eph. Bulu kuduknya sampai merinding ketakutan. Untungnya, dia
puk keningnya, merutuki kebodohannya yang langsu
dia tidak menyangka kalau akan melihat adegan seperti tadi.
alu, takut, semuanya campur aduk. Yang dia sesali adalah dirinya harus melihat adegan seper
engantuk, tapi tidak masalah. Yang penting dia memaksa diri untuk t
ur, dan berakhir dengan dia menjadi bangun tidur terlambat. Waktu men
an pukul sepuluh pagi. Dia sama sekali tidak mengira kalau akan b
kamar mandi. Sungguh, dia benar-benar tidak enak bangun terlambat.
skan ingin membantu pelayan untuk membersih-bersihkan penthouse milik Jo
seorang pelayan terkejut di k
r bawahnya pelan. "A-
tugas saya. Lebih baik, Anda menemui Tuan Joseph. Beliau tadi berpe
renang?" ulang Is
. "Iya, Nona. Tuan Jose
pelayan-dan menuju ke kolam renang. Debar jantungnya berpacu kencang seakan in
ur
Gadis itu tidak berani beranjak mendekat ke kolam. Yang dilak
rdiri cukup jauh dari tepi kolam. Dia berenan
menunjuk dir
emangnya ada siapa
ndekat ke tepi kolam. "Aku minta
mbuat tidurmu terlalu nyenyak sampai bangun
tiba kakinya sudah ditarik oleh Joseph, hingg
ur
ih apa pun agar bisa muncul di permukaan. Joseph yang melihat Isabel
osep
sekali!" seru J
Gadis itu memegang bahu Joseph. "
anik mata hazel Joseph, mena
. "Iya, aku tidak
sebenarnya kebisaanmu? Aku lihat fisik
gigit bibir
akan padaku, kalau kebisaan yang ka
Isabel tidak lagi menggigit bib
untuk kesalaha
hanku, dan untu
nya minta maa
k tak berani m
ara dengan seseorang, Isa
sudah kau berikan tumpangan tinggal sementara di penthouse-mu. Hm, apa kau berkenan aku menjadi salah satu pelayanmu? Aku akan memb
n yang muncul di dalam benaknya, namun pria itu memilih untuk mengabaikan s
i. Aku tidak membutuhkan pelay
ah membayarku, Joseph. Aku hanya ingin berterima kasih
nya. Dia hanya sebantang kara. Tidak memiliki siapa pun. Hal itu
u tahu berbalas budi. Namun, sayangnya Joseph tidak tertarik untuk menj
?" Joseph menarik dagu Isabel, me
sudah pasti bibirnya akan menempel ke bibir Joseph. Sungguh, ini benar-benar moment ya
s bibirnya. Ujung hidung Joseph sudah menyenggol ujung hidung Isabel.
hat Isabel yang gugup. "Balas budi padaku sangat
lam yang dingin semakin membuat bulu kuduk Isabel berdiri. Posisi tanga
uruh organ dalam tubuhnya seakan meronta di dekat Joseph. Ini benar-benar membuatnya menj
"Relaks, Isabel. Jangan tegang. Aku akan memberi tahumu nanti. Yang p