g berada di ruang kerjanya dan melakukan panggilan video
menendang pintu kamar sebelah
Nate menjadi cemas dan bers
i, samar-samar
ar mandi, mendapati kamar m
rjongkok, mencoba bangki
dan Leanna berseru kaget sambil me
tubuh Nate, aroma sabun mandi cair k
na harus menenangkan napas, khawatir pria itu
bertekad untuk melak
ikit miring ke atas. Dia sengaja mengembuskan napas
dalah tempat yang pali
ada lembut, "Om, sepe
dan "secara kebetulan", wanita itu memiringkan kepalan
danya. Sedikit penyesalan memenuhi dirinya, andai saja dia memiringk
enimbulkan peras
merasakan kehangatan menyebar ke seluruh tubuhnya d
lnya yang hanya menutupi
nna terlihat, memperlihatkan sekilas kulit mulus yang menggoda. Dit
gannya yang nyaman, seolah-olah tidak menyadari dampak
g panas, lalu menyelimutinya. Tatapannya menajam saat dia menegurnya, "Bukankah aku
a membentuk senyuman tidak ramah "Apa maksud di balik pakaian
rayunya, tetapi nada bicara pria itu ha
jika aku berpakaian tipis di kamarku sendiri? Aku belum pernah keluar
mu masih bangun selarut ini? Apa
m berisi air hingga terpeleset. Memangnya kenapa jika terjadi kecelakaak-baik saja. Sebaliknya, dia memilih untuk mengkritik pakaiannya dan m
Dia berjongkok dan menghela napas. "Bagaimana kamu
h oleh air mata, dan dia bertanya, "A
diri tegap, menatapnya dengan tatapan tajam. "Leann
ata, kekecewaan
a seperti itu? Apa dia benar-benar meliha
ya, "Aku jelas mencoba menggunakan p
e tidak hanya gagal, tetapi jug
mah sakit?" Nate menghela napas pasrah, mengeluarkan kakinya de
ngsung ke jantungnya. Dia buru-buru menarik kakinya, menyembunyikannya di bawah seli
lau besok masih terasa sakit, minta B
g harus mengantarn
n pergi, Leanna m
saat di bangku SMA dulu. Meski berada di luar negeri untuk urusan bisnis
parah, kakinya han
erban, Nate segera kembali ke p
selama beberapa waktu. Namun kemudian, dia menemukan kebenaran, Nate bergegas
an cederanya, mungkin saja Nate
didekati. Terkadang, dia membuat Leanna merasa disayangi. Akan tetapi, ke
i entah bagaimana terus membuatnya