makanan. Meskipun keluarga Raquel menganggapnya sebagai tamu, tapi Zee yang tak biasa
k aja di pinggir wastafel," ujar seorang wanita paruh baya sam
deh biar cepet beres," tawar Zee
u buang sampah aja di depan. Bentar lagi truk sampahnya
sisi dapur yang berbeda untuk me
ik ya. Nanti kita kena sanksi!" teriak si Bib
as Zee seten
h untuk menyambut kedatangan orang yang datang. Akan tetapi, Raquel yang baru saja turun dari mobil itu berjalan dengan langkah kes
Raquel bingung
sapa Irwan yang menyusul k
suami istri itu sambil m
mobil, Tan." Irwan menyerahkan tas
l sambil buru-buru meraih benda itu. "Ehm
balas Irwan kemudian balik badan untuk kembali ke mobil. Waj
anya tadi ke dalam tong sampah, mendadak mendapatkan panggilan telepon. Seger
setelah menempelkan ponsel pemb
ri di kamar nggak ada?" bala
Gue lagi buang sampah di depan. Ya, udah gue masuk seka
endadak berhenti tepat di tengah jalan. Zee membungkukkan badan sebagai tanda permintaan maaf. Irwan segera mengangkat telapak tangannya untuk tanda ia t
sih?" gumamnya d
i ada orang tiba-tiba
kalau nyetir," omel Nevan
mobilnya. Nevan terdiam sesaat, kemudian ia teringat sesua
nya Nevan dengan semangat. Irwan hanya melirik s
eluruh kejadian yang terjadi malam itu. Sedangkan cctv di lobby. Tidak merekam wani
ncari sosok wani
saya. Hotel itu memiliki sisi gelap yang
Nevan kembali
Dan hanya orang-orang tertentu yang memiliki
as kasus ini dan segera temukan wanita itu. Bagaim
k. Saya m
a bernafas lega. Ia kembali menyandarka
t spikes itu membatin, 'Gue janji akan bikin l
erlakuan kurang menyenangkan dari sang pujaan. Kedua orang tua Raquel pun sampai iba. Namun, mereka tak berani masu
cowok lain yang lebih tampan lagi," kata Zee sambil
jak kecil. Hiks. Hiks. Hiks. Dia idola gue. Hiks. Dia pangeran gue. Pujaan
g biasanya bikin dia bahagia? Mungkin dengan cara itu dia bisa mengert
aquel menangis semakin kencang. "Dia semakin cuek dan dingin, Zee. Bahkan, dia juga sering berkata kasar. Hiks. Hiks. Salah gue apa? Gue bingung." Zee
u ya! Pasti ada alasan kenapa d
esar. Kedua orang tua Raquel pun segera mempersilahkan anak saudara kandung Papa Raquel itu un
ta Mama Raquel deng
tersenyum lagi kok," timpal Irwan. Sembar
uara anak-anak. Reflek Raquel dan Zee menoleh bersama. "Halo, Raquel!" Irwan menggerakkan tangan boneka itu ke atas dan bawah bergantian. Meskipun masih cemberut Ra
n sama Raquel tadi siang. Apa loe pikir itu belum cukup menyakiti,
Bug
h paham! Tolong hentika
ar Raquel dengan nada li
Ra. Biar lela
Bug
ingat ucapan Zee tadi. Lalu ia juga ingat jika Irwan membutuhkan
l lantang. Sehingga membuat Zee