langkah menuju kamar terasa semakin berat. Ia tahu bahwa ia harus menjaga jarak, tetapi kenyataann

bagaimana rasanya menjadi seorang suami." Kalimat itu seperti pisau tajam yang menembus jauh ke dalam hatinya. Apa ma

asainya. Ia hanya seorang pembantu. Tidak ada ruang untuk perasaan ini,

ehadiran Reinhard yang datang dari belakang. Keira berbalik dengan gugup, da

denganmu, Keira," ucap Reinh

eda kali ini, sesuatu yang membuat kehenin

enjaga nada suaranya tetap netral m

lagi sekadar tajam, tapi seolah memaksa Keira untuk melihat lebih dalam. "Aku

a ingin mundur, ingin melarikan diri dari

ang hangat. "Aku... aku tidak tahu harus bagaimana. Aku terjebak dalam hidu

k seharusnya berada di sini, merasa seperti ini. Sem

u yang tak bisa ia hindari-keinginan yang kua

terhenti. Ada sesuatu dalam pandangan Reinhard yang menuntut

gan lembut. "Aku tidak ingin terus berpura-pura, Keira. Aku ta

n napas. "Tu

ik Keira lebih dekat, mengangkat wajahnya hingga mereka berd

lemas di hadapan pria itu. Semua yang ia coba hindari, s

ya, Keira tahu bahwa ia telah melewati b

h-olah dirinya terjaga dalam mimpi buruk yang menjeratnya lebih dalam dengan setiap detik yang berlalu. Ia mencoba meyakinkan diri

ana bisa ia menginginkannya, ketika ia tahu betul bahwa ia hanyalah seorang

kan dirinya tak lagi memiliki kendali atas apa yang t

ka ini berlanjut, s

ma, ia tahu bahwa ia tid

menatap kosong ke layar komputernya. Pikirannya juga kac

rlibat dalam perasaan ini. Sesuatu yang seharusnya tidak ada. Sesuatu

jauh ke dalam jiwanya. Tidak a