hat rumah Ibu yang dulu, dan di perjalanan kembali Ibu ku m
yang ngobrol dengan
ya
ang dulu ternyata sudah berubah, kemudian Ibu bertanya ke orang sekitar yang ada di situ, kebetulan ada Bap
kalau Rumah Bapak a
siapa
hmat yang dulu p
tu Dek rumah-nya yang d
milik si
lah Dek, Juragan Johan, Adek
nakan-nya, cuman sudah
. Pona
, makasi
a i
tanah mereka di kuasai oleh Juragan Johan, ternyata
ngatakan kalau dia bingung akan kampungnya ini, sebab sudah banyak berubah, dan o
at ratus meteran dari sini, kami pun menyusuri jalan, pas di per
kan? anak-nya
ibu ken
kamu gak kenal
u, suda
i loh De
dulu jualan dek
as, kemana a
mana Bu, cuman di t
gak takut kalau di
emang ke
Ibu ceritain deh, sekarang ikut Ibu a
nak Sa
manya s
, Anak s
n, ya udah
lu menatap ke Bu Narti, sebab ini lah Perempuan ke dua yang Aku lihat selain Ibu se
ang tajam semua yang ada di dalam rumah itu, dan Aku
menggunakan tempat air itu, Aku kemudian melihat Ibu ku, dan
waktu keluarga mu meningga
Bu, di ru
gak datang saa
rang Bu unt
kalau gak bisa bisa nasib mu sam
u bisa mengorek informasi darinya, apa yang terjadi
ur sampai sekarang Laras belum
banyak sihir sihir-nya, dan katanya sudah banyak korban dari ulah Ayah mu! terus wa
, ada buktinya
a lagi, sudah kejadian, Makanya Ibu langsung mengajak mu ke sini, takut ada y
ebun kami kok bisa jad
sama dia, dan Ibu hanya dengar alm Ayah mu banyak utang ke Jura
m..
, terus sekarang
a Pulang B
ke Kota, kan cuman Pagi sama siang doang adanya
gak apa
bu sendiri di rumah ini,
ke Aku, langsung ku gelengkan kepala ku,
a datang ke rumah Bu Narti, dan mereka
gatakan, Anak dari Dukun Santet ada di sini! usir di
k ke rumah dan menarik Ibu dan Aku, Aku sendiri sudah ingin memangsa mereka, tapi
ra Bu Narti habis di marah marahin dan di hina oleh ora
li lagi melihat Kedatangan Kami ke kampung ini, makan mereka gak segan segan akan me
kami singgahi, di perjalanan Ibu sudah terlihat sangat lelah, apalagi kami belum makan, Akhirnya Kuputuskan
dan Ibu pun meneruskan perjalanan Kami, dan akhirnya kami sampai
n buruan Ku dua ekor Ayam hutan, segera Aku kembali ke gubuk, di sana kudapati Ibu masih terlelap, Api pun langsung kunyalakan dengan menggosok gosokkan bat