aan Yang Ber
pa d
ejak tadi bersembunyi karena takut menjadi gemetar. Ia berpikir orang yang
an itu ingin menindasku
unyi. Lalu segera meraih vas tersebut. Gadis itu berniat memukulnya menggunakan vas. Dengan
tunduk pada pelayan jahat sepertimu!" Tya berteria
mpu menangkis pukulan Tya yang diarahkan padanya. Sementara membuat dir
ia lawan bukanlah pelayan tadi. Melainkan seorang pria dengan tubuh kekar yang berotot. Tmencekam, apalagi tangan yang m
suara parau yang terdengar berat memecah ketakutan.
mpit tubuhnya yang kecil. Bahkan vas yang sedari tadi ia gunakan untuk memukul pria itu
berteriak, membuat
h kamar pengantin, Gegas Ben menghampiri sumber suara
as memburu. Seketika mata Ben membulat saat me
geras, tidak lain adalah Panji Alfonso. Seorang
ada Ben yang terlihat takut pada pria yang berani masuk ke kamar
mengomentari Tya karena pakaiannya terlihat biasa. Pakaian sederhana ya
eperti itu, Lantas Tya p
bukan gadis dekil yang kau tuturkan!" protesny
ik karena sikap berani gadis itu. Pasalnya, tidak ada seorangpun yang berani menghina bahkan menggertaknya. Karena popularitasnya yang baik sert
enyadari bahwa aku cantik, sehingga bibirmu terus
iri dengan berani menatap tuannya. Dia sangat takut, jika sewakt
tika wajah Panji tersirat senyuman, saat t
ngan gadis ini," ucapnya. Terlihat senyum
eluar. Namun Ben mengabaikan pertanyaannya. Tya sangat penasaran pada identi
ji tidak melukai anda," batin Be
di antara kamar pengantin. "
angkat dagunya, ia menetap Panji denga
embuatnya semakin tertarik. "Gadi
pengantin ini. Sebab, suamiku akan segera datang!" tegas Tya m
menikah dengannya adalah pria yang menatapnya dengan intens, apalagi pria it
uh tak acuh. Ia terlihat menyukai sikap Tya yang berani.
nyilang kaki. Gayanya terlihat mendominasi, seolah-ola
uar
lum suamimu datang." Panji sedikit menggodanya. M
rbuatanmu yang melecehkan ku pada t
m masalah hukum pada pria yang
genap berusia 30 tahun tertawa lepas. Sebab,
tangannya kembali menatap i
Meskipun seorang duda kaya, ia memiliki hasrat seksual yang besar terhada
dari pandangannya. Sehingga membuat ga
nmu menyentuhku?!" Tya berteriak memberont
endekatkan diri pada tengkuk miliknya. Tya, merasa telah membuat k
an dirinya. Marah dan terhina, sungguh membuatnya tidak te
uannya. "Jangan mendekat! Aku
ghentikan aksi Tya, yang berusaha menyakiti dirinya. Saat pis
aaf." Pisau yang tajam mengingatkannya pada
membuatnya langsung pingsan. Sontak membuat Tya terkeju
bang