an segera ke restoran yang sudah diberitahukan olehnya.
dia akan tiba setengah jam lagi k
r nggak nen
k. Aku
rumah sama Papa kamu. Lagian kam
endiri kan kalau kesalahan itu nggak
masal
g kemari, kalau Anjani datang sudah pasti digampar oleh neneknya Al
rsama sampai An
datang. Wanita itu menghampirinya dan ia m
nya dan berkata. "Nen
h neneknya yang juga menyambut hanga
diusir olehnya ketika terlambat datang ke kantor. "Barusan Nenek cerita sama kamu soal dia. Ne
varo mati kutu karena neneknya di sini dan bertemu dengan Anjani. "Kaki saya sudah membaik
kantor itu. Tapi nggak apa-apa. Ha
dari perusahaan adalah Alvaro. Berarti dia konsisten untuk s
kerja di s
ari. Kebetulan restoran ini punya cuc
r antara mereka. Anjani langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat menca
ng tadi mau istirahat. Nenek pulang dulu, ya. Aku mau ngomong
rena sudah bertemu dengan Anjani mungkin akan
ani masuk ke dalam ruangan khusus dan menatap wanita itu dengan lek
ekuatan supranatural, ya. Juga nggak ada tuh tulisan 'Neneknya Alvaro' di kalung Nenek. A
tas apa yang aku lakukan ke kamu tanpa dengerin penjelasan kamu di kantor waktu itu. Dan yang keti
tahu
i paham. "Surat kontrak kamu sudah aku kerjakan. Tinggal tan
an dia memeluk tubuhnya sendiri. "Pikiranmu lia
u kelihat
aaa
wanita ini. "Kamu itu nggak ada rem ya
a. "Ya udahlah, yang p
rumah seri
or rekeni
an kepala menatap Alv
akku sudah mumet, Anjani. Jangan tambah beb
Pak. Sumpah n
omor rekening kamu. Kita ketemu besok di
aku bany
mulai h
n mengirimkan
mu jangan lari. Gaji kamu beda nanti. Itu sebagai permulaan. Janga
deh
dari uang yang disebutkan tadi empat pu
ng itu untuk biaya kamu selama tinggal nanti. Sedangkan ga
senyum pad
n kesadaran. Kenapa wa
pertama kali ini terlihat berda
n pakai celana p
. "Aku nggak puny
ke
oleh dipak
ap-siap juga. Ohya aku lupa bilang, restoran bukan hanya satu ya. Nenek se
eh
i kamu urus apa yang jadi keluhan. Kamu nggak setiap hari kelilingi s
k, P
panggil Bapak. Aku nggak per
kesal dengan jawaban dari pri
balkan, nggak ngo
gan pertanyaan yang sama. "Aku sudah bilang ak
butnya. "Aku mau gila
tujuh. Ya jalani
ni. Kamu benar-benar wanita
Nggak boleh benci sama orang, ya. Mama pernah bilan
oleh Anjani. Kalau boleh jujur, Anjani
kepalanya dan kemudia
a kasi
! Yang ada kamu ya ya
be
a seperti Anjani. "Tanda tangan itu dulu d
awa barang k
seperti tadi. "Nenek sepertinya bakalan nyariin kamu terus. Inga
begitu. Ini sudah aku tanda ta
ebagai bukti kontrak kerja dan surat