
itu dan langsung memasuki ruan
ihnya lalu siapa wanita yang sedang bermain k
us ambil pusing me
itu. Tidak mungkin kan kalau aku menjawab jika Mr.Maximilian sedang bermain kuda
sam