k Emily, membela
e
benar terbakar. Karena pekikan tertahan itu membuat mulut Emily terbuka dan Arion m
Emily dengan kasar dan merubah kecupan ringa
apa yang Arion lakukan saat ini. Namun, semakin kuat ia melawan semakin dalam pula
mbuat Arion berulah, kini bukan hanya sebuah lumatan. Arion kini memasukkan lidahnya
darannya, kesadaran menahan diri. Tidak terlena untuk situasi ini yang akan membuatnya lul
. Pegangannya yang kuat di lengan Ario
lak dan berusaha menahan ciuman dari Arion. Kini dia perlahan mulai mengimbangi ciuman yan
itkan gairah yang selama ini terpendam. Emily membuka mulutnya, mempersilahkan Arion me
an kembali bercumbu. Dan dengan hisapan kuat Arion melepaskan ciuman panas itu, netra mereka saling b
engan mudahnya membopong tubuh Emily ala bridal membuat Emily terperangah tak per
ingin membuat Arion kesulitan dengan perasaannya. Dia sebisa mung
ini ia jaga. Apa yang harus ia lakukan? Menolak pesona Arion saat ini r
a gapai kini sedang menat
at wajah Emily merona merah. Seraya pria itu merebahkan tubuh Emi
tasan yang selama ini ia buat. Dia tidak peduli lagi, dia akan memperjuangkan Emily,
dengan penuh damba. Emily sendiri membalasn dengan tidak kalah panasnya. Suhu tubuh ked
semakin menuntut dan semakin turun menelusuri tengkuk leher Emily.. Bahkan tanpa ragu Arion melepaskan tankt
mperlakukan tubuhnya dengan begitu lembut. "Emily," Suara serak Arion yang berada tepat di telinga Emily. Napasnya terdengar beg
h panas yang saat ini menyelimuti dirinya. Dia tidak ingin melakukan hal ini karena di bawah pengaruh obat terkutuk ini. Dia
ily, dia sudah begitu lama mengaggumi Emily baik dari parasnya yang begi
ik Emily begitu lekat, "Maafkan aku..." ucap Arion dengan napas terengah-engah s
lembut kulit wajah Emily, dan kini jemarinya mengusap bibir Emily dengan begitu lembut. Hal itu membuat Emily merasa
nya menerbitkan senyuman yang begitu indah dan memukau, "Aku menyukainya, Yon." Ucap Emi
kan keningnya, "
ia rasakan saat ini. Untuk apa ia malu di saat Arion sudah mengatakannya dengan begitu je
cekat oleh gerakan posesif itu, dan dia membiarkan dadanya yang hanya terbungkus bra itu pasrah berada begitu rapat deng
kanmu dan aku menyukaimu." Lanjut
e
embali menekan gairah yang begitu kuat dalam dirinya, "Jangan mengatakan hal berbahaya seperti ini, Em
't –maka