b
agi Bara. Teringat jelas dalam memorinya, keja
pat laporan tak mengenakkan dari istri mudanya Sisca. Tentang
mar mandi Pah! Untung saja kandungan anak kita tak apa-apa. Tskk, t
r laporan Sisca yang terdengar selalu ter
pedas, kemarinnya lagi soal Sisca di suruh jala
di kamar mandi, akibat perbuatan istri pertam
itu. Di ambilnya sebuah penggaris besi dari kamarnya, dan di d
g menemani Bara di sana, s
Plakkhh!!
h..! Ampun Ayah!! Saki
u, akibat sabetan penggaris besi sang ay
lempar sulamannya dan langsung berlari mendekap Ba
sekalian! Rupanya kalian belum puas kalau belum men
l mendaratkan sabetan penggaris
i keras, dia merasa cukup sudah kesabarannya selama ini
at sebelah dan suka menganiaya putranya sendiri. Putra yang dulu mereka 'usaha'kan de
Sisca ke rumah 4 bulan yang lalu, dan menyatakan b
rinya dan suaminya, yang berakhir den
pula, Marini dan Bara selalu di fitnah deng
dengar kata-kata dari Sisca ke
ari Sisca. Apalagi jika dia sedang ditinggal sendiri di rumah oleh ibu
u lidi, namun Bara akan diam dan tak melapor
u pasti ibunya yang akan tambah mende
yang begitu sayang padanya sudah tiada. Berganti dengan ayah yang pemarah,
mengulurkan tangannya. Sudut matanya telah basah dengan air mata tergenang, sakit dan
ahnya. Namun dia sudah terlanjur muak dengan suaminya sekarang, d
dibencinya itu. Pernah sekali dia 'menampar' Sisca, akibat d
kali oleh suaminya itu. Sakit sekali perasaannya, saat pria
uhuu!" Bara menyambut uluran tangan sang ibu, be
a di hatinya. Namun entah kenapa dia sama sekali tak bisa menaha
dapat uang sangu atau ucapan apa pun dari suaminya. Marini hanya membawa per
ya Bara pamit pada ayahnya, sa
annya," Marini menunduk dan berb
ah agak takut. Bara masih shock dengan sabetan penggaris bes
ngat, itu adalah salam te
a sambil menarik dan mencium tangan ayahny
saat mengatakan itu, dia seperti sedang melawan mati-matian bisikkanena 'guna-guna' oleh seoran
minal Purwokerto, dari terminal mereka naik an
arini baru 3 kali kerumah ayahnya yang sekarang ini, dulu dia pernah dat
cucunya itu dengan gembira, saat meliha
hal berat yang sedang di hadapi oleh putrinya itu. Dibiarkannya du
pir 65 tahun saat itu. Pakaiannya sederhana dan pa
adalah mengawal secara pribadi para pejabat tinggi bahkan Presiden, dan tak jarang di
asap'. Sebuah pasukkan yang di sangkal keberadaannya oleh negara, n
g sederhana? Tidak! Sesungg
kepengurusan rumahnya di Jakarta pada mantan bawahannya yang paling setia,
adi menantunya itu, saat dengan jujur Marini men
nantu dan istri mudanya itu. Namun Marini memohon sambil teris
isah dan meninggalkan semua ke
at itu! Tapi jangan larang bapak menurunkan 'kemampuan' bapak pad
lah sejak